BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Kamis, 30 Juni 2011

Ya Rabb
alunan Melayu
melambung ke biru langitMu,
angin semilir
yang Kau kirimkan
meredap gemerlap jiwa
yang lelah akan dunia.
cinta lembut
yang tersampai lewat alam
membuatku rindu
berkhalwat denganMu,
lewat hati, ku capai
senyum cintaMu,
lewar rasa ku dapat
tenang bersama Mu
lewat akal
ku teteskan, bulir demi bulir
khilaf yang telah ku jalani.
lewat tenaga
kuharap bisa membalas
cinta yang telah terukir untukMu

Rabu, 29 Juni 2011

Jiwa...
bila kau sedih
Sebuah syair berkata tersenyumlah
Bila kau senang bersyukurlah
Jiwa...
Bila kau kecewa
Lukiskankan ia lewat derai-derai imanmu
Bila kau terluka,
Sembuhkan ia dengan tetes-tetes sabarmu
Jiwa,...
Kau lemah,
Maka jangan sekali-kali mennyakiti jiwa lain
Jiwa...
Biarkan semua mengalir dan ikhlaskan dengan sebuah garis yang bertemu diujung
Mendekatlah, dan biarkan semua
Bila letih
Beristirahatlah
Dan tunggulah waktu itu
Tapi ingat, kau tak kan kembali
Jiwa,
Luka adalah cinta
Cinta dari Sang Kuasa
Taman Angrek, 29 juni 2009. “NCI”

sttt... u

Geri bertemu 2 orang yang sama-sama ingin mengakhiri hidupnya, Jason dan Thomson.
Sebelum terjun Jason terlihat ragu-ragu dan berpikir cukup keras hingga keluar keringat dingin. Geri, seseorang yang dari tadi melihat Jason segera menghampiri dan menanyakan perihal keberadaan Jason di jembatan yang terkenal banyak orang mati bunuh diri itu. Jason menceritakan masalah-masalah dan perihal keberadaannya di tempat itu. Teryata benar, Jason ingin mengakhiri hidupnya di tempat itu. tetapi kemudian ia teringat akan perbuatan-perbuatan yang ia lakukan dahulu dan bayangan-bayangan itulah yang membuat ia saat ini kebingunggan dan ketakutan hebat. Bingung karena ia sudah tidak kuat menghadapi masalah hidup dan takut, takut bila ia sudah mati apakah ia akan lepas begitu saja dari semua masalah. Ia takut, takut akan dosa-dosanya yang telah lalu. Apakah Tuhan akan mengampuninya? Bila tidak, tambah sengsaralah hidupnya nanti. Akhirnya Geri menyuruh Jason pulang dan kembali memikirkan hidupnya.

Orang kedua bernama Thomson, di tempat yang sama, hanya selang waktu 1 hari dari kejadian Geri bertemu Jason. Kembali Geri mendekati Thomson dan bertanya sedang apa ia di jembatan tempat yang dikenal untuk mengakhiri hidup itu. singkat cerita, Thomson sama seperti yang lain, ia ingi mengakhiri hidup ditempat itu. lalu Geri bertanya lagi padanya.
Geri           : “Apa Engkau tidak takut mati?”
Thomson : “kenapa aku harus takut, setidaknya bila aku mati maka aku tidak harus memikirkan beban masalah yang kini ku hadapi.”
Geri           : “Engkau salah. Bebanmu akan bertambah dan semakin banyak. Engkau tidak akan dibiarkan merasa tenang setelah kau mati.”
Thomson : “Apa??”, dengan roman muka yang marah ia melihat ke Geri.
Geri           : “Bila Kau mati maka kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu selama ini. Apa sudah siap?”, hardik Geri dengan penuh santai.
Thomson : “Siapa yang akan bertanya padaku bila aku mati. Oranglain saja tidak peduli denganku.”
Geri           : “God.., Dia selalu memperhatikanmu”
Thomson : “Heh, aku tidak percaya tuhan.”
Geri           : “Lalu kenapa kau bisa berada disini sedang liberti berdiri disana? Mengapa ia tidak terjun dan mencoba bunuh diri seperti kau kini. Mengapa ia tidak makan, padahal kau selalu lapar. You have God, Man. Itulah sebabnya kau merasa kecewa, frustasi bila keinginanmu tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal kau hanya perlu waktu. Waktu yang pas untuk mengapai semua itu. dan itulah ujian dari tuhanmu untuk melihat kesabaranmu. Sanggup atau tidak. Berhasil atau gagal.” Thomsom terdiam entah berpikir atau meronta dalam hati. “Kau punya Tuhan, dan Dia tidak menciptakanmu asal-asalan.”
Jambi, 29 Juni 2011. J.16.36

Selasa, 28 Juni 2011

kisah zaman bahela

Tak usah bertanya judul, karena ku tak tahu judul
Rafiqotul Ifadah
Katanya tugas pertama seorang penulis adalah menulis. Tapi sayang, apa yang aku lakukan sekarang? untuk menulis saja rasanya mumet. Begitu banyak syetan-syetan dalam berbagai bentuk merayuku untuk tidak menulis. Tapi ya itu. Satu lagi kukatakan bahwa aku malas menulis ples binggung apa yang harus ditulis. Oh Tuhan... adakah sesuatu yang bisa membuatku menulis dan menulis???
Tuhan tak menjawab pertanyaanku, karena itu pertanyaan konyol yang tak perlu dijawab oleh Rabbku.
Terkadang, bila ada ide datang, maka aku kan bersemangat untuk menulis. Tapi sayang sekali lagi sayang selalu saja ada gangguan. Sepertinya aku tidak di takdirkan untuk diam sendiri dan menulis.
Ketika pagi datang terkadang matahari datang lebih dulu dari kesadaranku lalu ku harus memulai aktivitas rutin yang... yang harus kujalani pastinya. Sambut hari dengan keikhlasan
 Ayo tersenyum Fa, ini hari yang harus kau taklukkan lagi. Pasti bisa!! Penyemangatku dalam hati. Tapi sayang, kadang mantra itu tak mompan dibanding dengan ramuan malas ala syetan. Meskipun begitu waktu tetap saja tak mau berkompromi denganku. Mau aku malas, rajin dia pasti tetap bergulir. Dan aku benci hal itu. Saat tak bisa melakukan apa-apa aku merasa tertipu. Tertipu oleh waktu. Tercuri, tercuri oleh detik kecil yang tak pernah ingin berhenti menerorku.
Hah... mungkin itulah hidup. Pantas saja Rabbku bersumpah didalam firmannya yang dititipkan kepada seorang manusia sempurna yang tak pernah kutemui, bahkan didalam mimpipun ku takpernah berjumpa dengannya. Mungkin karena terlalu banyak hal yang kukerjakan tapi tidak sesuai dengan keinginan Rabbku itulah yang disebut maksiat kata dosenku. Seorang Imam pada zaman dahulu juga pernah mengadu kepada gurunya kenapa dia susah sekali menghapal. Sang gurupun menjawab “Tinggalkanlah maksiat, karena sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya itu tidak akan bisa masuk ketempat yang kotor” kurasa kurang lebih begitulah kalimat yang kuingat. Bila salah, ya cukup di maafkan saja, karena waktu tak bisa membawaku kembali pada saat aku menerima penggalan kata itu.
Oh tidak, ayolah Handphoneku, jangan membuatku kehilangan waktu. Ya sudahlah, mohon maaf saja kepada yang mengirim pesan untukku saat ini.
Handphoneku rusak, ya biasalah made in Makhluk. Kita aja bisa sakit, masa benda gak bisa sakit. Betul?betul. harus setuju. Mau tak mau.
Wah, udah jam setengah satu kurang semenit nih! Aduh, aku gak bakal tahu apa yang terjadi beberapa jam lagi dikantor bahasa. Oh no, piring-piringku didapur belum sempat ku bersihkan. Aduh... Tidak.
Apapun yang terjadi, inilah jadinya.
Kak Tari... Afwan...
Jadi penasaran, kira-kira wajah kak Tari ntar gimana ya waktu baca tulisan aneh ini???
Ada puisi lama gak ya yang bisa di bawa tuk mengganti tulisan aneh ini???
Loading...
 Ah, satu lagi. Ada apa dengan duniaku. Mengapa?terlalu banyak pertanyaan yang tak bisa terlontar. Bukan karena tak sanggup. Tapi kadang telah lelah sebelum berjuang.
Salah satu web yang diklaim ternyata punya yahudi, malah dipenuhi oleh........, oleh orang yang dianggap mengenal baik Islam. Aku gak tahu apa aku yang terlalu berpikir sempit atau gimana. Tapi, kenapa mereka bebas sekali menggunakan fasilitas yang jelas-jelas menyumbangkan dananya untuk menghancurkan umat Islam dibelahan bumi sana.
Bila hanya beralasan bahwa agar kita bisa mengambil manfaatnya. Manfaat apa??? Kenapa keluarga, kenapa sahabat,?. kenapa kalian melakukannya? bila itu alasan kalian, ada perumpamaan yang ku gambarkan berdasarkan penglaman pahit yang teramat sakit dan mencabik-cabik. Perumpamaan rumah sakit kristen yang jelas-jelas ada gambar salib, patung dan sebagainya dimana di rumah sakit itu dihuni/dipenuhi oleh orang Islam. Sobat, masihkah kau akan beralasan yang sama sementara masih banyak rumah sakit lain yang juga tak kalah hebat. Atau jangan-jangan kepercayaan kita terhadap sesama muslim itu sendiri telah pudar??? Jawab saudaraku, jawab dengan hati yang kau punya saat aksi menentang zionis israel. Jawab sahabat! Jawablah dengan isakan yang kau keluarkan ketika melihat jutaan saudara seaqidahmu diregut nyawa-nya.
Sobat, apa benar kita umat muslim sudah tidak cerdas? tidak hebat? atau mungkin bodoh?sehingga kau lebih percaya pada orang yang bukan saudaramu? Atau jangan-jangan bukan karena tidak memiliki kualitas itu, tapi karena kau yang telah mematikan kualitas mereka didalam penglihatanmu.?
Saudaraku...
kenapa kita memilih suatu kaum yang  jelas-jelas tidak mengakui Tuhan Penciptanya atau dengan memilih standar berlabel KTP keislamannya, padahal kita tahu ada kaum yang jelas ke Islamannya. Meskipun tidak ada orang yang suci dari kesalahan, tapi, yakinlah ada orang yang mencoba mengecilkan kesalahan-kesalahan itu dengan mengharap Ridho Allah SWT.  walahu’alam bishawab.
***
X: “mau kemana Bu? Pagi-pagi gini udah rapi aja.”
Y: “iya donk, kayak gak tahu tugas aktivis aja”
X: “ciye aktivis.... iya deh. Piring di dapur udah dicuci belum”
Y: “ntar ajalah aku udah telat.”
X: “Glek!!! Aduh gimana nih, katanya aktivis kok aktivitas rutin malah terkikis?”
Y:
***
Aduh, aku bingung nih, kayaknya gak enak ya punya barang mahal?
Kenapa?
Habis setiap kali kita tinggalin, cemas aja bawaan. Takut ilanglah, takut rusaklah, pokoknya kebnyakan was-wasnya. Pusing deh. Tapi kalo gak ada barang itu, biasanya kita bakal kesulitan, ada aja, jadi telat kalo gak ada kendaraan, jadi susah berkomunikasi kalo gak ada hp, susah berkreasi kalo gak punya laptop. Pokoknya banyak deh. Kadang bingung sendiri. Kayaknya pada zaman ini kita banyak dituntut. Dituntut bekerja dengan cepat, dituntut giat, dituntut untuk menjadi sempurna dengan segenap keterbatasan. Dan untuk memenuhi semua tugas itu diperlukan beberapa fasilitas yang kadang bukan selembar daun yang bebas kita petik dari pohon. Jadi wajar terkadang panik bila benda padat itu kita sayangi.
Tapi tidak sobat?masih ingatkah dengan sebuah sabda Tuhan PenciptaMu, Tuhan yang mengetahui apa yang tidak kita ketahui, yang menguasai semuanya, termasuk desir nafasmu itu.
Perkataan yang menghengtakkan kita tentang harta dan apa-apa yang kita cintai
“janganlah barang perniagaan, istri-istri mu, barang perniagaan membuat kamu lalai mengingatKu”(lupa ayatnya, cari!!)
So, semua pasrahkan kepada pemilik aslinya, dan sadarilah engkau tak punya apa-apa di dunia ini, semua adalah fasilitas yang diberikan oleh Zat yang menyayangimu, Zat yang selalu menjagamu, Zat yang memberi walau sering kau tak tahu terimakasih, Zat yang sering kali engkau lupakan, engkau duakan, engkau lalaikan, engkau tinggalkan! Kembalilah jiwa, kembali kepada kebeningan yang dulu pernah terukir manis didiri. Kembalilah jiwa, dengan segenap keikhlasan dan rendah diri kepada Pencipta mani yang mengubah menjadi segumpal daging dan berakhir padamu didetik tulisan ini.
(surat,penciptaan manusia)
Walahu’alam.semoga tulisan in bermanfaat untuk menjernihkan air yang keruh, dan membeningkan air yang jernih. Rabb, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau dan rasul muhammad adalah seorang yang mulia lembut akhlaknya, kuat imannya. Pantaslah ia menjadi kekasihMu. Do’akan hamba Rabb, semoga aku bisa meniru kekasihmu itu agar ku bisa menjadi kekasihmu juga dan bantu hamba mengnal manusia sempurna itu agar bisa aku mencintainya sehingga bisa bersahabat dan saling berbagi kasih, meski kami tak pernah bertemu di dunia ini. Rabb,bantu hamba untuk mencintaiMu, RasulMu, orang-orang yang Kau kasihi, agar terpercik kasih itu kepadaku sehingga ku tergabung di golongan mulia itu. Engkau yang Maha Mengetahui Rabb. Matikan hamba dalam keadaan beriman. Amin
Jambi, 11 juni 2009 kamis
J: 13:54
***
Aku kecewa ketika tahu ada penggerak yang mengusung nama dakwah, memperjuangkan Islam, justru terkurung dalam lingkaran setan yang menyatakan bahwa ia suci, dan yang lain salah. Ihwah, sesuci apa kita dihadapan Sang Rabbi, sehingga mengatakan yang lain salah???
Ihwah...
Masih ingatkah kau dengan perkataan yang pertama kali kau haturkan ketika kita bertemu dulu? Kumpulan ini bukanlah kumpulan orang-orang suci, tapi kumpulan orang-orang yang ingin suci. Ihwah..., apa kita termasuk orang munafik? orang yang berbeda perkataan dengan perbuatannya. Nauzubillah
Ihwah. Bukankah kita satu? Mengapa tidak kita jadikan segala sesuatu dakwah? Bila ada yang salah tinggal kita beritahu saja kan? Karena toh kita juga tahu bahwa Agama adalah nasehat. Sehingga dengan saling mengingatkan dan menasehati Islam bisa lebih cepat menyebar. Dan memang itulah harapan kita serta tugas kita dilahirkan di bumi ini. Walahu ‘alam.
***
Teman, apa yang kau pikirkan sebenarnya, kenapa engkau rela memakan bangkai kawanmu sendiri dan dengan leluasanya tanpa bersalah. Teman, kenapa Engkau menjatuhkan tidak hanya dirimu tapi juga Islam dengan tingkah lakumu. Sadarkah sobat, semua yang sudah dilakukan. Kita punya salah, tak ada yang sempurna, kau tahu, tapi sudahlah... sesakku mengingatnya. Apa kau tahu. Engkau adalah salah seorang yang aku panuti, kagumi, teman... aku sedih, kecewa ketika orang lain membicarakan tentang kejelekanmu tapi kenapa kau lakukan itu, terhadap teman-temanku juga. Sobat, kenapa kau kecewakan aku? Bila kau adalah temanku, dan dia juga temanku apa kau tak mau berteman dengannya??? Bila kami bersalah, katakanlah langsung bahwa kami harus berubah, jangan kau sebarkan aib kami, karena dengan begitu engkau telah menyebarkan aibmu juga. Sobat... maafkan aku. Aku kecewa sobat pada perbuatanmu itu, bener-bener kecewa. Semoga tidak terulangi. Kau temanku dan kau adalah seorang yang harus aku hormati. Love you coz Allah.
***
Mau kemana ca?
Bandung?
Ngapain?
Nyari ihwan
                Glek!. Meskipun asal-asalan, jawaban cewek imut tadi patut diresapi dengan amat sangat teliti. Sebenarnya ica, salah satu mahluk wanita yang kesel melihat ulah kaum adam ditempatnya. Kenapa?? Karena orang-orang terkasihi disekeliling ica (kaum hawa) yang sebenarnya pantas menikah belum juga menikah. Bukan karena tidak mau, tapi sepertinya betapa sulit mencari sang pangeran yang sanggup mengarungi samudra rumah tangga. Ciye, sok tahu. Ngerti aja kagak. Stt... serius.
Satu pertanyaan yang perlu kita tanyakan berdasarkan uraian si kecil tadi adalah? Apakah ditempatny tinggal sudah tidak ada laki-laki lagi, sehingga wanita harus pergi ke kota lain untuk mencari dimana tulang rusuk itu berasal atau jangan-jangan memang tulang rusuknya tidak ada disini kali?. Itu bila kita lihat dari sisi si wanitanya. Tapi bila kita lihat dari kaum adamnya, apa bener sang wanita harus repot-repot nyari pria ke tempat lain, sementara dikotanya juga bejibun lelaki yang belum berumah tangga tapi pantas berumah tangga. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah Apakah pria dikota itu pengecut? Atau mereka lebih betah melajang dari pada berumah tangga?kalo takut kekurangan uang bukankah Allah sudah berfirman (tentag miskin akan ditambah. Cari! ) apa kalian tidak percaya dengan janji Tuhan itu? Atau... kemungkinan terburuknya adalah apakah pria ditempat ini “pemilih”??? Nauzubillah. Apa kalian sudah lupa sobat tentang firman Tuhan tentang memilih pasangan. Atau lagi, kalian merasa belum sanggup berumah tangga. Aduh, ihwah... ni aku kasih bocoran beberapa alasan kenapa sih kamu harus buru-buru nikah kalo udah waktunya.
Yang pertama : dengan nikah, kamu bisa ngejaga tulang rusuk kamu itu. Karena dunia luar ini terlalu riskan. Sedangkan kami para wanita tidak bisa melepaskan diri dari dunia luar karena kita sama-sama tahu. Inilah ruang dakwah kita.
Nyang kedua: hanya menyeritakan kisah dari seorang dosen pria ketika mengajar. Ia berkata bahwa dia menyesal nikah di umur yang sudah tua (baginya). Karena saat ini umur anaknya masih sangat kecil dan masih butuh perjalanan panjang untuk merawat anak kesayangan menjadi sholih dan sholihah, sementara umurnya entah cukup ntah tidak untuk mengemban amanah sampai anak-anaknya nanti menikah (kebetulan anak-anaknya saat ini wanita).
Walahu’alam
***
12 juni 2009, jum’at
Hari ini aku gak siaran lagi. Entah kenapa keraguan itu datang lagi. Aku binggung masih tetap mau siaranatau ngak. Bener-bener bingung Rabb. Ampuni hamba. Disatu sisi aku menyukai aktivitas itu dan sulit untuk melepaskannya. Karena udah ngerasa gimana gitu coz dari pertama radio sah ada penyiar, aku termasuk tergabung dalam orang-orang yang awal-awal jadi penyiar. Jadi rasanya berat banget bila harus dilepskan begitu saja. Rabb, berikn aku petunjukMu. Di sisi lain, tubuhku yang mungil ini terkadang tak sanggup memikul beban-beban yang terkadang bahkan sering kulallaikan. Aku bukan tipe orang yang suka ngeliahat orang lain kecewa. Namun kadang susah sekali untuk menggantikan siaran bila ada penyiar yang berhalangan on aoir. Dan terkadang peristiwa itu imbas ke aku. Kadang ada rasa malas banget siaran. Pingin dirumah. Tapi selama ini aku berusaha agar jadwal ayng bisa ku sanggupi selalu ku isi. Beberapa waktu jadwal itu sukses tapi terkadang aku sempat ngedropo juga lihat semua amanah yang keteteran karena aku gak bisa mengatur waktu. Dan tahu gak diari, terkadang aku mulai mencari celah untuk membenarkan diriku. Contohnya, aku mulai memikirkan tentang aurat wanita, apa benar aku bekerja di suatu tempat dimana suara adalah modal utama. Lama ku termenung tentang pertanyaan itu dan akhirnya aku mencari jawaban sendiri berdasarkan pertimbangan membenarkan diri. He...he... dasar gak mau kalah. Tahu apa itu keluarga, ups!! Pertama, dengan siaran di radio, tu berarti aku bisa belajar mencari uang sendiri. Kita tahu bahwa mencari uang itu susah, apa aku mau melepaskan kesempatan ini?. Banyak orang yang ingin menjadi penyiar gtapi susahnya minta ampun. Nah, sedangkan aku, udah masuk gak tes, punya pengalaman gak ada, suara pas-pasan, wawasan juga kadang butek eh digaji pula. Apa lagi sebenarnya yang kurang. Disini aku juga bisa mengibur diri dengan nasyid-nasyid yang menyejukkan batin, bisa berbagi ilmu lewat radio kepada semua orang yang cakupannya subhanallah se jambi, bukankah itu suatu keuntungan yang besar, karena ada hadis yang mengatakan bahwa bila seseorang mendapat hidayah karenamu maka itu nilainya lebih baik daripada unta merah (kalo gak salah hadis itu ditujukan kepada Ali), kemudian di radio aku bisa belajar berbicara, mengenal lagu-lagu islam, dan ilmu-ilmu yang ku bawakan bisa menempel, karena itu adalah tuntutan penyiar. Banyak lagi ilmu yang ku dapat, belajar disiplin (karena seorang penyiar harus disiplin), belajar bekerja bersama (sebelum memauki dunia perkantoran, kita udah punya pengalaman begini rasanya bekerja bersama-ada sedih, duka, kecewa, tapi banyakan seneng-), aku juga belajar program ini itu, belajar tentang giman berorganisasi di radio, dsb. Tapi yang paling melekat dihati aku saat ini mengenai sebab-sebab kenapa aku masih tetap ingin bekerja disana adalah aku ingin melatih diri bahwa mencari uang itu susah, butuh pengorbanan. Aku gak bisa selamanya bergantung dengan uang papa dan mama. Aku harus bisa memikirkan gimana jalanku nanti untuk bertahan hidup. Cukup laam aku memikirkan bagaimana cara mencari uang dengan cepat dan mudah tanpa perlu aturan alias semaunya dewe tapi tak ada yang tersaring masuk. Kemudian aku mulai memikirkan gimana nabi mencari uang, gimana para ulama mencari uang. Tapi, sulit kurasa untuk mengikutinya,  karena zaman ku saat ini menuntut kita harus bisa memenuhi semua kebutuhan. Mungkin aku bisa menahannya sendiri untuk saat ini tapi apakah aku bisa nantinya??. Ku pikir-pikir ternyata mencari uang itu emang sulit mama dan papa harus pergi pagi, pulang siang, mana tiap hari lagi, belum lagi kalo kerja, kita musti ada standar pendidikan alias S S gitu deh. He... susah banget keterima, deelel lah pokoknya. Pusingggg...
Hal yang kuhawatirkanlagi adalah, suaraku . aku takut suaraku malah membuat fitnah. Tapi aku udah punya rudal tuk menghadapinya. Kan, jambi Fm udah punya web, ntar disitu aku tarok aja foto sama abang agar dikira orang aku udah berkeluarga jadi aman gak ada yang gangu.h3... dan nanti ditulis di statusnya “not single” berarti menunjukkan aku gak sendiri biar dikira udah nikah tadi. Aku kan gak bohong, aku emang gak sendiri, karena ada teman-teman disekitar aku yang siap memegangku dikala jatuh, menopangku dikala rebah, mrebusku dikala salah. dan aku takut jika perkataan yang telah aku ucapkan takut gak bisa aku pertangungjawabkan (nauzubillah). Berikan petunjukMu Rabb, kutahu Kau tau mana yang terbaik untuk hambaMu. Walahu’alam. Dan sekali lagi aku bingung untuk berhenti atau tidak, karena ada nilai plllus sendiri yang kita dapat. Walahu
***
Mau bac sebuah tulisan pemikiran tentang kenapa oplet sekarang banyak ngebut?? Check it out
Kadang kita suka sebel,pas naik oplet eh tukang opletnya alias sopir seena’e dewe nyetir mobil, ngebut-ngebutan gitu deh. Kadang bikin syok, jantungan. Belum lagi kalo di mobil dipasang sound yang menggemburkan telinga. Gila... pasti itu yang kadang terlintas. Habis yang bener aja, kita Cuma pupnya nyawa satu dibawa bermain maut denga ngebut-ngebutan. Ya disatu sisi tu sopir emang slah, tapi disisi lain ternyata kalo dipikir-pikir, wajar aja mereka rebutan penumpang dengan cara dulu-duluan soalnya, penumpang yang naik oplet semakin dikit karena.... mereka kebanyakan sudah mempuynyai kendaraan sendiri-sendiri, ya gak sih???. Makanya tu oplet pada ngebut-ngebut, bis takut ntar jatahnya gak dapat atau bahkan berkurang, kalo begitu ya susah deh... tapi, disatu sisi, kita juga harus menjadi penyabar dan seorang yang percaya dengan janji Tuhan seluruh alam. Bahwa rezeki itu ditanganNya, yang penting kita udah berusaha dengan cara ngoplet. Jalan kita lurus, tidak merugikan orang itu adalah berkah kan?. J . jangan khawatir gak kebagian rezeki. Tahu ikan dilaut kan? Kalo dipikir-pikir sapa coba yang ngasih makan tu ikan sehingga hidup dan malah kita yang makan tu ikan. (Cari ayatnya!!!)
***
Dingin wihh... cool banget nyampe pilek aku dibuatnya.
Beberapa hari ini emang sedikit menguras tenaga bagiku. Mulai pagi, kuliah, siangnya ada aja agenda kadang rapat, kajian, tasqif, dll lah pkoke. Mpe perpisahan dengan sarjana dakwah yang dah lulusan. Pulang malam udah gak kena marah lagi coz minta izin dulu sih. Tapi cuaca juga mendkung kadang pas sore hujan turun jadi  ada alasanla sama bos pulang telat. Udah 2 kali aku kehujanan yang bener-bener basah. Yang rintik-riintik sih udah sering diterpa. Hehehe... Mujahidah euy. Amin..
4 juli 2009


Hidup tanpa Kata

Fani Aulia Mutmainnah

Mereka berkata kepadaku tentang duri-duri kehidupan
Mereka berbicara kepadaku tentang mawar yang akan merekah
Mereka mengajarkan kepadaku tentang pahitnya mengkudu dan lembutnya buih
Tapi mereka lupa memberitahukanku untuk terbang di kehidupan lepas.

            Aku adalah seorang wanita yang akrab dengan cerita-cerita barbie, angsa putih, cinderela, putri salju, putri tidur, bawang merah bawang putih serta cerita-cerita masa kecilku. Aku sangat ingat ketika dahulu waktu pertama kali aku meminjam buku putri tidur dan membacanya sambil tiduran. Aneh dan ajaibnya beberapa kali ku baca buku itu tidak pernah selesai. Karena aku selalu tertidur ketika dipertengahan cerita ataupun di awalnya. Sampai-sampai aku berpikir bahwa akulah putri itu dan mengharap sang pangeran kan datang bersama kuda tunggangannya.
            Tapi semua berlalu seiring perkembangan waktu, aku tumbuh menjadi putri di alam bawah sadarku dan berlaku seperti putri di cermin kehidupanku. Putri dari Jambi, kenyataan yang tak pernah aku akui sama sekali.
***
            Jambi. Kota kecil tempat kelahiranku di pulau Sumatra. Tapi dari dulu aku tidak pernah sadar bahwa aku orang Jambi karena di lingkunganku sudah banyak pendatang-pendatang yang bukan berasal dari Jambi. Begitupun orangtuaku, meskipun mereka lahir di Jambi, tapi sangat jarang membawa bahasa jambi asli di dalam rumah. Mungkin karena pengaruh saat mereka menjadi pengajar di tempat mereka bekerja. Hingga aku merasa bukan orang jambi meski tinggal di kota Jambi.
Bahkan 2 tahun tinggal di kota hujan pun tidak menjadikanku tahu apa keistimewaan yang bisa ku tunjukkan kepada teman-temanku saat gamelan, karawitan, dan bahasa sunda menjadi mata pelajaran wajib di sekolah dasar ini. Aku sempat stress ketika tahu bahasa daerah mereka menjadi salah satu pelajaran wajib waktu itu. Dan ternyata tidak hanya aku. Adikku yang berbeda 5 tahun dibawahku pun pernah menangis ketika tidak bisa mengisi ulangan bahasa sunda. Sungguh mengerikan karena kami bukanlah orang asli di tempat ini. Bila adaPR bahasa sunda, aku selalu minta ajarin dengan Teh Maya, dan sahabat-sahabat karibku di sekitar rumah. Bila sudah putus asa, terkadang aku melihat dan sharing dengan teman sekelas. Karena jujur aku blank. Artinya saja tidak mengerti apalagi bila harus membuat kalimat dengan bahasa itu. Innalillah... Tobat deh..
            Sedih. Kata pertama yang terbayang ketika aku harus pisah dari semua sahabat, tetangga, dan orang-orang yang sudah ku anggap sebagai saudara di kota yang setiap harinya membuat aku dan teman-temanku harus membawa payung dan mengangkat sepatu sepulang sekolah karena hujan dan banjir di dekat rumahku. Tapi aku bahagia, rumah kecil ini mengajarkanku kata berbagi dengan tetangga. Baik itu berbagi jemuran ketika mencuci, berbagi TV ketika menonton, berbagi daging kurban yang disate karena asap yang akan tercium kemana-mana. Tapi aku suka. Dan harus merelakan semua pergi di kehidupanku. aku akan bertemu  Hani dan Nur, 2 sepupuku di kota kelahiranku. Sebagai penguat untuk mengobati sedihku.
***
            Tempat tinggalku dijambi sangat berbeda dengan kontrakan di Bogor. Di jambi, aku tingal di tempat yang sulit di jangkau oleh kendaraan umum. Bahkan dahulu rumah-rumah yang ada di sekitarku tidak sampai 5 biji. Hani lah temanku bermain dan 2 orang penggangu yang mengikuti kami kemanapun kami pergi yaitu, Nur dan Ica, Adikku.
            Kami selalu bermain berempat. Sangat sulit mencari teman di lingkunganku. Bahkan jarang kami bertemu. Ntah mereka ada atau tidak, tidak penting bagiku karena dengan keluarga ini, aku sudah merasa bahagia dan cukup.
            Pertambahan usia dan kesibukan telah sedikit demi sedikit mengambil semua dariku. Mulai dari Ica dan Nur yang pulang sekolah sampai sore, Hani yang sibuk dengan kegiatan sekolahnya dan aku yang ikutan sibuk-sibuk gak jelas. Hingga pada akhirnya Nur memutuskan untuk mondok di Darunajah, Cipining. Begitupun Hani, kakaknya Nur. Ia memutuskan untuk kuliah di luar kota. Ica juga semakin besar, ia di terima di sebuah sekolah yang mewajibkan siswa-siswanya tinggal di asrama. Dan aku... aku masih di Jambi bersama orangtuaku. Mengukir pelangi di kota Jambi menyibukan diri dengan segala aktivitas-aktivitas yang aku senangi. Dan pada akhirnya ku temukan seorang kakak yang perhatian dan peduli kepadaku di salah satu organisasi kampusku.
            Dahulu.. aku bukanlah seorang anak yang cengeng, suka mengeluh ataupun mengadu. Cukup aku yang tahu apa masalah diriku. Tapi semua berakhir hingga ku temukan masalah yang membuatku tak tahn untuk menahan sesak di dada.
            Saat itu aku mendengar bu Isa guruku sedang menceritakan keburukan Rama, seseorang yang aku kenal dan kebetulan sering curhat kepada Bu Isa. Karena telah menggangap Bu Isa sebagai orang tuanya sendiri. Tapi itu yang ku sesalkan mengapa Ia begitu mudah mengeluarkan dan menceritakan apa yang sudah dipercayakan kepadanya. Akhirnya Rama tahu dan langsung menemui Bu Isa. Aku tidak tahu apa yang mereka bincangkan tetapi yang jelas aku sungguh merasa bersalah, karena gara-gara akulah Rama tahu tentang semua itu. Sebenarnya tidak ada maksud sedikitpun untuk memperburuk keadaan apalagi merusak hubungan baik antara Rama dan Bu Isa. Aku hanya menginginkan agar Rama tidak menceritakan hal-hal yang pribadi lagi kepada Bu Isa. Aku tak mau privasi Rama di ketahui oleh semua orang. Tapi aku salah. Dan yang lebih aku sedihkan adalah seharusnya akulah orang yang di marahin dan mungkin di benci oleh bu Isa, guruku. Tapi aku salah, Bu Isa malah menuduh dan marah kepada orang lain yang saat itu bersama denganku. Aku sedih, sangat. Aku tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya dengan Bu Isa, karena dia adalah guruku yang telah mengajariku dan dia telah baik kepadaku. Aku melakukan hal tadi, bukan karena aku benci atau tidak tahu berterima kasih kepada guruku. Aku hanya tidak mau aib saudaraku nanti akan terbeber lebih jauh. Tapi ntahlah, sekarang Ramapun menuduh aku mengadu domba mereka, mungkin Rama marah kepadaku. Aku tak peduli lagi, yang aku pikirkan adalah nasib temanku yang harus menanggung beban karena kesalahan yang tidak pernah dia lakukan. Hingga malam itu 2 jam nonstop ku telpon kak Paras untuk sharing dan mengambil solusi apa yang harus aku lakukan.
            Semakin lama aku semakin dekat dengan kak Paras dan ternyata kami cocok. Sering aku bercerita dengannya dan begitupun sebaliknya. Aku merasa punya seorang kakak perempuan. Seneng rasanya bisa berbagi dan bersama. Tapi semua ternyata tidak semudah apa yang aku bayangkan, setelah agak lama aku dekat dengan kak Paras ternyata banyak kecemburuan yang terjadi pada teman-temanku yang ingin dekat dan menjadikan kak Paras sebagai kakak juga.
            Benci, kesel, marah dan kecemburuan sudah mulai menghampiriku. Tidak hanya satu orang tetapi juga mungkin 3 atau 4. hanya sikap mereka berbeda paling hanya menjauh ketika berhadapan denganku. Aku sedih, apa salahku? Apakah salah ketika aku memilih kak Paras sebagai kakakku. Atau mungkin mereka cemburu karena kak Paras lebih dekat dan memilih aku sebagai adiknya. Ah... aku bingung. Apanya  yang salah? Masalah hati siapa yang tahu. Toh tidak ada yang bisa di salahkan, kak Paras memang orang yang perhatian pada semua orang, siapapun. Hingga terkadang ia sering mengorbankan dirinya sendiri untuk orang lain. Itu yang aku salut.
            Aku bingung harus bagaimana terkadang aku ingin lari dari semua ini, tapi sulit. Aku sangat sayang dengan kak Paras karena dia telah banyak menghiburku, dialah temanku saat aku sendiri, dia tempat curhatku dan semua. Dia adalah kakakku. Tapi aku tak pernah sama sekali ingin ataupun membayangkan punya musuh apalagi temanku sendiri. Ntah lah apa yang harus ku lakukan. Aku lebih banyak diam ketika sepupu kak Paras yang sudah dianggap seperti adiknya marah kepadaku karena mungkin merasa sudah mengambil kak Paras. Apa aku salah ya? Tapi hanya satu yang menjadi penguatku untuk bertahan dekat dengan kak Paras. Kak Paras selalu berkata kepadaku untuk sabar dan jangan dengarin kata orang. Disitu aku sadar, ternyata Kak Paras tidak ingin aku down dan menjauh dari nya. Kak Paras ingin agar persaudaraan ini terus berlangsung sampai kapanpun. Dia sangat menyayangiku seperti layaknya seorang adik kandungnya. Bahkan lebih. Banyak senyum yang ia ciptakan untukku. Walau hanya dengan sebuah roti kecil untuk ku agar tidak kelaparan saat beraktivitas hingga sore hari.
            Hingga pada akhirnya aku harus mendengar kabar yang sangat menyedihkan. Kak Paras diminta orangtuanya untuk kembali kekampung halamannya di Taliabo, Sulsel. Sungguh sangat jauh dari tempatku berada di Sumatra. Mau tidak mau ka Paras harus ikut. Aku sedih, bahkan sangat. Tapi ku coba ikhlas dan tidak memperlihatkan sedihku di depannya. Sudah cukup banyak orang yang menyesali keputusannya untuk memenuhi janjinya kepada kedua orangtuanya. Dan aku tidak ingin kak Paras tertekan.
***
Aku merasa kehilangan, sangat! Semua berubah dan aku berubah. Sulit sekali rasanya kutemukan aku yang dahulu di dalam diri ini. Aku menjadi lemah seperti tidak berdaya, tak ada tawa, tak ada cahaya dan suara. Aku sendiri di dalam tidur-tidur mimpiku menunggu sang pangeran berkuda yang kan membangunkanku dalam semua hayalanku.
Sst..., biar mereka yang berbicara
                                                                Rafiqotul Ifadah
Dengarkanlah nyanyian burung,
karena mungkin besok
Engkau tidak bisa lagi mendengarkannya

Perhatikanlah pemandangan indah
Selaksa pelangi
Karena barangkali dikau tidak bisa melihatnya

Bisikkanlah kata-kata syahdu ke hati,
Karena bisa jadi kau tidak dapat menyentuhnya lagi

Lantunkanlah nyanyian merdu
Kalam Ilahi
Karena ku tak jamin kau dapat lepas dari-Nya

Sadarkanlah jiwa yang tertidur
Karena mereka masih bisa bangun
Sebelum kau sadar, mereka telah mati
Kesumat Makna
                                                                                                                             Rafiqotul Ifadah

Degup jantung yang terurai
Ketika langkah perlahan gontai
Hingar bingar makhluk beretika
Lambat laun terkikis
Nestapa keangkuhan semu tak bernyawa

Dunia...!
Lemah
Hilang
Kosong
Melompong

.: Jiwa yang angkuh!!
Tak mengenal ...
Mana yang agung

HUJAN!                                  KILAT!                                    GEMURUH!

Kering...

Beliung memutar!
Belum puas dengan semua fakta?




.:Hati ini kotor.
Tahu bersih?
Siang malam
Tak luput... Sobat.
Sebutir padi pun kau tak punya.
Jangan menghindar,
Siapa sangka
Degusan napas itu kan terhenti
Siapa kira
Hari ini kan abadi

Bila semua terjadi,
Apa kau baru menyesal.
Sayang sobat, percuma
Bersimbahdarahpun kau tak diladeni.
Ada yang peduli dengan
Hewan angkuh tak tahu terimakasih?.

.:Siapa yang abadi??
Katakan padaku siapa yang abadi di dunia ini?
Manusia pertama itu mati sobat, MATI.
Kekasih Tuhan,
Satu-satunya nama yang berani bersanding
Dengan Dzat Pencipta Kita
Juga mati sobat...
Lalu siapa yang berani mengatakan
Kau kan abadi di tempat tak abadi
Bisikan Malam
Senin,8 des 08. J 19.52
Mentari bakal tetap bersinar
Meski kau tak lagi peduli
 Akan dunia ini.
Mentari akan tetap tersenyum
Meski kau tak percaya arti diri
Membawa damai keseluruh alam
Bagi orang-orang yang mengerti
Akan arti hidup ini.

Saat burung bernyanyi,
Kau takkan percaya
kata-kata ajaib yang mereka punya.
Ketika dedaunan bergoyang,
Kau takkan yakin dengan
Indahnya lantunan merdu
Di setiap lambaiannya
Dan ketika kau sadar,
Mungkin kau sudah kembali
Dan takkan datang lagi.
Ini adalah duniaku, dimana aku bisa bermetamorfosis dari sebuah ulat kecil yang lucu menjadi sebuah kupu-kupu. Tapi ketika ku berada didalam kepompong bukan ketenangan yang kudapat melankan lika-liku yang akan menghantarkanku mencari sebuah jalan dimana sebenarnya aku kan berlabuh...
Pagi itu,
X             : “Pagi d’ mau kemana?”, tanya seorang senior yang tidak dikenal
Y              : “iya kak, heeh... mau kesana” jawabku canggung
X             : “

Agggrrr....
Mati ide...
Sumpah deh.
Hari ini seharusnya deadline sebuah tulisan. Tapi aku gak punya ide. Buntu... kenapa seakan semua terserap. Aku kehilangan kata-kata yang akan keluar menjadi sebuah rangkaian. Aku merasa tidak tahu apa yang harus diperbuat. Semakin lama semua seakan tampak semakin jelas membuat hati ini semakin berdarah.
Ingin kuciptakan deraian-deraian air mata tuk melepas semua angan. Tapi tak berani ku keluarkan bila berhadapan dengan teman-temanku. Aku ingin membuat mereka lebih merasa bersemangat mengadakan ini, itu. Bukan malah akan terbebani oleh masalah-masalah kecil yang aku perbesarkan.

Tapi hati tidak bisa dibohongi sobat, Hati tak bisa ditipu, dan hati tak bisa kau paksa sembuh ketika ternyata ada keping kecil yang terkoyak.
Aku bingung, pusing, sedih. Kenapa semua begitu komplek dengan berbagai  hal yang ku anggap salah. Aku binggung. Ingin ku pergi kesebuah tempat sepi menjerit selepas-lepasnya, menangis sepuas-puasnya. Menghabiskan energiku tuk membuang semua mimpi buruk yang ternyata ada.
Aku letih berbagi, ketika ternyata 
Jambi iain24 sept 07. 9.53
Bila malam tidak dihiasi bintang ataupun bulan,
Akankah tetap bernama malam?!
Bila malam tidak gelap gulita dan makhlukMu 
Yang bernama  manusia tidak tidur,
akankah tetap bernama malam?!

Bilal matahari tidak bercahaya akankah
Ada yang memberinya cahaya?
Bila matahari tidak sanggup terbit, adakah
Yang mau memperhatikan?

Bila siang, gulita dan malam, benderang
Adakah yang merasa bingung?
Mungkin tidak...
Dan mungkin juga tidak...
Pasti tidak...
Dan pasti juga tidak.
Hanya dia yang peduli,
Karena yang lain tidak menyadari
Hanya Dia yang tahu
Kakrena Dia yang membuat.

Juli 27 th 04
“Penghianatan terakhir”
Hanya ada selirik cerita
Hanya ada setitik kisah
Hanya ada sebaris peristiwa
Yaitu “persahabatan”

Sahabat, sahabat, sahabat
Indah namanya, dalam maknanya
Tapi entah mengapa jadi begini.

Secarik kisah diawali persahabatan
Seberkas goresan dimulai dengan persahabatan
Semua berawal dan berakhir begitu saja

Goresan luka sahabat takkan pernah hilang
Kata-kata sendu takkan pernah luput
Penghianatan terakhir akan selalu menjadi kenangan terindah

Indah... indah...
Sebuah penghianatan terakhir
Hebat...hebat...
Satu  kata menghancurkan sebuah persahabatan sejati.
Mungkin persahabatan kami lebih cocok untuk sebuah kata “perpisahan”.
By: one peace is dead.

“Khayalan nyata”
Apakah seorang sahabat dapat berdusta?
Apakah seorang sahabat dapat berbohong?
Apakah seorang sahabat dapat berpisah?
Apakah seorang sahabat dapat menyembunyikan sesuatu?

Hal pertama yang kurasakan
Hal pertama yang kuyakinkan
Hal pertama yang kutahu
Hal pertama yang akan kukatakan adalah kata “TIDAK”

Tapi, setelah kusadari apa yang terjadi
Setelah ku alami apa yang ku ketahui
Setelah ku tahu apa yang terbukti
Semua yang terpikir adalah “SALAH”

Ternyata...
Seorang sahabat dapat berbohong
Seorang sahabat dapat berdusta
Seorang sahabat dapat menyembunyikan sesuatu
Seorang sahabat dapat berbahaya
Seorang sahabat dapat melakukan kesalahan
Seorang sahabat dapat... dapat...
Dapat menghancurkan persahabatannya sendiri.

“angan”
Apakah yang dimaksu dengan sahabat?
Apakah yang dimaksud dengan sahabat sejati?
Apakah yang dimaksud dengan sahabat abadi?
Dan apakah yang dimaksud dengan sahabat palsu?

Apakah sahabat itu teman lama?
Apakah sahabat sejati itu teman yang menangis
dan tertawa di dalam suka dan duka?
Apakah sahabat abadi itu teman yang kekal?
Apakah sahabat palsu itu teman yang berpura-pura?

Aku tidak membutuhkan sahabat sejati,
sahabat abadi, sahabat palsu ataupun sahabat lainnya
yang aku butuhkan hanyalah kejujuran
dari seorang sahabat

apakah itu akan menjadi kenyataan bagiku?

“Sang wanita pelangi”

Sang wanita pelangi
Bersembunyi diantara tujuh warna pelangi
Sang wanita pelangi
Tak bisa menjati diri
Mengumpul diantara satu
Menutupi kelemahan diri
Merapat membuat satu
Melambang kuat tak bernyali
Warnamu merah,
Kau tebar hijau
Dirimu ungu,
Kau ambil nila
Sang wanita pelangi
Menutupi diri dengan cara yang tak pasti
Sang wanita pelangi
Cerminan ketidakkonsistenan diri

“angan berbayang”
Aku tak pantas mencintai apapun
Dan aku tak pantas menginginkan apapun
Aku terserak diantara serpihan pasir
Aku tergeletak di hamparan samudra
Aku lemah tak berdaya
Berlari dari segala ketakutan
Bersembunyi dari semua impian
Tak berani menggapai angan
Tapi aku telah kalah,
Salah tak merasa
Hingga tak bisa lepas
dari semua angan berbayang
Aku berlari diatas diamku
Aku memberontak, menghentak diatas cacianku
Menjerit, meraung, menangis diatas kesenanganku
Aku kalah dan tak mampu mengalah
Aku salah dan tak sanggup menyalah
Aku jatuh dan lupa berdiri

“Aku dan diriku”(tes akhir bhs indonesia)
Aku adalah aku,
Tapi aku bukanlah diriku
Aku adalah bayangan diantara
Pepuing emas dan intan

Aku adalah bintang
Yang bersembunyi di balik matahari
Redup melambaikan nada-nada
pasti yang tidak akan bercahaya lagi

aku bagaikan kupu-kupu
yang tak tahu arah terbang
tidak tahu dimana mata angin
utarakah... selatankah...
timur atau baratkah...

aku hanya kertas yang tertiup angin
dengan jarak yang tidak pasti
diantara gelombang dan ombak
membaur di busa-busa putih
membaur di gulungan ombak dan buih

bintang...
andai aku bintang
bila memang engkau ada
tampakkanlah sinarmu
diantara kupu-kupu yang berterbangan

bintang...
andai aku bintang
tebarkanlah sinar seterang-terangnya
yang kau mampu,
yang kau sanggup,
yang kau tahu itu takkan mungkin

wahai kupu-kupu kertas diantara bintang-bintang
nantikanlah bila engkau mau
sampailah pada akhir cahayamu
terbang dan bersinarlah semampu yang kau mampu
karena kau tahu, Ia akan membawamu
dan kau harus menemuinya
dengan sinar yang paling terang
semampu yang kau punya.
***
Jambi, 30 nov 08
Terkadang kita ‘gak sadar
Bahwa dunia ini begitu berharga
Saat waktu telah berlalu
Dan usia telah merapuh
Semua memori lalu
Bakal terunduh
Di karangan kepala bakal terlintas
Segala bayang lama,
Memori bercerita,
Baik suka, duka, canda, tawa, sedih bahkan terluka.

Andaikan aku bisa sadar
Lebih awal, atau mungkin
Belum terlambat untuk sadar saat ini
Tapi tetap saja, sepertinya sulit tuk menyadarkan diri
Selalu terhimpit oleh
Arus zaman yang menjepit

Hff...
Engkau yang maha tahu Rabb
Aku hanya bisa bermohon semoga
Apa yang ku lakukan benar, dan diridhoi oleh Mu
Agar tercipta kepuasan di akhirat kelak. Amin.
***
“mantra zaman ini”
Rabu, 5 nov 08. 10.58am
Matikan semua arus lepas,
Di penghujung negeri tertumpas.
Terpatri di gantungan sepi peti mati

Biar bebas, jiwa-jiwa yang suci
Biar lepas, hati-hati yang mati
Hingga materi tak lagi berarti
Dan harga diri menjadi kunci.
***
Apa yang bisa ku ungkapkan
Sedangkan diri ini milik Rabbi
Apa yang bisa kutuliskan
Syair-syair indah telah terukir di dalam al-Qur’an

Apa yang bisa ku katakan
Karena tak jarang ucapan manis di mulut
Bernanah di jiwa
Apa yang bisa ku sampaikan
Diri ini sering menambah-nambah tanpa sengaja

Terkadang diri tak sadar,
Walau gajah sudah dipelupuk mata
Terkadang batin ini rapuh,
Termakan oleh tingkah diri.

Pyuh..
Aku bingung harus berbuat apa
Andaikan ku bisa menjadi muslimah sejati
Tunduk, lurus, kepada sang Rabbi. Insya Allah. 3.00 pm
***
Tuhan,...
Aku telah berbohong.
Aku telah menjadi munafik

Tuhan...
Aku berbicara tidak sesuai dengan kenyataan
Aku berbuat salah
Salah dan amat salah
Serta benar-benar salah.
Sekarang apa yang harus hamba lakukan?

Tuhan...,
Engkau tahu akau berbohong,
Lalu bagaimana???

TUHAN.......!!!
Bagaimana ku menghapus dosa ini?
Rabbi, apa yang bkal terjadi.
Bantu hamba Rabb,
Untuk mengakui kesalahan ini.
Bantu hamba Rabb, karena hamba tak tahu
Apakah bisa hamba mengakuinya.
Terlalu banyak yang di berikan ,
Ia sang murabbi bagiku, bos dari hobi baruku
Pembina bagiorganisasiku.
Lalu, bagaiman Rabb?
Bolehkah hamba minta maaf tanpa menyebut kesalahan hamba Rabb?
Bolehkah Rabb? Beri hamba jawaban secepatnya Rabb. Agar tenang diri ini.
By: pembohong

Tak jarang juga sengaja
Walau hati sangat mengingkari

Untukmu, Bunda
Senin, 8 des 08. J. 20.09
Bunda,
Disetiap harimu,
Pernahkah kau melupakan aku?

Saat mentari berganti purnama
Akankah kau akan pergi dariku?

Bila hujan berkilat menghampiriku
Akankah kau meninggalkan aku?

Bila tak ada periuk yang berbunyi pagi ini
Akankah kau acuh?

Bunda,
Disetiap sujudmu,
Pernahkah kau melupakan
Mahkluk yang sering melupakanmu ini?

Aku yang sering melupa,
Saat mentari tak lagi bersinar
Maka aku akan pergi.
Saat petir menyambar,
Maka aku akan lari.
Dan bila kau tak disisi,
Maka aku akan tenggelam dalam kesombongan diri