BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Minggu, 17 Juli 2011

puisi hijau

Rabbi...
Kini aku telah terkepung
Jauh dan tak tahu ujung
Bintangku telah redup
Dan sayap-sayapku telah remuk

Dunia memberiku ruang angkasa
Sehingga aku bebas terbang kemanapun suka
Dunia memberiku selaksa
Namun aku lupa membuat sketsa

Aku bablas,
Hancur tergilas
Dunia mengacau semua dan lepas
Aku bebas tapi aku amblas
Karena ku lupa akan
Titah Cinta-Mu
Dikala senang dan cemas.
Jambi, 30 juni 2011. J 03.05
***
Cinta lahir bukan dari kata
Cinta lahir bukan dari rasa,
Cinta lahir dari pancaran cinta
Yang melambung tinggi
Di angkasa pencipta

Kemilau gemercik
Yang menimpa tipis
Lapis coklatmu,
Menambah kuat
Yang tak berasal dari mata.
Hingga pahami
Bahwa
Cinta yang memilih Cintanya.
Jambi, 24-25 Mei 2009
***
Rabbi...
Sejujurnya aku telah mati
Saat ku temukan Engkau tak dihati
Sesungguhnya aku merintih
Tak ada yang tahu beban di hati
Rabbi...
Engkau yang tahu siapa aku
Ampunilah dosaku, dosa ke dua orangtuaku
Sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku
Di waktu aku kecil
Ampuni dosaku, dosa adik, abang dan kakakku.
Jauhkan kami dari perbuatan keji dan mungkar.
Bimbing dan kumpulkan kami di syurgaMu. Amin
***
Kini, ku jalani lagi
Satu hari yang hendak mengujiku kembali
Menghantarkan pada suatu sisi
Antara kelam dan putih

Merugi,
Ya, aku merugi tiap hari.
Namun sayang
Format diri belum rapi.
Sayang.
Sangat sayang.
Ku masih mengandalkan lilin api
Yang sebenarnya bukan mentari.
Jabi, 25 Mei 2009
***
Tiap pagi,
Kicauan burung ini mengajakku menari
Melantunkan memori yang merapat rapi
Tiap hari,
Pekerjaan ini kujalani.
Detik demi detik
Berlalu bagaikan aliran angin.
Pergi diam-diam.
Datang dengan kesejukan.
Semua yang ada akan pergi
Tapi setiap paket berbeda kemasannya
Hidupkan hamba dengan CintaMu Rabb,
Yang mengalir di setiap degup jantungku
Dan
Panggil hamba dengan Ridho-Mu Rabb,
Yang mengisi hari-hari semu dengan pancaran Cinta-Mu.
Karena aku ditakdirkan menjadi hambaMu
Berselimut ifadah dan menjadi Rafiqo bagi semua alam. Amin
Jambi, 26 Mei 2009
***
Jangan mengaburkan semesta
Dengan warna yang kian kesat.
Melesat jauh, meratap
Di keinginan kata yang melenyapkan rasa.

Bayang menjadi hilang
Hampa menatap senja yang sekilat
Tersetel bintang.

Menatap pada mataYang sebenarnya mati.
Menguning pada tangkai yang baru menjadi.
Mengganti Cahaya yang sebenarnya Abadi.
Jambi, 27 Mei 2009
***
Nestapa mengukir senja,
Memecah jiwa di hening
Keemasan rasa yang terangkai kata.

Dalam untaian butir berbulir
Terajut alam yang
Menyongsong embun penuh warna

Partikel yang dibicarakan sains
Seakan menarik kutub magnet U dan S
Senyawa yang dikatakan “orang pintar”
Menyatu bersama putih dengan putih.

Ada yang terasa namun tak nampak
di kekuatan kata.
Ada yang tersembunyi tipu rahasia
yang unik.
Mengukir ditiap-tiap baris alam ini.
Jambi, 28 Mei 2009
***
Andai mengandai senja
Lupa menoreh tanya
Sikat tercoreh kerat
Suhu menuai karat

Lemah lembayung biru
Nan mengalir di pelupuk mataku
Membawaku kepada gelap
yang menenangkan.
Hingga malam mengisi
Detik-detikku dengan tanpa izin.
Jambi, 29 Mei 2009
***
Biarkan bintang melambai
Lewat susunan kata yang tak tersampai
Tersapu alur badai
Yang menghujam di tepi bulir-bulir pasir.
Tergambar lekat antara aku, kau, dia dan mereka
Sebuah petaka yang berwujud rasa cinta.
Sebuah nestapa yang tercuap salah kata.
Sebuah dan berbuah
Kebijaksanaan jiwa.
Keberanian untuk berterus terang,
Kekuatan untuk berkata jujur
Yang salah tempat
Dan keberkahan untuk bersama lagi
dengan Sang Penguasa Jiwa.
Jambi, 30 Mei 2009-19 juni 2009
***
Hei...
Kau dengar suara itu,
Cuap-cuap kecil dari roman sang penyair kecil.
Muncul lagi kehadirannya
memenuhi bumi
hadir lagi terusannya
menjadi pengganti
Tak letih setiap pagi
mendamaikan jiwa dengan nyanyian khasnya.
Tak lelah
Melukis warna lewat suara merdunya.
Tak Terluyka
Saat mereka tak menghiraukannya
Karena, ada kewajiban yang bukan beban.
Ada keharusan yang bukan paksaan. Lillah.
Jambi, 31 Mei 2009
***
Tihan,
Kau memberiku rasa
Ketika sesaat lagi ku kehilangan fatamorgana
Kau beri aku Cinta
Saat sebentar lagi ku tak bersama Ceria
Kau ajari aku
Ketika aku kan kehilangan pengajar itu.
Saat ku rasakan kesedihan,
Ada warna yang kan datang menghiburku.
Lalu, bila warna itu tak lagi disisiku,
Maka pada siapa ku kan melukis
Semua peristiwa hidupku.
Ku tahu Engkau pasti memberikan aku yang terbaik.
Isak tangis yang menerpaku saat ini,
Mungkin kan menjadi awal tuk
Membuatku berganti sebagai wadah warna tadi.
Yang kan menampung sehingga menjadi sebuah Pelangi.
Jambi, 1 juni 2009
***
Jingga, tersenyumlah...
Karena hitam
Tak bermaksud
Membakar Cinta

Jingga, membesarlah...
Penat tak bisa
berkata bila kau
menguasai arah permainan

Jingga, hidup dan cerialah...
Karena duka takkan mengusik
Bila kau berani
Menghantam dinding-dinding luka.
Jambi, 13 November 2009
***
Ada kata yang tak mengandung kata
Ada rasa yang tak bertajuk rasa
Ada manis yang terlanjur pahit
Ada kisah yang terangkum nyata.

Ada jiwa
Yang menerangi segenap cahaya
Melampau batas mengubah
Alam menjadi raga
Jambi, 3 Juni 2009
***
Aku,
Tak setegar batu karang
Yang dihantam oleh ribuan ombak
Deruan air

Aku tak sekuat
Pucuk pohon, dimana angin bergantian
Menari membawanya

Aku tak sesabar air
Yang berani melubangi kerasnya batu
Dihadapanya

Tapi aku tak selembek kerupuk,
Yang menciut saat terkena air.
Dan tak serapuh kayu yang berisi anai.
Jambi, 4 juni 2009
***
Detik mengajariku
Arti kehidupan.
Ada kalanya kita rapuh,
Ada kalanya kita tegar.
Ada saat suka
Dan saat tersayat.
Detik mengajariku
Arti ikhlas
Walau sulit dan
Berkali-kali ku dibuat
Berderai.
Kuyakin detik akan
Terus mengajariku
Arti ikhlas.
Detik mengajariku
Arti cinta dan kasih sayang,
Arti persaudaraan, rela berkorban,
Derita, canda, tangisan, sahabat,
Kesendiriaan, dan AHAD.
Jambi, 29 juni 2009
***
Berjalan memenuhi lapis-lapis langit
Yang perlahan turun lembut menembus
Ambang batas cinta.
Ketika bunga melapis warna
Kan kuukir senja-senja
Yang menatap mega.
Kutahu malam
Siap mengganti surya
Tapi ku yakin surya
Tak lenyap dan hilang
meninggalkan asa.
Jambi, 1 juli 2009
***
Semua sepi,
Tetapi hari tak akan
Mengukungmu dalam sunyi.
Andai
Syahdu
Melagu madu
Tak terobah
Warna pada 7 campuran
Pelangi.
Kosong
Sampai
Kau
Sanggup
Mengisi
Dan memenuhi
Kemudian
Saling memberi.
***
Rabb...
Ku tahu bahwa aku hanya memiliki 1 nyawa
Selama hidup ini.
Dan ku tahu, ada batas waktu
Dimana aku kan terhenti.

Ku tak punya sesuatu yang berharga
Untuk sahabat-sahabatku Rabb.
Ku hanya mempunyai
Sebuah mimpi melihat
Mereka tersenyum bahagia selalu

Ku tahu
Suatu saat aku akan pergi
Bila itu semua terjadi
Ku ingin ada senyum-senyum baru
Yang dapat mengukir ribuan
Senyum lain.
Jambi, 6 agustus 2009
***
Melukis bintang
Seakan terjalkan terlempar
Menyium sukma
Seakan selaksa melangsa indah

Lempar dunia angan
Selaksa bom telah mengembang
Menampar lepas
Dendang-dendang yang terdiam
Tapi sepi dari bayang.

Bila nestapa sekecil zarrah
Akankan terhanyut oleh
Gerlap-gerlap bintang
Kan mengisi kosong
Para lorong yang kehilangan bayang
Kan menggenggam sejuta harapan
Bahwa dunia berporos
Dengan tuntutan Senyum.
Solo, wisma seni (Munas FLP 2) 14 agustus 2009
***
Kami adalah
Pemuda
Yang menerjang ombak
Ketika badai hendak menghadang.
Kami adalah pemuda
Yang menerjang duri dan luka
Kami adalah pemuda
Yang melukis di atas udara
Tanpa pernah putus asa.
Kami adalah pemuda
Lihatlah, dunia kan
Kami ukir dengan derap-derap langkah ini.
Taman budaya Solo, 14 agustus 2009. (Munas FLP 2)
***
Ketika dunia ternyata hampa
Saat langit berkata petir
Maka dunia seakan menggigil
Bila hamparan dunia mengecil
Dendrit tak sanggup lagi berpikir.

***
Tuhan...
Nestapa mengancamku
Mengulur pedang
Hendak menikamku
Tuhan...
Asa mengincarku
Mencari titik jenuh
Agar aku merapuh
Tuhan...
Luka mengintaiku
Merobek sedikit-sedikit
Angan Cintaku
Tuhan...
Jauhkan aku
Tak mau ku bersama dalam nafas sengsara
Tuhan...
Bantulah aku
Mencari jiwa yang sekarang hilang.
Jambi, 17 januari 2010
***
Dimana luka?
Seakan semua hampa
Dimana suka
Tak ada rasa yang merekah

Dimana hati
Dimana jiwa
Senyum telah berganti
Kata. Tak enggan tuk berbicara

Dimana ceria
Raut telah berlumur asa
Hati-hati kini mulai
Ku jahit karena pecah dan
Tak terganti.
Jambi, 17 januri 2010
***
Mereka berkata ya...
Dan aku tetap tidak.
Mereka merasa ya
Dan aku tetap tidak.
Tuhan...
Apa yang terjadi didiri ini.
Perubahan membawaku
Ke sebuah pilihan.
Perubahan menyeretku
Ke sebuah keputusan.
Dahulu adalah
Ceria-ceria yang indah
Tapi kini
Ceria harus berganding luka
Tuhan...
Apa yang terjadi?
Semoga ini pelajaran diri
Untuk menjadi sebuah
Pribadi hakiki.
Jambi, 17 januari 2010
***
 Jangan berkata rindu pada
Butir-butir peluh
Karena peluh tak
Mampu mengubah rindu
Menjadi baku.

