BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Selasa, 26 Juli 2011

bertualang bersama cinta

Hari-hari
Terus berlalu
Tiada pernah berhenti
Seribu rintang, jalan berliku
Bukanlah suatu penghalang...

Hadapilah segala tantangan...
Mohon petunjuk yang kuasa...
Ciptakanlah kerukunan bangsa
Kobarkanlah dalam dada
Semangat jiwa pancasila...

Hidup tiada mungkin
Tanpa perjuangan
Tanpa pengorbanan
Dunia adanya

Berpeganglah tangan
Satu dalam cita
Demi masa depan
Indonesia jaya...
(lagu nasional)

Lagu cinta dari kenangan seorang sahabat di MTsN Bogor. Aku sama sekali belum pernah mendengar suara aslinya. Tetapi sudah terekam diingatan ketika disekre sahabatku (Yesi) menyanyikannya dihadapan. Masa lalu penuh cerita... luv u kenangan, miss u sobat. :)

***
Selamat datang PMR MTsN
Lama nian ku rindukan kamu
Singsingkan lengan baju
Angkatlah senjatamu
Dengan dada terbuka
Kita maju... Maju

Berjuang...berjuang
Demi nusa bangsa
Berjuang...berjuang
Tuk negri tercinta

Aku senang MTsN
Aku suka PMRnya
Kakak suka, adik suka, semua juga suka

Solverino...solverino
Solverino kenangan
Kenangan Hendri Dunan
Hendri Dunan terkenang

Satu kali di PMR
Dua kali di PMR
....
....
Sampai teler di PMR. J

(karangan kakak tingkat di PMR MTsN Bogor. Meski udah dilarang ikut ekstrakulikuler karena kelas 3 dan mau ujian mereka berdua-aku lupa namanya- tetap datang melatih kami meski mengumpet biar tidak kelihatan guru.hehehe... contoh yang baik. J J)

Masih ada yang ingat lagu ini...

Hinociko Ulasabe
Soroto kaido
Kacang hejo campur ....
Rasanya soto
Cairannya jeruk ...
Bau .... ...

: )  : )


Capek...
Seharian diklat PMR
Demi untuk melatih fisik dan mental
o... wowo
Walau badan terasa sakitnya
Tiada dendam dihatiku

Ada kakak yang terbaik di panitia
Tak percaya coba engkau buktikan saja
Dia baik dan selalu membimbing kita
Siapakah dia...
Coba kamu pilih saja...

Lagu ini dinyanyikan saat lomba PMR sekota kalau gak salah. Dan banyak yang bilang lagu-lagu dari PMR kami bagus. Horeee... bravo untuk kakak berdua.
Ahhh... jadi rindu sama anak-anak PMR dan pembinanya kak Heri (kalau gak salah. maklum sudah hampir 9 tahun lebih.hehehe. aku baru nyadar udah lama, tapi kenangannya belum ilang juga. Hebat juga kamu otak. ;)
Aku ingat deh ketika aku harus pindah ke kota kelahiranku, rasanya sungguh berat karena sudah cinta sama PMR dan teman-teman. Kami baru saja melakukan diklat dan perlomba-lombaan, caturwulan kedua aku pindah. Berarti kurang lebih 4 bulan aku bersama dan kenal mereka. Tapi kenangannya menjejak penuh berkas di ingatan. Eh lupa, tadi mau cerita. Iya jadi saat-saat dimana kami akrab dan mengenal karena telah sering bersama-sama di lomba dan pelatihan. Hari itu, beberapa hari menjelang aku pindah ke kota kelahiran. Aku tidak bilang ke teman-teman perihal kepindahanku. Tapi wali kelasku tercinta, Pak Suhana(ada kisah lagi ni tentang pak suhana-nanti insyaAllah kita cerita) sudah tahu dan beberapa teman yang ada di dekat rumah kontrakanku.
            Sebenarnya sudah beberapa hari aku memutuskan untuk tidak bersekolah, tapi panggilan cinta itu datang kepadaku di 2 hari terakhir aku berangkat. Teman-teman yang tahu aku pindah agak sedikit kaget melihatku datang kesekolah. Ada yang bilang “Gak jadi ya” ada yang diam saja sambil tersenyum. Mungkin bahagia melihat aku. J tapi, apapun pikiran mereka. Aku sungguh bahagia, bisa melihat mereka untuk yang terakhir kali sebelum aku pergi dari kota ini.
            Kak yosi dan temannya. (Yosi itu cewek  ya...) alhamdulillah hari ini aku masih bisa mengobrol dan bersama mereka dihari terakhirku. Aku tidak bilang dan pamit ke kak Yosi dan kakak satu lagi (aku lupa namanya) bahwa aku akan pergi. Saat itu, rasanya pengin nangis saat menyimak cerita kak Yosi dan kakak satu lagi. Ingin rasanya aku berkata “kak, besok ifadah sudah tidak disini lagi. Tidak akan ada lagi adik kecil yang mengekori dan menguping pembicaraan kalian. J).
            Cerita kedekatanku dengan kakak berdua itu sungguh unik. Kak yosi dan kakak satu lagi adalah kakak kelas 3 B. Dahulu, disekolahku, karena siswanya banyak sehingga kami harus berbagi kelas. Untuk kelas 3 masuk pagi kelas 1 masuk siang (sungguh berat rasanya masuk siang, aku sering ngantuk-ngantuk. : ) ). Dahulu, kakak kelas 3 B sangat kesal sama anak-anak kelas 1 B. Karena setiap pagi di besok harinya, kelas selalu kotor, sehingga mereka balas dendam dengan mengotori kelas ketika siang –pas jadwal kelas 1B masuk). Mungkin kakak kelas 3 mengadu kepada Pak Suhana Wali kelas kami perihal kekotoran kami (anak-anak kelas 1). Sehingga di suatu siang pak Suhana langsung mengecek kelas dan dilihatnya begitu n=banyak sampah saat kami (anak kelas 1B) piket. Alhasil pak Suhana memanggil anak kelas 3 B yang masih berada di sekitar ruangan. Nah, pada saat itu yang di panggil adalah kak Yosi dan kakak satunya lagi, hingga akhirnya kakak-kakak itu malu dan baik kepada kelas 1 B.
Tanpa ragu bermodal SKSD (sok kenal sok dekat) Palapa, aku dekati 2 kakak itu. Walau aku juga tidak tahu apakah mereka suka aku dekati.(kok aku baru nyadar ya?! : ) ). Terkadang, ketika melihat mereka berdua lagi jalan di area sekolah, langsung aja aku kejar. Ntah apa yang mau dibilang yang penting aku gabung aja. Jadi pendengar juga tak apa. Tapi mereka berdua terlihat welcome-welcome aja. Pernah suatu waktu aku melihat kak Yosi sedih, dan aku bertanya kakak kenapa. Langsung di jawab sama kakak satu itu anginya lagi kurang bagus. Nah, aku jadi nambah bingung, anginnya “kurang bagus??”pikirku. aku masih dalam kebingungan dan mencoba mentranslitkan kata-kata itu agar bisa dicerna dengan mudah. Eh gak taunya kakaknya malah ketawa melihat aku bingung. Bukannya dijawab ya... :@
Pak Suhana-walikelasku sekalian guru MTK ku. Bapak ini lucu, bukan kayak badut. Tapi sikap welcome dan bersahabatnya dengan anak-anak. Pertama kali lihat, aku sudah kagum padanya. Apalagi bapak itu mengajar MTK. Aku tidak pernah tahu sejak kapan menyukai pelajaran yang kata sebagian orang rumit itu. Tapi sungguh sampai saat ini aku katakan masih mencintai pelajaran itu. Di ujian caturwulan (dulu masih pake caturwulan) aku mendapatkan nilai ulangan MTK tertinggi dari 1A sampai 1G. (Hehe banyak kan lokalnya. Itu baru kelas 1 belum kelas 2 dan 3). Bapak Suhana bangga kepadaku, dan akupun turut senang. Sebenarnya kisahnya bukan hanhya di MTs. Di aliyahpun aku masih menyukai pelajaran angka itu. Gurunya Pak Sulaiman. Pangkat similikiti. : ). Pak leman sering kesel sama kami karena tidak bisa mengerjakan soal mudah itu. (Mudah kata yang suka, tapi susah kata yang gak suka).  
Tapi, kalo pak leman mulai geram, terkadanga aku suka lucu, ketawa sendiri. Lucu aja lihat pak leman geram. (geram ya bukan marah. Kalo marah aku takut juga. Palingan cuma tertunduk diam). Pak Leman...Pak Leman... guru favoriteku yang lucu.
            Lo, kok jadi ke pak Leman. Balik lagi ke Pak Suhana. Pak Suhana sosok guru yang sederhana, rapi, pintar, baik menurutku. Aku hapal, beliau ke sekolah membawa vespa merah. Dan selalu, aku hapal kalo ada suara vespa terdengar ketika aku belajar pikiranku langsung menuju ke Pak Suhana. Pak Suhana datang... :)
            Aku dulu sosok yang serba pengin tahu dan sok tahu. (mungkin juga sekarang. Stt... diam-diam aja ya.) agak nakal juga dikit, dikit. Gak banyak kok. Kalo gak salah pernah ngabur dari pelajaran dan lari ke sekre PMR. Hehehe. (Jangan ditiru ya...) alasannya, karena sumpek kayaknya pikiranku. Hehe, kalau lama-lama aku MTsN, mungkin bisa sering aku ngabur. MTsN udah kayak rumahku sendiri. gak ingat sih berapa kali aku bolos, tapi dikit kok dan itu di akhir-akhir ketika aku sudah mau pindah. Beneran!!1. tapi, di Aliyah dan kuliah pun ada satu-satu. Hahaha. Ups... membuka aib sendiri. Kalau di Aliyah, aku lari dari ulangan mid MTK, aku belum siap. Kupikir daripada nilaiku ancur dan Pak Leman marah-marah (kecewa) akhirnya aku meliburkan diri.hehehe. dan ternyata benar, ulangan teman-teman pada ancur pak Leman juga jadi marah/kecewa deh. Alhasil semua remidi. Karena aku gak ikut, jadi tidak terlalu merasa bersalah, kalau aku juga jeblok nilainya, mungkin pak Leman akan tambah marah.(ah... sok tahu... :) ) Tapi, Pak Leman sempat nebak, aku gak datang karena ngindari mid. Hehehe. Ketahuan...
            Dikampus, baru aku sering bolos. Bukan karena sengaja, tapi karena aku telat... daripada menganggu kosentrsi belajar teman-teman karena nanti mendengar dosen marah sama aku karena telat. Mending aku lari aja keperpus. Berapa kali ya? Lumayan lah. Tapi hanya untuk beberapa dosen yang suka marah kalau tau kita telat. Tapi bagi dosen yang aman-aman saja, aku masuk aja sambil senyum-senyum minta maaf karena telat. Hihihi... black list ini.
            Waduh, jauh amat larinya ni cerita, kita balikke satu tokoh diBogorku tercinta yuk.
            Kak Heri, pelatih PMR yang aku juga kurang tahu kakak ini bekerja dimana, tapi bukan di MTsN tempatku bersekolah. Aku juga kagum padanya, banyak ilmu tentang ke PMR-an yang aku pelajari selama waktu singkat itu, terakhir pelajaran yang tidak sempat aku ikuti tentang memandikan bayi. Kalau untuk mengangkat pasien bawa di tandu dan rata-rata air insyaAllah bisa. Obat-obatan dulu juga bisa. Aduh, seru deh kayak dokter, tau semua... langsung prakter lagi. Hemmm... di sekre kami yang kecil tapi penuh kenangah.
Hahaha... aku juga ingat ada teman 1 kelasku yang tanganya terluka karena main petasan. Makanya siapasuruh main petasan. Jelek amat dengernya, luka karena main petasan. Karena merasa ini bagian dari tugasku anak PMR, akhirnya aku ambil betadin deh sekre, trus balik lagi ke sekre balikin obat. Padahal letak sekre dan kelas harus menyeberang di lapangan sekolah. Dan setau aku itu adalah jam pelajaran dan tidak ada siswa yang boleh berkeliaran kalau jam pelajaran meskipun tidak ada guru. Dan aku, berkeliaran aja kayak kalong di malam hari dengan percaya diri, ada takut sih, tapi dikit. Selebihnya, enjoy aja...
Beberapa hari menjelang kepindahanku kenegri paman syam (ngarang.!! negeri angso duo), aku menelpon kak Heri, selaku pelatih kami dan mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini aku akan pergi meninggalkan kota Bogor. Sempat kaget sih (mungkin) karena baru beberapa hari ini kami bagi anak baru di PMR sudah naik tingkat dan sah jadi anak PMR. Alhasil ketika ka Heri ke sekolah aku langsung di berikan lambang dan syal biru tanda sebagai anak PMR. Padahal sebenarnya belum ada lambang dan syal untuk kami, memang akan dikasih nanti. Tapi, karena aku akan pergi akhirnya lambang dan sal itu diberikan padaku. Entah punya siapa aku juga gak tahu.hehehe... tapi aku sangat bangga dan senang menerima tanda itu. Bukti bahwa aku adalah bagian dari mereka. Dan pernah bersama mereka. Meskipun setelah sampai di Jambi aku mati. Di sekolah pindahan aku tidak menemukan PMR, di Aliyah aku menemukannya, tapi aku kecewa. Pembinanya tidak seperti yang aku harapkan. Kami menunggu dan menunggu. Walaupun ia sudah hadir diruangan, tetap menunggu. Entah apa yang ditunggu. Hanya diam dan ngobrol. (biasa orang Jambi). Alhasil, puncaknya, saat aku dan teman-teman telah lama dan bosan menunggu, sedangkan di jam yang sama aku harus melakukan aktivitas lain. Aku temui pelatih yang duduk diam didepan dan aku katakan, “kak, masih lama ya latihannya?”(padahal sudah lama duduk disana dan kakak itu pun telah hadir.). entah apa yang kakak itu katakan aku tak terlalu jelas hanya kedenganran seperti seorang yang mencoba membuat alasan. Hingga langsung aku bilang “kami mau permisi karena ada kegiatan lain, kalau mungkin dari tadi kami bisa ngikuti.” Kakak itu mengles lagi tapi aku tidak peduli. “ya, udah kalau gitu, kami izin ya kak. Maaf... aj”. Aku pergi, dan tidak pernah hadir lagi disana. Kisah yang menyedihkan dan menyanyat hati. Ku harap, semoga suatu saat akan kembali bertemu dan bersama dengan PMR yang selama ini aku rindukan.
Kalau berbicara tentang teman-teman di Bogor, lucu. Ada kakak tingkatku yang katanya anak Iis Dahlia (siapa sih yang gak kenal). Hehehe... ada juga yang aneh-aneh. Tapi lucu ya. Ternyata setelah kita masuk organisasi serasa tidak ada sekat antara kakak tingkat dan adik tingkat kami membaur, tapi tetap menghormati. Ada Elis, nah, ini salah satu teman akrabku di MTs, karena kebetulan rumahnya gak terlalu jauh dan dia juga tahu perihal keberangkatanku. Di hari-hari terakhir aku mendapatkan hadiah dan beberapa lembar kertas dari teman-teman lokal dan teman-teman yang aku kenal. (oiya, mungkin karena temen-temen udah pada ngasih saran dan ucapan terakhir di kertas. Makanya mereka bingung pas lihat aku datang kesekolah waktu hari terakhir itu. Hehehe. Ifadah...ifadah... kamu memang aneh.) ada figura dan vas bunga serta beberapa surat dari teman-teman. Anak kelas dan anak PMR. Aku tidak terlalu mempunyai banyak cerita dengan teman kelas, karena aku lebih sering bersama anak-anak PMR. Kadang pas jam istirahatpun aku ke sekre dan bermain bersama mereka. (eit, tidak banyak, bukan berarti tidak ada kan. Tapi yaitulah. Akupun lupa.). ada surat unik menurutku, seorang teman menuliskan harapanya dengan kata-kata: Semoga Tuhanmu melindungimu dan Tuhanku melindungiku. Kurang lebih begitulah. Padahal jelas-jelas itu sekolah Agama, Tsanawiyah, eh malah nulis begitu saraf ni orang. Tapi unik... :). Semua surat aku taruh didalam dompet ungu kesayanganku. Dan ketika di Jambi, dompetku diambil oleh adik tingkat yang tak asing denganku. Kupikir, dia tidak tahu itu dompetku, makanya dia ambil, karena ada kata-kata asing yang kutangkap sesaat setelah dia mengambil dompetku. Dia bertanya dengan nada aneh “itu tas kakak ya?”
“iya”, jawabku tanpa tahu apa yang terjadi. Dan tidak lama setelah beberapa hari ada kehilangan uang jutaan di rumah guru yang jaga sekolah. Tepat sebelum waktu itu, sang adik terlihat oleh beberapa orang memengang uang banyak di tempat wudhu yang langsung nembus ke rumah guru itu. Dan adik itu tidak pernah lagi masuk sekolah dan kabur dari rumahnya.
Oiya, dompetku. Dompetku, hilang, bersama surat-surat dan kartu siswa MTsN ku tercinta.
Eh, lucu lo. Pernah juga saat diklat, kami memotret makhluk lain. Serem deh ceritanya. Aku gak berani lihat. Soalnya difoto itu, ada aku dan teman-teman. Emang sih waktu itu malam. Kami nginap dikelas. Pokoke cerita-cerita mistik ada juga. Takut juga sih. Tapi aku tetap yakini diri dan percaya aja. insyaAllah selama kita dekat dengan yang di atas, gak ada yang perlu ditakutin. Yakini diri aja. Bismillah. Kan Jin juga ciptaan Allah.
Ngomong-ngomong soal makhluk lain, di aliyah aku pernah dikejar-kejar sama Jin. Emang secara gak langsung. Tapi sempat membuat bulu kuduk merinding dan lari juga. Waktu itu pas lagi rukiyah masal, kebetulan anak rohis yang ngadain. Dan aku salah satu panitianya. (Stt... jangn bilang-bilang ya,baru kali itu aku mengang duit banyak jutaan padahal masih aliyah. Walaupun Cuma megang, kan uang pendaftaran ruqiyah. Hehehe). Pokoknya heboh deh waktu itu. Gak selesai sehari, berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Ada yang tiba-tiba kerasukan lah. Subhanallah... Ampuni hamba Rabb...
Jadi ceritanya pas dikelas, dan masih masa-masa bada ruqiyah. Ada salah satu temanku yang kerasukan(ngomong sendiri dan aneh). Setelah itu ada teman yang sering main sama aku langsung ngmpirin aku dan ngjak untuk melihat teman yang kerasukan itu. (biasa kadang aku dan teman yang satu ini agak suka eror kayak anak kecil gitu). Saat itu dia berbicara seperti anak kecil dan aku pikir dia main-main dan aku ikuti aja permainannya serta ajakannya. Tidak lama setelah melihat teman yang kerasukan tadi. Temanku satu ini terus pergi sambil mengajakku “kita pergi yuk, teman yang satu itu jahat”katanya. Aku bingung juga kok dia ngomong begitu, tapi aku menurut aja. Selepas itu gak lama, baru ketahuan. Dia juga sedang dipermainkan sama makhluk lain, kerasukan makhluk lain yang masih anak-anak. Oo... syok dan kaget aku dibuatnya. Kami memang sering bermain bertingkah seolah anak kecil tapi kali ini lain. Memang seperti bukan temanku. Ternyata dia selalu mencari dan mengajak aku untuk main, karena aku tahu itu bukan temanku yang asli, aku gak mau. Lari dan menghindar. Takut booo... sekolah sempat heboh. Tapi sebelumnya emang heboh duluan semenjak ruqiyah itu. Yang pasti teman kelas dan beberapa yang ada di dekat kelas pada tau di kelasku ada yang kerasukan dan temanku yang satu itu mencari dan menyebut diriku. Aku disuruh pergi dan menjau sama teman-teman yang lain karena dianggap takut menular kalau gak kuat. Akhirnya aku lari keperpus dan kemesjid. Bersama beberapa teman, kami membaca doa dan ayat-ayat yang kami hapal sampe yasin supaya terhindar dari ganguan setan. Berita pencarianku oleh teman yang bukan dirinya itu sampai ke kakak tingkat. Aku tidak tahu bagaimana karena aku tidak berada disana dan tidak berani. Aku hanya disuruh menghindar.
Tiba-tiba temanku itu berhasi menemukanku saat aku dan beberapa teman keluar dari masjid. Aku panik dan teman-teman lain nambah bikin panik. Suruh lari dan pergi. Aku lari kekelas. Ada kakak sepupuku yang berani dan menyuruh aku pergi menjauhi teman tadi. Setelah itu, kata temanku, kakak itu berbicara ke pada teman yang bukan dirinya tadi. “Ngapoin kau nyari-nyari ifadah. Dio tu adik aku. Jangan kau gangu dia”. Setelah itu aku tidak tahu lagi. Tapi salut deh sama Yu Ibat. Bravooo... hehehe... setelah itu keadaan kembali normal, ntah bagaimana dan gimana. Tapi semua terkendali hingga kami berteman lagi. Dan di kampus aku juga masih bertemu dengannya. Dengan dirinya dan bukan makhluk lain lagi.. Pyuhh...
Alhamdulillah...

Tidak ada komentar: