BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Sabtu, 09 Juli 2016

Al-Qur'an itu suci. Dan Ia hanya akan bersama orang yang suci dan men-suci-kan diri. Allahummarhamna bil Qur'an...

Minggu, 06 Maret 2016

Ekspansi Cinta

tentang cinta.. kadang kita merasa sedih dan tak berdaya saat kehilangan satu cinta. tapi sebuah kata bijak berpesan."jgn kau sesali sesuatu karena telah pergi.tpi bersyukurlah karena sesuatu itu pernah kau dapatkan.. kadang kita ragu dan kecewa tntg cinta. yakinlah, cinta yang sebenar dan sesungguhnya tak pernah menyakiti aplgi melukai. cinta adalh kalmt sakti.yg mmpu megobrak abrik hati.prcyalah..cinta bukan susunan pujian basi yg dilantunkan para kasmaran.melainkan Cinta adalah perjanjian berat sepasang ank adam untuk mjg ksucian cinta sjati. cinta... sesuatu yg tak dpt dilihat tapi dpt dirasakan.seperti udara,bila oksigen telah pergi maka kita akan mati. cinta tak hy trbtas pd beri dan balas.matahari tak pernah mmintamu untuk bertrmksh atau trsenyum menatapnya.karena cintanya bukan padamu.tapi pada Allah pemilik langit dan bumi.. dan Allahpun cinta padamu.hingga bila satu cinta pergi darimu,akan Ia ganti cinta itu dg beribu cinta untukmu. tapi itu agk sulit,karena kau dituntun mengutamakan Ridho (ikhlas) diatas ketetapan cinta. hingga kau kembali belajar mengenai cinta pada Nya. ya muqallibal qulb. tsabit qalbi a'la diinnik..

Senin, 22 Februari 2016

Wanita-Wanita Penghuni Surga...


Terkadang saya merasa agak berlebihan bila mencap seseorang dengan label tertentu. Tapi saya bingung bila menganti dengan kata-kata lain. Karena itu adalah kata pertama yang terlintas saat membaca dan mendengar sebuah video kiriman seorang ukhti. Dan mengalirlah tetesan demi tetes butir-butir salju dari mata saya dan yang terlintas saat itu hanya sebuah kata, "Wanita Penghuni Surga". Semoga itu menjadi sebuah do'a bagi para wanita yang menjaga izzah dan maru'ah nya. Aamiin..

Malu.. diri ini saat berkaca kepada mereka yang tetap tenang dan sabar memegang teguh syari'at.
Berkaca pada kaca yang jernih, rasanya tak mampu menatap wajah diri yang mungkin telah penuh debu kegelisahan dan tinta ketakutan akan kehidupan dunia yang semakin tak jelas bentuknya.
Saya bingung menjelaskannya. Tapi ini semua bermula dari sebuah lagu tentang cinta dan ikatan suci dibawah nama Allah. Yap.. Tentang sebuah Pernikahan. yang bikin saya malu dan sedih bukan karena indah atau cantik sang pelantun lagu. Melainkan karena orang yang mengirimkan video itu yang sungguh membuat mata ini berair dan diri ini malu untuk berkaca, bagaimana bentuk diri ini sebenarnya.

Dia adalah seorang ukhti yang kukenal dengan menjaga adab-adab dalam islam termasuk adalah satunya adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan baik di dunia nyata atau di dunia maya. Dia adalah orang yang tegas terhadap apa yang menurutnya tak sesuai dengan syari'at ilmu yang ia pelajari. Itulah ia..., tak banyak para ikhwan mengenalnya, karena ia memang tak ingin banyak meminta tolong bantuan para ikhwan, apalagi untuk sekedar bicara yang tak penting dan bercanda dengan para ikhwan. Sehingga mereka mengenal sekadarnya. Tapi di lain pihak, ia adalah Ratu nya para akhwat. Akhwat siapa yang tak kenal dengan keramahannya, kebaikannya, kelembutannya, kekhusyu'an ibadahnya, kerapian dan keteraturannya serta jiwa sosialnya yang tinggi yang mampu mengorbankan dirinya demi orang lain. Ia, itulah dia. orang yang dikagumi banyak akhwat tetapi tidak dikenal oleh para ikhwan.. :). Banyak para ibu ingin menjadikan dia menantu. Tapi jodoh cuma satu. itu pula yang sering ia sampaikan kepada kami para adik-adiknya "Cintai orang yang di Lauhil Mahfudz", katanya. Dan itu bukan sekedar kata-kata kosong. kami tahu kata-kata itu memiliki ruhiyah yang dalam dan kuat. Karena beliau telah mempraktekannya sebelum mengucapkannya kepada kami.

Saya tidak tahu seberapa dalam dan luas kesabarannya, tapi apapun itu rasanya jarang bahkan tak pernah terlontar dari lisannya ucapan kekecewaan apalagi keluhan akan sesuatu yang belum ia peroleh. walau saya tak pernah tahu bagaimana hati kecilnya menyimpan manis catatan-catatan kepedihan itu hingga tak pernah ada yang tahu apakah dia pernah sedih atau tidak.

Ditengah marak-maraknya para gadis dan lelaki bergalau ria tentang cinta, Dia justru tetap santai, ceria dan bahagia dengan agenda-agenda dakwahnya.
Ditengah banyaknya wanita dan lelaki yang asik memajang wajah cantik dan gantengnya agar dikenal dan dikagumi, Dia justru tak terpancing dengan iklan-iklan sosmed facebook, twitter atau instagram yang dapat mempertemukan ribuan teman dan pasangan.
Dan ditengah rimbunnya postingan-postingan para wanita dan lelaki yang menginginkan Rumah Tangga,
Dia Justru dengan lembut berdo'a dan khusyuk mendekatkan diri pada Allah yang Maha Kuasa.

Hingga akhirnya, memang indah lagu ini padanya...

Terlintas tanya hati, 
siapakah yang kan mengisi
hari-hari ku nan penuh cinta
yang kan membawa ke Surga..

Dia yang mencintaiku 
dan semua kekuranganku 
yang kan membimbingku di dunia
menuju cinta yang Kuasa..

Untukmu imamku 
kuserahkan segala cintaku
cinta yang kan menuntutku menggapai cintaNya
bersama denganmu..

Untukmu imamku 
ku berikan kesetiaanku
berdua memadu janji satu
sambut cintaku hanya untukmu..

Untukmu Imamku (Oki Setiana Dewi).

Rumahku yang Terjajah.



Ust. Salim A. Fillah bercerita.
Suatu saat kami duduk di masjid Jogokariyan, di hadirat
Syaikh Dr. Abu Bakr al-Awawidah , Wakil Ketua Rabithah
Ulama Palestina.
Kami katakan pada beliau, "Ya Syaikh, berbagai telaah
menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai
sampai bangsa Arab bersatu. Bagaimana pendapat anda?"
Beliau tersenyum. "Tidak begitu ya ukhayya," ujarnya lembut.
"Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya
ini sesiapa yang dipilih-Nya; Dia genapkan untuk mereka
syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama
dan kejayaan itu."
"Pada kurun awal," lanjut beliau, "Allah memilih bangsa Arab.
Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa
penguasa Daulah Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para
penguasa Daulah itu beserta para punggawanya
menyimpang, Allah pun mencabut amanah penjayaan itu dari
mereka."
"Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah
Khurasan mereka datang menyokong Daulah Abbasiyah.
Maka penyangga utama Daulah ini, dari perdana Menterinya,
keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak
Ulama dan cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan
bangsa Persia.
"Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah
cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-
orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin al-Ayyubi dan anak-
anaknya."
"Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada
bekas-bekas budak dari asia Tegah yang disultankan di Mesir;
Quthuz, Baybars, Qalawun diantaranya. Mereka, orang-orang
Mamluk."
"Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan
amanah itu pada bangsa Turki; Utsman Orthughrul dan anak
turunannya, serta khususnya Muhammad al-Fatih."
"Ketika Daulah Aliyah Ustmaniyah ini berpaling juga, Allah
cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah
belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan
Islam ini."
Belia menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan
matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan
wajahnya pada kami lalu berkata. "Sungguh diantara bangsa-
bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianah; yang
agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek,"
katanya sedikit tertawa, "Yang belum pernah ditunjuk Allah
untuk memimpin penzhahiran agamanya ini."
"Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa
kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan
bendera-bendera hitam mereka? Dulu para Ulama
mengiranya Khurasan, dan Daulah Abbasiyah sudah
menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka
menggulingkan Daulah Umayyah. Tapi kini kita tahu; dunia
Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko sampai
Merauke," ujar beliau terkekeh.
"Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah
itu adalah kalian, wahai bangsa mUslim Nusantara. Hari ini,
tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat Allah
memimpin peradaban Islam."
"Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali
kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak
berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak
memimpin. Bersabar menanti kalian datang. bersabar hingga
kita shalat bersama di Masjidil Aqsha yang merdeka Insya
Allah."

Jumat, 01 Januari 2016

Pada Apa Kamu kan berbangga

Apa yang mampu di banggakan didunia ini kawan?
Bila segala sesuatu bukanlah hak milik kita
Bahkan tubuh ini pun milik Sang Pencipta.

Apa yang akan kita banggakan dari diri kita teman?
Harta, Pendidikan, Jabatan, Pasangan, Anak??
Seberapa lama mereka akan bersama kita?.

Apa lagi yang pantas kita banggakan?
Saat Kun Fayakun nya Allah
telah tertulis manis dalam catatan sucinya.
Semoga Allah Yang Maha Merajai mau menengok
tipisnya iman kita, lemahnya amal kita, buruknya Ibadah kita, busuknya hati kita,
dan sombongnya jiwa kita. Hingga Hidayah dan Ampunan Nya selalu tertuju pada kita.
Agar sempurna sebelum ajal datang menghadang.

"Allahumma innaka afuwun karim tuhibbu afwa fa'fu anni."

Tentang Kita

Tentang mulut yang tak mampu berkata
Tentang lisan yang tak sanggup berucap
Tentang suara yang tak kuat terdengar

Tentang pena yang tak mampu menulis
Tentang Tinta yang tak sanggup menggores
Tentang kertas yang kehilangan Coretan

Tentang kaki yang tak sanggup berjalan,
Tentang mata yang tak mampu menatap
Tentang wajah yang tak kuat terangkat
Tentang Sakit dan Perih Jiwa dalam dada.

"Jangan Kau Pikirkan tentang dunia. Tak kan ada habisnya bila kau urus dunia. Uruslah Akhiratmu, jangan sekali-kali kau tertipu dan terlena."

Tentang hari yang masih menjadi misteri
Tentang kisah yang belum berujung
Tentang tangis dan sedih yang tak lagi berfungsi
Tentang tawa dan ceria yang juga tetap terjaga.
Tentang Dunia dan Akhiratnya, Kawan.

Mari kita memilih Surga dan berupaya menuju kesana

Dua Nol Satu Lima

Dua Nol Satu Lima,
Saat kita sama-sama mulai belajar.
Saat kita berjuang demi satu visi Surga
dan Misi para ahlul Qur'an.
Jauhnya jarak tak jadi penghalang.

Dua Nol Satu Lima,
Saat kita saling mengingat dan berlomba,
Saat kita memulai semua dari awal,
Ayo Hidup Lagi.

Saat kita berjuang pada 10 malam terakhir,
Saat kita bercerita tentang masa lalu dan masa depan,
Saat kisah menghantar kita pada Ibroh
dan berazam, Ayo lebih baik.

Dua Nol Satu Lima,
Saat dimana ketulusan semakin merebak,
Saat perjalanan dan penjuangan semakin menapak,
Saat cerita semakin terekam
dan beribu peristiwa tak mampu terucap lewat kata.
Itulah kita...
Berbahagia, berduka, Tertawa dan tak jarang terluka.

Sahabat...
Bila di suatu saat kau tak temukan aku lagi pada kornea matamu.
maka tutuplah matamu dan temukan aku pada mata batinmu.
Semoga Allah menuntun kita untuk tetap bersama, berkumpul dan bertetangga di Jannah Firdaus-Nya
Bila tak kau temukan aku disana, tolong tanyakan pada Allah Rabbul Izzati dimana aku berada. Agar dapat kita bersama kembali menggapai CintaNya

Tentang Rindu

Kamu tidak akan tahu rasa Rindu,
Sebelum kamu rasakan panasnya rawit
yang selama berpuluh tahun kamu hindari.

Kamu tak akan tahu bagaimana rasa Rindu
Sebelum kau tahu perihnya setiap kenangan-kenangan
yang memutar semua memorial.

Kamu tak akan tahu rasa Rindu
Hingga kau lakukan apa-apa yang dikerjakan
oleh subjek rasa Rindu.

Dan kamu tak akan tahu rasa Rindu,
Saat rindu itu diacuhkan dan dibuang berlalu.
Itulah Rindu.
Saat kau tak mampu menggapai atau ditolak saat sampai.

Ledakan Malam

kasihan langit...
terlalu banyak di gemuruhi ledakan.
mungkin bila ia bisa bicara, ia akan berkata, "Apa salahku pada penduduk bumi, hingga mereka tega membuat kegaduhan dan melempariku dengan berjuta ledakan?!. Lalu katakan wahai penduduk bumi. Haruskah kami kembalikan lagi semua ledakan dan api2 itu kepada Bumi??? Agar kalian rasakan apa yang terjadi pada langit."