BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Minggu, 31 Juli 2011

dalam banyang sendu
kau kusapa
wahai putri dalam cermin
temani diriku terluka

dalam bayang sendu
kau kupinta
hapuskan sedihku
pancarkanlah sinarmu
buatlah diriku tertawa

oh...
bawa daku bersamamu
gapai bintang-bintang hiasi mimpiku
wahai putri ku dalam cerminku
hapus kan luka ku ceria selalu

dalam bayang sendu
kau ku sapa
wahai putri
dalam cerminku

***

apa yang kuberikan untuk mama
untuk mama
tersayang
tak ku miliki sesuatu berharga
untuk mama
tercinta

hanya ini...
kunyanyikan
senandung dari hatiku untuk mama
hanya sebuah lagu sedehana
lagu cintaku untuk mama

***
teringat masa kecilku
kau peluk dan kau manja
indahnya saat itu
buat ku melambung
disisiku terngiang
hangat nafas sgar harum tubuhmu
kau tuturkan
segala
mimpi-mimpi serta harapanmu

kau ingin ku menjadi
yang terbaik bagimu
patuhi perintahmu
jauhkan godaan
yang mungkinku
lakukan
dalam waktuku beranjak dewasa
jangan sampai membuatku
terbelunggu jatuh dan terinjak

tuhan tolonglah sampaikan sejuta
sayangku untuknya
ku trus berjanji takkan hianati pintanya
ayah dengarlah beta[a sesungguhnya ku mencintaimu
kan kubuktikan
kumampu penuhi mau mu

Kamis, 28 Juli 2011

Dimana kata-kata sendu
Yang memanggilku dengan penuh rindu
Dimana lafaz-lafaz syahdu
Yang membangkitkan asap dikala lesu
Dimana ucapan merdu
Yang menawarku tentang bubuk-bubuk pilu
Dimana selaksa indah langit dan laut biru
Yang mengukir maya antara aku dan kamu
***
Bisakah aku berdiri,
setelah ku lepaskan kedua kaki
Bisakah aku berlari,
setelah ku etalase semangat dan kecepatan diri
Bisakah aku bersedih,
setelah ku gadai segenap rasa yang menanti.
Bisakah aku kembali,
setelah ku hapus jejak-jejak masa kini.
***
Bambu biru mengajariku
untuk tetap bernyanyi
meski engkau tak dihargai
tetap berbakti walau harus tersakiti
tetap berbagi, karena hanya itu yang kita miliki.
Ambilkan bulan bu...
Ambilkan bulan bu...
Yang selalu bersinar dilangit
Di langit,
Bulan benderang...
Cahyanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan bu...
Ambilkan bulan bu...
Untuk menerangi tidurku
Dimalam kelam...
***
Satu-satu,
Daun-daun...
Berguguran tinggalkan tangkainya
Satu-satu,
Burung kecil
Berterbangan tinggalkan sarangnya
Jauh...jauh... tinggi
Kelangit yang biru
Andaikan...
Aku punya sayap
Ku kan terbang jauh,
Mengelilingi angkasa
Kan ku ajak, ayah bundaku
Terbang bersamaku
Melihat indahnya dunia.
***
Wahai...
Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu
Tuhan, baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cintaMu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Pahit yang kurasa biar
Jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta airmataku
Teringat semua yang kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah
Selama ini  Ya Ilahi
Muhasabah cintaku
Tuhan, kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Bila ku harus mati
Pertemukan aku dengan Mu...
(Muhasaba Cinta-Edcoustic)
***
Ku diam dalam berbicara...
Mengambil maksudnya di jiwa
Ku Biarkan semua segala yang terjadi
Sudah suratan Ilahi
Ku biarkan pena menulis
Mengambil maksudnya dihati
...
    Sebuah pesan singkat yang penuh makna dari seorang mahasiswa baru yang penuh keyakinan dan semangat meski ia belum tahu bagaimana caranya “berenang di kolam berenang”. Tapi ia percaya ia mampu untuk berenang. Dan akan terus berenang sambil belajar.  
Tujuan kami Cuma jadi hafidz kak,
Supaya ortu kita dapat jubah syurgawi d akhirat kelak
Mungkin Cuma itu yang bisa kami lakuin
Buat ngebales kebaikan ortu,
Walau kami dak berhasil di dunia,
Dak jadi masalah buat kami kak.
Semoga aja niat kami dak pernah luntur..
(Lira)

Selasa, 26 Juli 2011

Tuhan betapa aku malu
Akan semua yang kau beri pada diriku
Terlalu sering membuatmu kecewa

Entah mungkin karena ku terlena
Sementara
Engkau masih beri kesempatan
Berulang kali agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakanMu
Betapa tak ada apa-apanya
Aku dihadapanMu

Aku ingin mencintai-Mu
Setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam doa,
Dalam ucapan
Dalam setiap langkah ku
Aku ingin mendekatiMu
Selamanya
Sehina apapun diriku
Ku berharap
Untuk bertemu denganMu
Ya Rabbi...
(edcoustic-aku ingin mencintaiMu)
Ditangan ini ada doa..
Dimulut ini ada doa...
Dihati ini ada doa...
Esok lusa tetap berdoa

Ya Allah, ya Tuhanku
Ampunilah dosaku
Ya Allah, ya Tuhan
Kabulkanlah doaku
Amin...

lagu kecil syarat makna

Pelangi-pelangi
Alangkah indahmu
Merah kuning hijau
Dilangit yang biru
Pelukismu agung siapa gerangan
Pelangi-pelangi
Ciptaan Tuhan

bertualang bersama cinta

Hari-hari
Terus berlalu
Tiada pernah berhenti
Seribu rintang, jalan berliku
Bukanlah suatu penghalang...

Hadapilah segala tantangan...
Mohon petunjuk yang kuasa...
Ciptakanlah kerukunan bangsa
Kobarkanlah dalam dada
Semangat jiwa pancasila...

Hidup tiada mungkin
Tanpa perjuangan
Tanpa pengorbanan
Dunia adanya

Berpeganglah tangan
Satu dalam cita
Demi masa depan
Indonesia jaya...
(lagu nasional)

Lagu cinta dari kenangan seorang sahabat di MTsN Bogor. Aku sama sekali belum pernah mendengar suara aslinya. Tetapi sudah terekam diingatan ketika disekre sahabatku (Yesi) menyanyikannya dihadapan. Masa lalu penuh cerita... luv u kenangan, miss u sobat. :)

***
Selamat datang PMR MTsN
Lama nian ku rindukan kamu
Singsingkan lengan baju
Angkatlah senjatamu
Dengan dada terbuka
Kita maju... Maju

Berjuang...berjuang
Demi nusa bangsa
Berjuang...berjuang
Tuk negri tercinta

Aku senang MTsN
Aku suka PMRnya
Kakak suka, adik suka, semua juga suka

Solverino...solverino
Solverino kenangan
Kenangan Hendri Dunan
Hendri Dunan terkenang

Satu kali di PMR
Dua kali di PMR
....
....
Sampai teler di PMR. J

(karangan kakak tingkat di PMR MTsN Bogor. Meski udah dilarang ikut ekstrakulikuler karena kelas 3 dan mau ujian mereka berdua-aku lupa namanya- tetap datang melatih kami meski mengumpet biar tidak kelihatan guru.hehehe... contoh yang baik. J J)

Masih ada yang ingat lagu ini...

Hinociko Ulasabe
Soroto kaido
Kacang hejo campur ....
Rasanya soto
Cairannya jeruk ...
Bau .... ...

: )  : )


Capek...
Seharian diklat PMR
Demi untuk melatih fisik dan mental
o... wowo
Walau badan terasa sakitnya
Tiada dendam dihatiku

Ada kakak yang terbaik di panitia
Tak percaya coba engkau buktikan saja
Dia baik dan selalu membimbing kita
Siapakah dia...
Coba kamu pilih saja...

Lagu ini dinyanyikan saat lomba PMR sekota kalau gak salah. Dan banyak yang bilang lagu-lagu dari PMR kami bagus. Horeee... bravo untuk kakak berdua.
Ahhh... jadi rindu sama anak-anak PMR dan pembinanya kak Heri (kalau gak salah. maklum sudah hampir 9 tahun lebih.hehehe. aku baru nyadar udah lama, tapi kenangannya belum ilang juga. Hebat juga kamu otak. ;)
Aku ingat deh ketika aku harus pindah ke kota kelahiranku, rasanya sungguh berat karena sudah cinta sama PMR dan teman-teman. Kami baru saja melakukan diklat dan perlomba-lombaan, caturwulan kedua aku pindah. Berarti kurang lebih 4 bulan aku bersama dan kenal mereka. Tapi kenangannya menjejak penuh berkas di ingatan. Eh lupa, tadi mau cerita. Iya jadi saat-saat dimana kami akrab dan mengenal karena telah sering bersama-sama di lomba dan pelatihan. Hari itu, beberapa hari menjelang aku pindah ke kota kelahiran. Aku tidak bilang ke teman-teman perihal kepindahanku. Tapi wali kelasku tercinta, Pak Suhana(ada kisah lagi ni tentang pak suhana-nanti insyaAllah kita cerita) sudah tahu dan beberapa teman yang ada di dekat rumah kontrakanku.
            Sebenarnya sudah beberapa hari aku memutuskan untuk tidak bersekolah, tapi panggilan cinta itu datang kepadaku di 2 hari terakhir aku berangkat. Teman-teman yang tahu aku pindah agak sedikit kaget melihatku datang kesekolah. Ada yang bilang “Gak jadi ya” ada yang diam saja sambil tersenyum. Mungkin bahagia melihat aku. J tapi, apapun pikiran mereka. Aku sungguh bahagia, bisa melihat mereka untuk yang terakhir kali sebelum aku pergi dari kota ini.
            Kak yosi dan temannya. (Yosi itu cewek  ya...) alhamdulillah hari ini aku masih bisa mengobrol dan bersama mereka dihari terakhirku. Aku tidak bilang dan pamit ke kak Yosi dan kakak satu lagi (aku lupa namanya) bahwa aku akan pergi. Saat itu, rasanya pengin nangis saat menyimak cerita kak Yosi dan kakak satu lagi. Ingin rasanya aku berkata “kak, besok ifadah sudah tidak disini lagi. Tidak akan ada lagi adik kecil yang mengekori dan menguping pembicaraan kalian. J).
            Cerita kedekatanku dengan kakak berdua itu sungguh unik. Kak yosi dan kakak satu lagi adalah kakak kelas 3 B. Dahulu, disekolahku, karena siswanya banyak sehingga kami harus berbagi kelas. Untuk kelas 3 masuk pagi kelas 1 masuk siang (sungguh berat rasanya masuk siang, aku sering ngantuk-ngantuk. : ) ). Dahulu, kakak kelas 3 B sangat kesal sama anak-anak kelas 1 B. Karena setiap pagi di besok harinya, kelas selalu kotor, sehingga mereka balas dendam dengan mengotori kelas ketika siang –pas jadwal kelas 1B masuk). Mungkin kakak kelas 3 mengadu kepada Pak Suhana Wali kelas kami perihal kekotoran kami (anak-anak kelas 1). Sehingga di suatu siang pak Suhana langsung mengecek kelas dan dilihatnya begitu n=banyak sampah saat kami (anak kelas 1B) piket. Alhasil pak Suhana memanggil anak kelas 3 B yang masih berada di sekitar ruangan. Nah, pada saat itu yang di panggil adalah kak Yosi dan kakak satunya lagi, hingga akhirnya kakak-kakak itu malu dan baik kepada kelas 1 B.
Tanpa ragu bermodal SKSD (sok kenal sok dekat) Palapa, aku dekati 2 kakak itu. Walau aku juga tidak tahu apakah mereka suka aku dekati.(kok aku baru nyadar ya?! : ) ). Terkadang, ketika melihat mereka berdua lagi jalan di area sekolah, langsung aja aku kejar. Ntah apa yang mau dibilang yang penting aku gabung aja. Jadi pendengar juga tak apa. Tapi mereka berdua terlihat welcome-welcome aja. Pernah suatu waktu aku melihat kak Yosi sedih, dan aku bertanya kakak kenapa. Langsung di jawab sama kakak satu itu anginya lagi kurang bagus. Nah, aku jadi nambah bingung, anginnya “kurang bagus??”pikirku. aku masih dalam kebingungan dan mencoba mentranslitkan kata-kata itu agar bisa dicerna dengan mudah. Eh gak taunya kakaknya malah ketawa melihat aku bingung. Bukannya dijawab ya... :@
Pak Suhana-walikelasku sekalian guru MTK ku. Bapak ini lucu, bukan kayak badut. Tapi sikap welcome dan bersahabatnya dengan anak-anak. Pertama kali lihat, aku sudah kagum padanya. Apalagi bapak itu mengajar MTK. Aku tidak pernah tahu sejak kapan menyukai pelajaran yang kata sebagian orang rumit itu. Tapi sungguh sampai saat ini aku katakan masih mencintai pelajaran itu. Di ujian caturwulan (dulu masih pake caturwulan) aku mendapatkan nilai ulangan MTK tertinggi dari 1A sampai 1G. (Hehe banyak kan lokalnya. Itu baru kelas 1 belum kelas 2 dan 3). Bapak Suhana bangga kepadaku, dan akupun turut senang. Sebenarnya kisahnya bukan hanhya di MTs. Di aliyahpun aku masih menyukai pelajaran angka itu. Gurunya Pak Sulaiman. Pangkat similikiti. : ). Pak leman sering kesel sama kami karena tidak bisa mengerjakan soal mudah itu. (Mudah kata yang suka, tapi susah kata yang gak suka).  
Tapi, kalo pak leman mulai geram, terkadanga aku suka lucu, ketawa sendiri. Lucu aja lihat pak leman geram. (geram ya bukan marah. Kalo marah aku takut juga. Palingan cuma tertunduk diam). Pak Leman...Pak Leman... guru favoriteku yang lucu.
            Lo, kok jadi ke pak Leman. Balik lagi ke Pak Suhana. Pak Suhana sosok guru yang sederhana, rapi, pintar, baik menurutku. Aku hapal, beliau ke sekolah membawa vespa merah. Dan selalu, aku hapal kalo ada suara vespa terdengar ketika aku belajar pikiranku langsung menuju ke Pak Suhana. Pak Suhana datang... :)
            Aku dulu sosok yang serba pengin tahu dan sok tahu. (mungkin juga sekarang. Stt... diam-diam aja ya.) agak nakal juga dikit, dikit. Gak banyak kok. Kalo gak salah pernah ngabur dari pelajaran dan lari ke sekre PMR. Hehehe. (Jangan ditiru ya...) alasannya, karena sumpek kayaknya pikiranku. Hehe, kalau lama-lama aku MTsN, mungkin bisa sering aku ngabur. MTsN udah kayak rumahku sendiri. gak ingat sih berapa kali aku bolos, tapi dikit kok dan itu di akhir-akhir ketika aku sudah mau pindah. Beneran!!1. tapi, di Aliyah dan kuliah pun ada satu-satu. Hahaha. Ups... membuka aib sendiri. Kalau di Aliyah, aku lari dari ulangan mid MTK, aku belum siap. Kupikir daripada nilaiku ancur dan Pak Leman marah-marah (kecewa) akhirnya aku meliburkan diri.hehehe. dan ternyata benar, ulangan teman-teman pada ancur pak Leman juga jadi marah/kecewa deh. Alhasil semua remidi. Karena aku gak ikut, jadi tidak terlalu merasa bersalah, kalau aku juga jeblok nilainya, mungkin pak Leman akan tambah marah.(ah... sok tahu... :) ) Tapi, Pak Leman sempat nebak, aku gak datang karena ngindari mid. Hehehe. Ketahuan...
            Dikampus, baru aku sering bolos. Bukan karena sengaja, tapi karena aku telat... daripada menganggu kosentrsi belajar teman-teman karena nanti mendengar dosen marah sama aku karena telat. Mending aku lari aja keperpus. Berapa kali ya? Lumayan lah. Tapi hanya untuk beberapa dosen yang suka marah kalau tau kita telat. Tapi bagi dosen yang aman-aman saja, aku masuk aja sambil senyum-senyum minta maaf karena telat. Hihihi... black list ini.
            Waduh, jauh amat larinya ni cerita, kita balikke satu tokoh diBogorku tercinta yuk.
            Kak Heri, pelatih PMR yang aku juga kurang tahu kakak ini bekerja dimana, tapi bukan di MTsN tempatku bersekolah. Aku juga kagum padanya, banyak ilmu tentang ke PMR-an yang aku pelajari selama waktu singkat itu, terakhir pelajaran yang tidak sempat aku ikuti tentang memandikan bayi. Kalau untuk mengangkat pasien bawa di tandu dan rata-rata air insyaAllah bisa. Obat-obatan dulu juga bisa. Aduh, seru deh kayak dokter, tau semua... langsung prakter lagi. Hemmm... di sekre kami yang kecil tapi penuh kenangah.
Hahaha... aku juga ingat ada teman 1 kelasku yang tanganya terluka karena main petasan. Makanya siapasuruh main petasan. Jelek amat dengernya, luka karena main petasan. Karena merasa ini bagian dari tugasku anak PMR, akhirnya aku ambil betadin deh sekre, trus balik lagi ke sekre balikin obat. Padahal letak sekre dan kelas harus menyeberang di lapangan sekolah. Dan setau aku itu adalah jam pelajaran dan tidak ada siswa yang boleh berkeliaran kalau jam pelajaran meskipun tidak ada guru. Dan aku, berkeliaran aja kayak kalong di malam hari dengan percaya diri, ada takut sih, tapi dikit. Selebihnya, enjoy aja...
Beberapa hari menjelang kepindahanku kenegri paman syam (ngarang.!! negeri angso duo), aku menelpon kak Heri, selaku pelatih kami dan mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini aku akan pergi meninggalkan kota Bogor. Sempat kaget sih (mungkin) karena baru beberapa hari ini kami bagi anak baru di PMR sudah naik tingkat dan sah jadi anak PMR. Alhasil ketika ka Heri ke sekolah aku langsung di berikan lambang dan syal biru tanda sebagai anak PMR. Padahal sebenarnya belum ada lambang dan syal untuk kami, memang akan dikasih nanti. Tapi, karena aku akan pergi akhirnya lambang dan sal itu diberikan padaku. Entah punya siapa aku juga gak tahu.hehehe... tapi aku sangat bangga dan senang menerima tanda itu. Bukti bahwa aku adalah bagian dari mereka. Dan pernah bersama mereka. Meskipun setelah sampai di Jambi aku mati. Di sekolah pindahan aku tidak menemukan PMR, di Aliyah aku menemukannya, tapi aku kecewa. Pembinanya tidak seperti yang aku harapkan. Kami menunggu dan menunggu. Walaupun ia sudah hadir diruangan, tetap menunggu. Entah apa yang ditunggu. Hanya diam dan ngobrol. (biasa orang Jambi). Alhasil, puncaknya, saat aku dan teman-teman telah lama dan bosan menunggu, sedangkan di jam yang sama aku harus melakukan aktivitas lain. Aku temui pelatih yang duduk diam didepan dan aku katakan, “kak, masih lama ya latihannya?”(padahal sudah lama duduk disana dan kakak itu pun telah hadir.). entah apa yang kakak itu katakan aku tak terlalu jelas hanya kedenganran seperti seorang yang mencoba membuat alasan. Hingga langsung aku bilang “kami mau permisi karena ada kegiatan lain, kalau mungkin dari tadi kami bisa ngikuti.” Kakak itu mengles lagi tapi aku tidak peduli. “ya, udah kalau gitu, kami izin ya kak. Maaf... aj”. Aku pergi, dan tidak pernah hadir lagi disana. Kisah yang menyedihkan dan menyanyat hati. Ku harap, semoga suatu saat akan kembali bertemu dan bersama dengan PMR yang selama ini aku rindukan.
Kalau berbicara tentang teman-teman di Bogor, lucu. Ada kakak tingkatku yang katanya anak Iis Dahlia (siapa sih yang gak kenal). Hehehe... ada juga yang aneh-aneh. Tapi lucu ya. Ternyata setelah kita masuk organisasi serasa tidak ada sekat antara kakak tingkat dan adik tingkat kami membaur, tapi tetap menghormati. Ada Elis, nah, ini salah satu teman akrabku di MTs, karena kebetulan rumahnya gak terlalu jauh dan dia juga tahu perihal keberangkatanku. Di hari-hari terakhir aku mendapatkan hadiah dan beberapa lembar kertas dari teman-teman lokal dan teman-teman yang aku kenal. (oiya, mungkin karena temen-temen udah pada ngasih saran dan ucapan terakhir di kertas. Makanya mereka bingung pas lihat aku datang kesekolah waktu hari terakhir itu. Hehehe. Ifadah...ifadah... kamu memang aneh.) ada figura dan vas bunga serta beberapa surat dari teman-teman. Anak kelas dan anak PMR. Aku tidak terlalu mempunyai banyak cerita dengan teman kelas, karena aku lebih sering bersama anak-anak PMR. Kadang pas jam istirahatpun aku ke sekre dan bermain bersama mereka. (eit, tidak banyak, bukan berarti tidak ada kan. Tapi yaitulah. Akupun lupa.). ada surat unik menurutku, seorang teman menuliskan harapanya dengan kata-kata: Semoga Tuhanmu melindungimu dan Tuhanku melindungiku. Kurang lebih begitulah. Padahal jelas-jelas itu sekolah Agama, Tsanawiyah, eh malah nulis begitu saraf ni orang. Tapi unik... :). Semua surat aku taruh didalam dompet ungu kesayanganku. Dan ketika di Jambi, dompetku diambil oleh adik tingkat yang tak asing denganku. Kupikir, dia tidak tahu itu dompetku, makanya dia ambil, karena ada kata-kata asing yang kutangkap sesaat setelah dia mengambil dompetku. Dia bertanya dengan nada aneh “itu tas kakak ya?”
“iya”, jawabku tanpa tahu apa yang terjadi. Dan tidak lama setelah beberapa hari ada kehilangan uang jutaan di rumah guru yang jaga sekolah. Tepat sebelum waktu itu, sang adik terlihat oleh beberapa orang memengang uang banyak di tempat wudhu yang langsung nembus ke rumah guru itu. Dan adik itu tidak pernah lagi masuk sekolah dan kabur dari rumahnya.
Oiya, dompetku. Dompetku, hilang, bersama surat-surat dan kartu siswa MTsN ku tercinta.
Eh, lucu lo. Pernah juga saat diklat, kami memotret makhluk lain. Serem deh ceritanya. Aku gak berani lihat. Soalnya difoto itu, ada aku dan teman-teman. Emang sih waktu itu malam. Kami nginap dikelas. Pokoke cerita-cerita mistik ada juga. Takut juga sih. Tapi aku tetap yakini diri dan percaya aja. insyaAllah selama kita dekat dengan yang di atas, gak ada yang perlu ditakutin. Yakini diri aja. Bismillah. Kan Jin juga ciptaan Allah.
Ngomong-ngomong soal makhluk lain, di aliyah aku pernah dikejar-kejar sama Jin. Emang secara gak langsung. Tapi sempat membuat bulu kuduk merinding dan lari juga. Waktu itu pas lagi rukiyah masal, kebetulan anak rohis yang ngadain. Dan aku salah satu panitianya. (Stt... jangn bilang-bilang ya,baru kali itu aku mengang duit banyak jutaan padahal masih aliyah. Walaupun Cuma megang, kan uang pendaftaran ruqiyah. Hehehe). Pokoknya heboh deh waktu itu. Gak selesai sehari, berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Ada yang tiba-tiba kerasukan lah. Subhanallah... Ampuni hamba Rabb...
Jadi ceritanya pas dikelas, dan masih masa-masa bada ruqiyah. Ada salah satu temanku yang kerasukan(ngomong sendiri dan aneh). Setelah itu ada teman yang sering main sama aku langsung ngmpirin aku dan ngjak untuk melihat teman yang kerasukan itu. (biasa kadang aku dan teman yang satu ini agak suka eror kayak anak kecil gitu). Saat itu dia berbicara seperti anak kecil dan aku pikir dia main-main dan aku ikuti aja permainannya serta ajakannya. Tidak lama setelah melihat teman yang kerasukan tadi. Temanku satu ini terus pergi sambil mengajakku “kita pergi yuk, teman yang satu itu jahat”katanya. Aku bingung juga kok dia ngomong begitu, tapi aku menurut aja. Selepas itu gak lama, baru ketahuan. Dia juga sedang dipermainkan sama makhluk lain, kerasukan makhluk lain yang masih anak-anak. Oo... syok dan kaget aku dibuatnya. Kami memang sering bermain bertingkah seolah anak kecil tapi kali ini lain. Memang seperti bukan temanku. Ternyata dia selalu mencari dan mengajak aku untuk main, karena aku tahu itu bukan temanku yang asli, aku gak mau. Lari dan menghindar. Takut booo... sekolah sempat heboh. Tapi sebelumnya emang heboh duluan semenjak ruqiyah itu. Yang pasti teman kelas dan beberapa yang ada di dekat kelas pada tau di kelasku ada yang kerasukan dan temanku yang satu itu mencari dan menyebut diriku. Aku disuruh pergi dan menjau sama teman-teman yang lain karena dianggap takut menular kalau gak kuat. Akhirnya aku lari keperpus dan kemesjid. Bersama beberapa teman, kami membaca doa dan ayat-ayat yang kami hapal sampe yasin supaya terhindar dari ganguan setan. Berita pencarianku oleh teman yang bukan dirinya itu sampai ke kakak tingkat. Aku tidak tahu bagaimana karena aku tidak berada disana dan tidak berani. Aku hanya disuruh menghindar.
Tiba-tiba temanku itu berhasi menemukanku saat aku dan beberapa teman keluar dari masjid. Aku panik dan teman-teman lain nambah bikin panik. Suruh lari dan pergi. Aku lari kekelas. Ada kakak sepupuku yang berani dan menyuruh aku pergi menjauhi teman tadi. Setelah itu, kata temanku, kakak itu berbicara ke pada teman yang bukan dirinya tadi. “Ngapoin kau nyari-nyari ifadah. Dio tu adik aku. Jangan kau gangu dia”. Setelah itu aku tidak tahu lagi. Tapi salut deh sama Yu Ibat. Bravooo... hehehe... setelah itu keadaan kembali normal, ntah bagaimana dan gimana. Tapi semua terkendali hingga kami berteman lagi. Dan di kampus aku juga masih bertemu dengannya. Dengan dirinya dan bukan makhluk lain lagi.. Pyuhh...
Alhamdulillah...

terserah

Huuuuhuhhuhh....
Waahahahhaaa...
Aaaaaaaa...haaahaaaahaaaa
Heg...heg...hgg...

Biar kan aku menangis
Biarkan aku bersedih
Biarkan aku bernyanyi
Dan biarkan aku sendiri

Biarkan aku lari
Biarkan aku mengunci
Biarkan dan biarkan!!!

Biarkan aku terbang
Menjalin temali dengan kupu dan pelangi
Merajut benang bersama sutra dan mimpi
Mengukir batu berdamping palung-palung diri

Awangan ide

Aq khlgn ide
sesat seblm aq menemukanx
aq khlgn ide,
sesaat sblm aq
menjumpaix.
Aq khlgn ide
sesaat sblm merampasx
aq khlgn ide
mnjlg mati hilangx hati.

Kamis, 21 Juli 2011

Minggu, 17 Juli 2011

puisi hijau

Rabbi...
Kini aku telah terkepung
Jauh dan tak tahu ujung
Bintangku telah redup
Dan sayap-sayapku telah remuk

Dunia memberiku ruang angkasa
Sehingga aku bebas terbang kemanapun suka
Dunia memberiku selaksa
Namun aku lupa membuat sketsa

Aku bablas,
Hancur tergilas
Dunia mengacau semua dan lepas
Aku bebas tapi aku amblas
Karena ku lupa akan
Titah Cinta-Mu
Dikala senang dan cemas.
Jambi, 30 juni 2011. J 03.05
***
Cinta lahir bukan dari kata
Cinta lahir bukan dari rasa,
Cinta lahir dari pancaran cinta
Yang melambung tinggi
Di angkasa pencipta

Kemilau gemercik
Yang menimpa tipis
Lapis coklatmu,
Menambah kuat
Yang tak berasal dari mata.
Hingga pahami
Bahwa
Cinta yang memilih Cintanya.
Jambi, 24-25 Mei 2009
***
Rabbi...
Sejujurnya aku telah mati
Saat ku temukan Engkau tak dihati
Sesungguhnya aku merintih
Tak ada yang tahu beban di hati
Rabbi...
Engkau yang tahu siapa aku
Ampunilah dosaku, dosa ke dua orangtuaku
Sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku
Di waktu aku kecil
Ampuni dosaku, dosa adik, abang dan kakakku.
Jauhkan kami dari perbuatan keji dan mungkar.
Bimbing dan kumpulkan kami di syurgaMu. Amin
***
Kini, ku jalani lagi
Satu hari yang hendak mengujiku kembali
Menghantarkan pada suatu sisi
Antara kelam dan putih

Merugi,
Ya, aku merugi tiap hari.
Namun sayang
Format diri belum rapi.
Sayang.
Sangat sayang.
Ku masih mengandalkan lilin api
Yang sebenarnya bukan mentari.
Jabi, 25 Mei 2009
***
Tiap pagi,
Kicauan burung ini mengajakku menari
Melantunkan memori yang merapat rapi
Tiap hari,
Pekerjaan ini kujalani.
Detik demi detik
Berlalu bagaikan aliran angin.
Pergi diam-diam.
Datang dengan kesejukan.
Semua yang ada akan pergi
Tapi setiap paket berbeda kemasannya
Hidupkan hamba dengan CintaMu Rabb,
Yang mengalir di setiap degup jantungku
Dan
Panggil hamba dengan Ridho-Mu Rabb,
Yang mengisi hari-hari semu dengan pancaran Cinta-Mu.
Karena aku ditakdirkan menjadi hambaMu
Berselimut ifadah dan menjadi Rafiqo bagi semua alam. Amin
Jambi, 26 Mei 2009
***
Jangan mengaburkan semesta
Dengan warna yang kian kesat.
Melesat jauh, meratap
Di keinginan kata yang melenyapkan rasa.

Bayang menjadi hilang
Hampa menatap senja yang sekilat
Tersetel bintang.

Menatap pada mataYang sebenarnya mati.
Menguning pada tangkai yang baru menjadi.
Mengganti Cahaya yang sebenarnya Abadi.
Jambi, 27 Mei 2009
***
Nestapa mengukir senja,
Memecah jiwa di hening
Keemasan rasa yang terangkai kata.

Dalam untaian butir berbulir
Terajut alam yang
Menyongsong embun penuh warna

Partikel yang dibicarakan sains
Seakan menarik kutub magnet U dan S
Senyawa yang dikatakan “orang pintar”
Menyatu bersama putih dengan putih.

Ada yang terasa namun tak nampak
di kekuatan kata.
Ada yang tersembunyi tipu rahasia
yang unik.
Mengukir ditiap-tiap baris alam ini.
Jambi, 28 Mei 2009
***
Andai mengandai senja
Lupa menoreh tanya
Sikat tercoreh kerat
Suhu menuai karat

Lemah lembayung biru
Nan mengalir di pelupuk mataku
Membawaku kepada gelap
yang menenangkan.
Hingga malam mengisi
Detik-detikku dengan tanpa izin.
Jambi, 29 Mei 2009
***
Biarkan bintang melambai
Lewat susunan kata yang tak tersampai
Tersapu alur badai
Yang menghujam di tepi bulir-bulir pasir.
Tergambar lekat antara aku, kau, dia dan mereka
Sebuah petaka yang berwujud rasa cinta.
Sebuah nestapa yang tercuap salah kata.
Sebuah dan berbuah
Kebijaksanaan jiwa.
Keberanian untuk berterus terang,
Kekuatan untuk berkata jujur
Yang salah tempat
Dan keberkahan untuk bersama lagi
dengan Sang Penguasa Jiwa.
Jambi, 30 Mei 2009-19 juni 2009
***
Hei...
Kau dengar suara itu,
Cuap-cuap kecil dari roman sang penyair kecil.
Muncul lagi kehadirannya
memenuhi bumi
hadir lagi terusannya
menjadi pengganti
Tak letih setiap pagi
mendamaikan jiwa dengan nyanyian khasnya.
Tak lelah
Melukis warna lewat suara merdunya.
Tak Terluyka
Saat mereka tak menghiraukannya
Karena, ada kewajiban yang bukan beban.
Ada keharusan yang bukan paksaan. Lillah.
Jambi, 31 Mei 2009
***
Tihan,
Kau memberiku rasa
Ketika sesaat lagi ku kehilangan fatamorgana
Kau beri aku Cinta
Saat sebentar lagi ku tak bersama Ceria
Kau ajari aku
Ketika aku kan kehilangan pengajar itu.
Saat ku rasakan kesedihan,
Ada warna yang kan datang menghiburku.
Lalu, bila warna itu tak lagi disisiku,
Maka pada siapa ku kan melukis
Semua peristiwa hidupku.
Ku tahu Engkau pasti memberikan aku yang terbaik.
Isak tangis yang menerpaku saat ini,
Mungkin kan menjadi awal tuk
Membuatku berganti sebagai wadah warna tadi.
Yang kan menampung sehingga menjadi sebuah Pelangi.
Jambi, 1 juni 2009
***
Jingga, tersenyumlah...
Karena hitam
Tak bermaksud
Membakar Cinta

Jingga, membesarlah...
Penat tak bisa
berkata bila kau
menguasai arah permainan

Jingga, hidup dan cerialah...
Karena duka takkan mengusik
Bila kau berani
Menghantam dinding-dinding luka.
Jambi, 13 November 2009
***
Ada kata yang tak mengandung kata
Ada rasa yang tak bertajuk rasa
Ada manis yang terlanjur pahit
Ada kisah yang terangkum nyata.

Ada jiwa
Yang menerangi segenap cahaya
Melampau batas mengubah
Alam menjadi raga
Jambi, 3 Juni 2009
***
Aku,
Tak setegar batu karang
Yang dihantam oleh ribuan ombak
Deruan air

Aku tak sekuat
Pucuk pohon, dimana angin bergantian
Menari membawanya

Aku tak sesabar air
Yang berani melubangi kerasnya batu
Dihadapanya

Tapi aku tak selembek kerupuk,
Yang menciut saat terkena air.
Dan tak serapuh kayu yang berisi anai.
Jambi, 4 juni 2009
***
Detik mengajariku
Arti kehidupan.
Ada kalanya kita rapuh,
Ada kalanya kita tegar.
Ada saat suka
Dan saat tersayat.
Detik mengajariku
Arti ikhlas
Walau sulit dan
Berkali-kali ku dibuat
Berderai.
Kuyakin detik akan
Terus mengajariku
Arti ikhlas.
Detik mengajariku
Arti cinta dan kasih sayang,
Arti persaudaraan, rela berkorban,
Derita, canda, tangisan, sahabat,
Kesendiriaan, dan AHAD.
Jambi, 29 juni 2009
***
Berjalan memenuhi lapis-lapis langit
Yang perlahan turun lembut menembus
Ambang batas cinta.
Ketika bunga melapis warna
Kan kuukir senja-senja
Yang menatap mega.
Kutahu malam
Siap mengganti surya
Tapi ku yakin surya
Tak lenyap dan hilang
meninggalkan asa.
Jambi, 1 juli 2009
***
Semua sepi,
Tetapi hari tak akan
Mengukungmu dalam sunyi.
Andai
Syahdu
Melagu madu
Tak terobah
Warna pada 7 campuran
Pelangi.
Kosong
Sampai
Kau
Sanggup
Mengisi
Dan memenuhi
Kemudian
Saling memberi.
***
Rabb...
Ku tahu bahwa aku hanya memiliki 1 nyawa
Selama hidup ini.
Dan ku tahu, ada batas waktu
Dimana aku kan terhenti.

Ku tak punya sesuatu yang berharga
Untuk sahabat-sahabatku Rabb.
Ku hanya mempunyai
Sebuah mimpi melihat
Mereka tersenyum bahagia selalu

Ku tahu
Suatu saat aku akan pergi
Bila itu semua terjadi
Ku ingin ada senyum-senyum baru
Yang dapat mengukir ribuan
Senyum lain.
Jambi, 6 agustus 2009
***
Melukis bintang
Seakan terjalkan terlempar
Menyium sukma
Seakan selaksa melangsa indah

Lempar dunia angan
Selaksa bom telah mengembang
Menampar lepas
Dendang-dendang yang terdiam
Tapi sepi dari bayang.

Bila nestapa sekecil zarrah
Akankan terhanyut oleh
Gerlap-gerlap bintang
Kan mengisi kosong
Para lorong yang kehilangan bayang
Kan menggenggam sejuta harapan
Bahwa dunia berporos
Dengan tuntutan Senyum.
Solo, wisma seni (Munas FLP 2) 14 agustus 2009
***
Kami adalah
Pemuda
Yang menerjang ombak
Ketika badai hendak menghadang.
Kami adalah pemuda
Yang menerjang duri dan luka
Kami adalah pemuda
Yang melukis di atas udara
Tanpa pernah putus asa.
Kami adalah pemuda
Lihatlah, dunia kan
Kami ukir dengan derap-derap langkah ini.
Taman budaya Solo, 14 agustus 2009. (Munas FLP 2)
***
Ketika dunia ternyata hampa
Saat langit berkata petir
Maka dunia seakan menggigil
Bila hamparan dunia mengecil
Dendrit tak sanggup lagi berpikir.

***
Tuhan...
Nestapa mengancamku
Mengulur pedang
Hendak menikamku
Tuhan...
Asa mengincarku
Mencari titik jenuh
Agar aku merapuh
Tuhan...
Luka mengintaiku
Merobek sedikit-sedikit
Angan Cintaku
Tuhan...
Jauhkan aku
Tak mau ku bersama dalam nafas sengsara
Tuhan...
Bantulah aku
Mencari jiwa yang sekarang hilang.
Jambi, 17 januari 2010
***
Dimana luka?
Seakan semua hampa
Dimana suka
Tak ada rasa yang merekah

Dimana hati
Dimana jiwa
Senyum telah berganti
Kata. Tak enggan tuk berbicara

Dimana ceria
Raut telah berlumur asa
Hati-hati kini mulai
Ku jahit karena pecah dan
Tak terganti.
Jambi, 17 januri 2010
***
Mereka berkata ya...
Dan aku tetap tidak.
Mereka merasa ya
Dan aku tetap tidak.
Tuhan...
Apa yang terjadi didiri ini.
Perubahan membawaku
Ke sebuah pilihan.
Perubahan menyeretku
Ke sebuah keputusan.
Dahulu adalah
Ceria-ceria yang indah
Tapi kini
Ceria harus berganding luka
Tuhan...
Apa yang terjadi?
Semoga ini pelajaran diri
Untuk menjadi sebuah
Pribadi hakiki.
Jambi, 17 januari 2010
***
 Jangan berkata rindu pada
Butir-butir peluh
Karena peluh tak
Mampu mengubah rindu
Menjadi baku.

Jangan mengharap asa
Tanpa berasa
Karena asa hanya
Menyimpan sesuatu
Yang tidak ada

Harapkan ada,
Harapkan cinta...
Biarlah nestapa
Menghujam asa
Hidupkan sukma
Dan semaikan segala
Jambi, 29 oktober 2009
***
Suara, bantu aku memecah karang ini
Biar lega dan bebas aku berkata
“huaahh...”
Petir...
Kalahkan semua kata aku bosan
Mendengar hampanya kata
Kilat...
Ku takut sebenarnya padamu. Sungguh.
Tapi biarlah kau hadir.
Biar orang-orang besar dan angkuh
Juga bisa takut dan berkata “ALLAH”
Jambi, 7 desember 2009
***
Dunia ini, melalang buana
Dalam rumus-rumus cinta
Mendekap erat dalam
Indahnya untaian cinta
Mengulung indah
Dalam naungan sang pencipta.
Jambi, 25 januari 2010
***
Allah...
Dimana matahari,
ingin ku dekap matahari
merasai panasnya dan
mengenggam sinar cintaMu
wahai dzat yang maha kuasa
sesak terasa dada ini
dipenuhi
dunia yang ntah kapan ku temui hakikat
Abadi.
Wahai rabbul izzati
Sudah jauh tersesat langkah ini
Hendak kembali tapi
Tak tahu kemana kan berlari
Wahai jiwa
Kenapa saja kau meronta
Mencari kedamaian?
Tenanglah... jangan mencari lagi
Cukuplah Allah di hati.
Jambi, 5 april 2010
***
Rabb...
Semesta telah bertasbih memujiMu
Alam telah tenang dengan asma Mu
Tapi mengapa hati masih dengan angan semu

Wahai penguasa jiwa
Engkau yang lebih berhak atas jiwa
Diri ini menangis, ternganga, melihat semua yang ada
Wahai hati...
Apa yang kau kehendaki.
Aku seakan berlari dalam ruang terjepit
Illahi...
Izinkan aku berserah diri
Jambi, 3 maret 2010
***
Sobat...
Senyum dan bahagia itu
Milik Allah...
Tangis dan sedih itupun
Juga milik Allah
Jadi...
Jangan biarkan
Prasangkamu
Mengatakan sesuatu
Yang tidak kamu pasti i
Kebenarannya.
Karena semua milijk Allah SWT. J
Jambi, 15 maret 2010
***
Rabb...
Kirimkan aku bidadari Mu
Yang takkan pernah luntur
Meski terkena lumpur
Yang takkan kering
Meski terkena terik
Ya Rabb...
Kirimkan aku bidadari Mu
Yang mampu menyinari dunia
Meski penat dan pekat telah meraja
Kirimkan aku bidadari
Yang kan terus dan tetap menebar mewangi
Ya Rabb...
Kirimkan kekasih-kekasihMu
Hingga dapat ku belajar
Bagaimana cara mencintaiMu
Dan bisa ku mencapai CintaMu.
Minggu 25, April 2010
***
Jangan ambil mentariku
Yang ceria bersama deretan waktuku
Jangan ambil pelangiku
Yang mengalun bersama dalam haru biru
Warna indah hidupku
Jangan ambil duniaku
Kreasi indah Tuhanku
Dan
Jangan pernah kau izinkan
Airmata di pelipismu
Biarkan mereka berlalu
Lewat untaian ikhlas
Yang menjunjung tinggi
Rabb-Mu.
Jambi, 17 juni 2010