Jangan mengharap asa
Tanpa berasa
Karena asa hanya
Menyimpan sesuatu
Yang tidak ada

Harapkan ada,
Harapkan cinta...
Biarlah nestapa
Menghujam asa
Hidupkan sukma
Dan semaikan segala
Jambi, 29 oktober 2009
***
Suara, bantu aku memecah karang ini
Biar lega dan bebas aku berkata
“huaahh...”
Petir...
Kalahkan semua kata aku bosan
Mendengar hampanya kata
Kilat...
Ku takut sebenarnya padamu. Sungguh.
Tapi biarlah kau hadir.
Biar orang-orang besar dan angkuh
Juga bisa takut dan berkata “ALLAH”
Jambi, 7 desember 2009
***
Dunia ini, melalang buana
Dalam rumus-rumus cinta
Mendekap erat dalam
Indahnya untaian cinta
Mengulung indah
Dalam naungan sang pencipta.
Jambi, 25 januari 2010
***
Allah...
Dimana matahari,
ingin ku dekap matahari
merasai panasnya dan
mengenggam sinar cintaMu
wahai dzat yang maha kuasa
sesak terasa dada ini
dipenuhi
dunia yang ntah kapan ku temui hakikat
Abadi.
Wahai rabbul izzati
Sudah jauh tersesat langkah ini
Hendak kembali tapi
Tak tahu kemana kan berlari
Wahai jiwa
Kenapa saja kau meronta
Mencari kedamaian?
Tenanglah... jangan mencari lagi
Cukuplah Allah di hati.
Jambi, 5 april 2010
***
Rabb...
Semesta telah bertasbih memujiMu
Alam telah tenang dengan asma Mu
Tapi mengapa hati masih dengan angan semu

Wahai penguasa jiwa
Engkau yang lebih berhak atas jiwa
Diri ini menangis, ternganga, melihat semua yang ada
Wahai hati...
Apa yang kau kehendaki.
Aku seakan berlari dalam ruang terjepit
Illahi...
Izinkan aku berserah diri
Jambi, 3 maret 2010
***
Sobat...
Senyum dan bahagia itu
Milik Allah...
Tangis dan sedih itupun
Juga milik Allah
Jadi...
Jangan biarkan
Prasangkamu
Mengatakan sesuatu
Yang tidak kamu pasti i
Kebenarannya.
Karena semua milijk Allah SWT. J
Jambi, 15 maret 2010
***
Rabb...
Kirimkan aku bidadari Mu
Yang takkan pernah luntur
Meski terkena lumpur
Yang takkan kering
Meski terkena terik
Ya Rabb...
Kirimkan aku bidadari Mu
Yang mampu menyinari dunia
Meski penat dan pekat telah meraja
Kirimkan aku bidadari
Yang kan terus dan tetap menebar mewangi
Ya Rabb...
Kirimkan kekasih-kekasihMu
Hingga dapat ku belajar
Bagaimana cara mencintaiMu
Dan bisa ku mencapai CintaMu.
Minggu 25, April 2010
***
Jangan ambil mentariku
Yang ceria bersama deretan waktuku
Jangan ambil pelangiku
Yang mengalun bersama dalam haru biru
Warna indah hidupku
Jangan ambil duniaku
Kreasi indah Tuhanku
Dan
Jangan pernah kau izinkan
Airmata di pelipismu
Biarkan mereka berlalu
Lewat untaian ikhlas
Yang menjunjung tinggi
Rabb-Mu.
Jambi, 17 juni 2010


Tidak ada komentar: