BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Minggu, 01 September 2013

Kabar Gembira dari Aidh Qarni untuk Rakyat Mesir Anti Kudeta


Dr. Aidh Qarni seorang ulama di Saudi yang terkenal dengan bukunya “La Tahzan” menulis di ansarportsaid.net hari Sabtu 24 Agustus 2013 tentang bagaimana seorang muslim menyikapi kondisi Mesir saat ini. Berikut cuplikan tulisan beliau:

Ketika aku sedang menangis karena meratapi apa yang menimpa umat ini di seluruh dunia Islam, terutama di Mesir dan Suriah, ada seorang kawanku datang bertanya, “Kenapa kau bersedih?” Aku menjawab, “Aku bersedih karena agamaku sedang dalam kesulitan.” Diapun menjawab, “Islam adalah agama Allah swt. Dia sendiri yang akan menolongnya. Bukankah Allah swt. berfirman, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." [Al-Mujadilah: 21].

Aku berkata, “Kalau begitu, aku menangis karena orang-orang yang dibunuh secara dhalim.” Dia pun menjawab, “Mereka telah berbahagia, in sya’a Allah, hidup dan mendapatkan rezeki di sisi Allah swt.”

Aku berkata, “Kalau begitu, aku menangis karena orang-orang yang terluka, tertawan dan tertindas.” Dia menjawab, “Segala musibah yang menimpa seorang muslim, hingga duri yang menusuknya, pasti akan menjadi penghapus dosa dan kesalahannya. Ujian dari Allah swt adalah kaffaratudz dzunub.”

Aku berkata, “Kalau begitu, aku menangis karena janda yang kehilangan suaminya, anak yatim yang kehilangan ayahnya.” Dia menjawab, “Allah swt. akan menolong mereka. Karena Allah swt. adalah penolong bagi orang-orang yang shalih.”

Aku berkata, “Kalau begitu aku menangis karena ibu yang kehilangan anak-anaknya, atau orang yang kehilangan orang-orang yang dikasihinya.” Dia menjawab, “Hanya orang yang sabar, yang pahalanya diberikan tanpa batas.”

Aku berkata, “Aku bersedih karena ahli kebatilan berkuasa di bumi ini, mengalahkan ahli kebenaran.” Dia menjawab “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di muka bumi. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” [Ali Imran: 196-197].

Dia pun mengakhiri pembicaraan kita dengan sebuah nasihat, “Karena itulah tidak ada alasan kita menangis. Hapuslah airmatamu. Yakinilah janji Allah swt. Kalau Dia sudah berjanji, tidak ada yang akan bisa menghalangi-Nya. Perbaikilah dirimu sehingga menjadi orang yang layak termasuk dalam firman Allah swt. “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan yang baik (happy ending) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Qashash: 83]. 

Sumber: dakwatuna

Wasiat Paling Menakjubkan dari Syuhada Rab'aa


Kairo - Masih ingat gambar ini? Gambar ini memperlihatkan salah seorang korban luka yang sedang dievakuasi oleh seorang demonstran yang lain. Ini terjadi saat militer dan polisi membantai demonstran di Rab’ah 14 Agustus yang lalu. Tak ada yang mengira, banyak pelajaran di balik gambar ini.
Korban terluka bernama Muhammad Utsman. Berasal dari kota Abul Mathamir, propinsi Buhaira. Beliau adalah pengantin baru, umurnya 27 tahun, hafal Al-Qur’an, dan berasal dari keluarga ulama.
Wajih Shabah, seorang saksi mata yang merupakan guru bahasa Arab dari desa yang sama menyampaikan kesaksiannya, “Muhammad Utsman terkena peluru pada pembantaian di Rab’ah. Maka ada seorang demonstran lain yang berusaha mengevakuasinya. Tapi sniper kudeta dengan tanpa ampun menembak orang yang menolong itu juga. Sehingga banyak orang memberi judul “syahid membopong syahid”.
Begitu terjatuh dari orang yang membawanya, Utsman memanggilku dengan histeris. Dia berusaha sekuat tenaga membisikkan sebuah wasiat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Anehnya, yang beliau bisikkan bukan wasiat menitipkan orangtua dan isterinya. Wasiatnya, “Aku berhutang pulsa 3 pounds kepada vodafone. Tolong kamu bayarkan ya…” Vodafone adalah sebuah perusahaan jaringan telepon selular.
Ketaqwaanlah yang membuat syahid ini mengingat hutang pulsanya yang tidak mencapai setengah dollar itu. Padahal media-media Mesir menyebarkan isu bahwa demonstran Rab’ah berdemo karena dibagi-bagi uang. (msa/dkw/islammemo)

Sumber: Dakwatuna

Mursi, Presiden Pemberani

By: Nandang Burhanudin 
Insya Allah, tulisan ini tidak hendak mendewakan Presiden Moursi. Namun, kendati saya asli orang Indonesia, merasa bangga terhadap presiden yang dijuluki "The Rising Star" oleh Le Monde, salah satu majalah Perancis.

Alasan untuk menjuluki Moursi sang pemberani sangat mudah dan kasat mata kita temukan;

1. Moursi berani mengkritisi ajaran Syi'ah yang anti sahabat Nabi dan membenci Aisyah r.a. istri baginda Nabi, langsung di jantung Teheran saat KTT OKI di Iran. Setelah kudeta, hubungan dengan Iran kembali nyaman.

2. Moursi satu-satunya Presiden Arab yang berani mengusir Dubes Israel di Mesir, sebagai langkah tegas mengkritik serangan Israel ke Palestina (Gaza) sehingga Israel menghentikan serangan. Setelah kudeta, Israel menyerang dan menembaki tentara Mesir di Gurun Sinai.

3. Moursi berani memulai dan meresmikan proyek besar yang menguntungkan Mesir, yaitu perluasan dan pembangunan Kanal Suez. Dimana Moursi menyerahkan 400 ribu hektar tanah di sekitar Suez kepada warga, tentara, dan rakyat biasa Mesir. Setelah kudeta, As-Sisi menyerahkan hak pengelolaan 400 ribu hektar tanah kepada UAE sebagai imbalan atas dukungan kudeta.

4. Moursi berani mengulur tekanan IMF untuk menerima pinjaman, dan lebih mengutamakan simpanan lunak dari Libya dan Qatar. Setelah kudeta, mafia kudeta mengemis kepada IMF terlebih hampir 2.5 milyar dollar devisa Mesir terkuras untuk kudeta.

5. Moursi berani menghadap negara-negara musuh AS, seperti China, Rusia, India, Brazil dan mengadakan kesepakatan militer-ekonomi-keamanan. Kini setelah kudeta, Mesir kembali berada di bawah ketiak Israel dan AS.

Adakah Presiden Arab dan dunia Islam -selain Turki- yang berani?

Wallahu A'lam

Surat Cinta Sang Ayah kepada Asmaa, Putri Qiyadah Ikhwan yang Syahid Ditembak Militer

Diposkan oleh Admin BeDa 
Anakku yang tercinta yang juga merupakan guruku yang mulia,
As-Syahidah Asmaa El-Beltagi

Aku tidak katakan selamat tinggal, tetapi aku mengatakan, besuk kita akan bertemu.
Engkau hidup dengan penuh kehormatan, engkau tak mau menerima kezaliman dan engkau tolak segala perkara yang membelenggunya. Engkau juga mencintai kemerdekaan dan dalam diam engkau mencari ufuk-ufuk baru untuk kembali membangun umat ini untuk menempatkannya dalam ketamadunan.

Engkau tidak disibukkan dengan perkara-perkara yang telah menyibukkan pemuda-pemudi yang sebaya denganmu. Meskipun engkau sentiasa mendapat tempat pertama di dalam pelajaranmu, pelajaran yang hanya ikut-ikutan itu tidak mampu untuk memenuhi harapan dan tanggungjawabmu (terhadap umat).

Aku merasa tidak puas ditemanimu dalam kehidupan yang singkat ini lebih-lebih lagi waktuku tidak begitu banyak untuk merasa bahagia dan menikmati dampingan ini. Ketika pertemuan terakhir kita, kita duduk bersama-sama di Medan Rabaah dan engkau telah mengingatkanku dengan berkata: “Sekalipun engkau (ayah) bersama-sama kami, namun engkau tetap tidak dapat memberi perhatian kepada kami”. Aku berkata kepadamu: “Nampaknya kehidupan ini begitu singkat untuk kita menikmatinya bersama-sama. Aku berdoa agar Allah membantu kita untuk berteman di dalam syurga untuk menikmati (kebahagiaan) bersama-sama.”

Sebelum engkau mendapatkan syahid, aku melihatmu di dalam mimpi dua kali berturut-turut dalam pakaian pengantin. Engkau tampak cantik dan jelita, jauh lebih cantik dari dirimu yang biasanya. Dalam diam aku telah bertanya kepadamu: “Apakah malam ini adalah walimah pernikahanmu?”

Ketika aku diberitahu tentang kesyahidanmu pada waktu Dzuhur hari Rabu, aku faham kerisauanku. Aku telah mendapatkan berita gembira dengan penerimaan Allah terhadap kesyahidanmu dan engkau menambah keyakinanku bahwa sesungguhnya kita di atas kebenaran dan musuh kita berada di atas kebatilan.

Aku sangat sedih karena aku tidak berada denganmu ketika perpisahan terakhir kali itu. Aku tidak bisa melihatmu dalam pertemuan terakhir, aku tidak bisa mencium dahimu, dan aku tidak diberi penghormatan untuk melakukan shalat jenazah untukmu.

Demi Allah wahai putriku sayang, tidak ada yang menghalangi aku untuk melakukan ini semua. Bukan karena takut kematian, dan tidak juga karena takut penjara yang zalim. Tetapi sesungguhnya demi untuk menyempurnakan risalah ini, yang telah kamu tawarkan dirimu dan ruhmu deminya, yakni menyempurnakan perjalanan revolusi ini sehingga mencapai kemenangan dan tujuan sebenarnya menjadi kenyataan.

Telah berangkat ruhmu dan engkau hidup dalam kemuliaan. Engkau teguh menentang pembantai yang telah menembakmu dengan peluru-peluru pengkhianatan, betapa indahnya cita-citamu dan betapa sucinya jiwamu. Aku yakin bahwasanya engkau telah membenarkan Allah, maka Allah membenarkanmu. Dan Allah telah memilihmu, dan bukannya kami semua, untuk memperoleh kemuliaan syahid.

Dan terakhir, wahai putri tercintaku, juga guruku yang mulia,

Aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal tetapi aku mengatakan semoga kita bertemu lagi. Pertemuan yang akan terjadi tidak lama lagi di tepi telaga bersama Nabi tercinta dan para sahabat. Pertemuan yang akan terjadi tidak lama lagi di singgasana kebenaran di sisi Yang Maha Kuasa. Pertemuan yang akan merealisasikan cita-cita kita untuk minum sepuas-puasnya bersama-sama, dan juga bersama orang-orang yang kita cintai, dan kita tidak akan dahaga selama-lamanya selepas itu. [Muhammad El-Beltagi. Sumber: Egyptwindow, MesirKini]

Aku Cemburu Padamu, Wahai Asma El-Beltagy

by: Afifah afra
Aku cemburu padamu, wahai Asma...
Cemburu yang sangat
Semuda itu, kau telah persembahkan bakti tertinggi
Sementara aku, yang dua kali lipat usiamu
Masih berkeluh dalam bimbang
Masih berkubang dalam kesah
Tahu cita tegak menjulang, 
Namun tak tahu bagaimana menggapai

Aku cemburu padamu, wahai Asma
Semuda itu, kau telah buktikan cintamu
Pada yang Maha Tinggi
Kecintaan yang indah...
Tanpa banyak bicara dan retorika
Darah itu... yang mengucur dari tubuhmu
Tercium begitu wangi
Bak parfum yang tertumpah, basahi bumi
Kau tumbang dengan senyum terindahmu


Aku cemburu padamu, wahai Asma 
Kau telah perlihatkan derajatmu di mata-Nya
Sebagaimana Mush'ab Sang Syuhada
Atau Sumayyah, syahidah pertama 

Aku cemburu padamu, wahai Asma
Yang tak takut mati, 
Yang kibarkan keberanian sekaligus ketangguhan
Sementara tubuh ini dipekati pengecut
Takut akan terbangnya nikmat duniawi

Oh, Asma... tampaknya bukan hanya aku yang cemburu
Tetapi bidadari-bidadari Surga pun, benar-benar menatap iri
Karena aroma wangimu, sungguh sangat kuat memancar
Bahkan saat ruhmu memasuki sebaik-baik tempat kembali itu

Asma, izinkan aku mencintaimu
Karena aku menginginkan cinta dari Sang Maha Pecinta
Yang Memberimu lautan cinta-Nya
Jika di dunia ini kita tak bertemu
Semoga kita bersua di surga
Meskipun jalan panjang menuju kesana
Mungkin harus kulewati dengan tertatih dan penuh luka

*‎In Memorium Asma El-Beltagy

**Asma' binti Muhammed El-Beltagy, 17 tahun, adalah puteri dari Dr. Muhammed Beltagy, salah seorang pimpinan Ikhwanul Muslimin. Asma meninggal tertembak militer Mesir saat terjadi serangan pasukan keamanan dan militer Mesir di Rabaa, 14 Agustus 2013 kemarin.

Mursi, Presiden Penghafal 30 Juz Alquran

Revolusi Mesir awal tahun lalu telah mengantar seorang anak petani menjadi presiden. Ia memang belum lama terpilih sebagai presiden.

Namun, seabrek pelajaran berharga sudah bertaburan darinya. Pidato yang ia sampaikan sarat dengan petuah yang patut diteladani oleh pengelola republik ini.

Mursi mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap. Ia menempatkan diri bukan sebagai penguasa, melainkan pelayan. Ia menempatkan toleransi di atas segala-galanya. Ia mengubur dalam-dalam perbedaan.

Mursi tak hanya dikenal sebagai akademisi yang merampungkan program doktoralnya di University of Southern California. Ia juga sosok sederhana yang religius. Ia menjadi presiden pertama yang hafal Alquran 30 juz. Tak hanya dirinya, istri dan lima anaknya juga hafal 30 juz Alquran.

Mursi tercatat sebagai Presiden Mesir pertama yang hafal Alquran. Pria bernama lengkap Mohammed Mursi Issa Ayyat menjadi Presiden ke-5 Mesir yang menjabat sejak 30 Juni 2012.

Mursi menjadi Anggota Parlemen di Majelis Rakyat Mesir selama periode 2000-2005 dan seorang tokoh terkemuka di Ikhwanul Muslimin.

Sejak 30 April 2011, dia menjabat Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sebuah partai politik yang didirikan oleh Ikhwanul Muslimin setelah Revolusi Mesir 2011. Ia maju sebagai calon presiden dari FJP pada pemilu presiden Mei-Juni 2012.

Pada 24 Juni 2012, Komisi Pemilihan Umum Mesir mengumumkan bahwa Mursi memenangkan Pemilu Presiden dengan mengalahkan Ahmed Shafik, Perdana Menteri terakhir di bawah kekuasaan Hosni Mubarak.

Komisi Pemilihan menyatakan Mursi memperoleh 51,7 persen suara, sedang Shafiq mendapatkan 48,3 persen. Pria yang pernah merasakan dibalik jeruji ketika pemerintahan Anwar Saddat dan Hosni Mubarak ini dikaruniai 5 orang anak dan 3 orang cucu.

Rabu (3/7) malam, Militer Mesir menahan Presiden Mesir yang terpilih secara demokratis itu.


*http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/07/04/mpe9gd-mursi-presiden-penghafal-30-juz-alquran

Bayan Al-Qardhawi atas Tuduhan "Ikhwan Khawarij"


Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional membrikan penjelasan dan jawaban tegas terhadap tuduhan beberapa Ulama Mesir kepada Ikhwan bahwa mereka adalah Khawarij dan boleh dibunuh dan diperangi, fatwa yang dikeluarkan oleh Syekh Ali Jum'ah, Amru Khalid dkk ini telah menjadi landasan syar'i bagi As-sisi dan Militer untuk melegalkan pembunuhan dan pembubaran paksa para demonstran damai pro Mursi di Maidan Rab'ah dan An-Nahdhah beberapa waktu lalu.
Berikut adalah ringkasan Bayan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi pada acara TV Al-Jazirah "Syariah dan Kehidupan";

1. Dr. Mursi adalah presiden Mesir yang sah yang dipilih oleh mayoritas rakyat mesir, karenanya mereka yang keluar dari pemerintahan Mursi dan memeranginya adalah "Khawarij", adapun  Syekh Ali Jum'ah (mantan Mufti Mesir) bukanlah seorang mufti melainkan budak kekuasaan dan tentara.

2. Mereka yang keluar dari kekuasaan Presiden yang sah pilihan rakyat pada 3 juli yang lalu adalah "Kudeta Militer" serta usaha membatalkan UUD yang disahkan oleh rakyat Mesir adalah perbuatan yang terlarang.

3. Sesungguhnya siapa yang  keluar dari pemerintahan yang sah yang dipilih langsung oleh rakyat merekalah yang disebut sebagai khawarij, wajib hukumnya melawan mereka dan tidak boleh rakyat mengikuti mereka, bahwa Ali Jum'ah bukanlah seorang Ulama, dia sering menghina dan mencaci maki Ulama.

4. Seharusnya Ali Jum'ah memberikan fatwa kepada As-Sisi agar tetap taat kepada presiden Mursi sebagaimana sumpah jabatan yang telah dia ucapkan di depan Presiden Mursi yang kemudian dia khianati. Ulama yang dapat didikte oleh penguasa tidak akan membawa umat kecuali kepada keburukan dan tidak dapat menjadi rujukan umat.

5. Ulama yang hakiki adalah ulama yang takut pada Allah swt, yang berdiri tegak di atas nash-nash Al-Qur'an dan As-sunnah serta mengetahui dalil-dalil syari'ah dan menempatkannya sesuai tempatnya.

6. Rakyat Mesir yang menolak kudeta mereka berdemo dengan damai, militerlah yang melakukan kekerasan dan membunuh serta melukai puluhan ribu rakyat Mesir.

7. Dr. Mursi adalah presiden yang telah memberikan kebebasan kepada rakyat Mesir, tidak boleh diturunkan kecuali melalui kotak suara pemilu.

Kecaman terhadap syekh Ali Jum'ah cs ini juga disampaikan oleh Jabhah Ulama Al-Azhar, Dr. Imarah, Dr. Shalah Sulthan, Dr. Isham Talimah dll.

Wallhahu a'lam.

by Khairan M. Arif  (Sumber; Ikhwanonline.com dan mnf.com)