BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Rabu, 28 September 2011

Tersenyuml-AH


Aku ditanya oleh seseorang
“Apa yang membuatmu bahagia?”
Aku hanya terdiam dan termenung khusyuk sambil  tersenyum
Menatap dan menunggu apa lagi mutiara yang terlontar dari mulutnya.
Apa yang membuatmu bahagia Rafiqotul?
Apakah kaya akan membuatmu bahagia?
Apakah jabatan akan membuatmu bahagia?
Apakah anak, istri atau suami akan membuatmu bahagia?
Apakah orang yang engkau sayangi akan membuatmu bahagia?
Sejenak semua pertanyaan itu masuk memenuhi kepala dan pikiranku.
Lalu perasaanku ikut berpartisipasi membantuku dan menjawab pertanyaan itu.
Sebelum ku jawab, ia sudah membuang mutiaranya lagi
Bila kamu sudah mendapatkan semua itu.
Apa mungkin bisa membuatmu bahagia?
Hartamu bisa jadi malapetaka untuk dirimu bahkan mungkin anak cucumu
Jabatanmu bisa saja sewaktu-waktu menyeretmu ke jeruji besi atau jurang jahanam
Anak, istri, suami dan orang-orang yang kau sayangi belum tentu selamanya akan bersama dan mampu berbuat seperti yang engkau ingini. Bahkan kadang mereka yang sering membuatmu marah dan kecewa.
That Right…
Semuanya belum tentu bisa membuatmu bahagia.
Bahagia ada dihatimu.
Saat kebahagiaan sudah meluntur dihatimu, terbitkanlah mentari senyuman yang kan melukis dan menemani pagi di sehabis malam menutupi.

The Spesial in ME


Bunda,
Aku ingin engkau tahu
Betapa aku menyayangimu

Ayah,
Aku ingin engkau tahu
Betapa aku mencintaimu

Kanda dan adinda ku,
Aku ingin kalian tahu
Betapa kasih dan rinduku
selalu ada menemani hari-hari mu

sedikit saja kita mencoba


Biarkan aku berlari
Hingga nanti aku lelah
Izinkan aku berhenti.

Biarkan aku bernyanyi
Bukan untuk menawan atau menarik hati
Hanya sekedar  untuk menghibur diri.

Izinkan aku tertawa ya,
Biar nanti perlahan
Ku lepas paku-paku yang menusuk di hati.

Derai pelangi

Setiap orang pasti penah merasa sedih, kecawa, sakit hati. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa semua orang termasuk dirimu pernah menangis. Jangan bohong… karena gak semua yang kita inginin didunia ini akan tercapai.
Tapi lihat dan perhatikanlah apakah semua orang akan tetap menangis dan bersedih selamanya?
Apakah semua orang itu akan murung dan tetap mengurung diri selamanya?.
Tidak…
Mereka bisa tersenyum, tertawa, dan berbagi bahagia membuat orang kembali ceria.
Sesakit apapun perih itu, sesesak apapun nafas itu, sederas apappun tangis itu
Yakinlah mentari cerah kan datang menghampirimu untuk membawa secercah senyum pelangi.

Rabu, 14 September 2011

Makna cinta

Oh my god... bila kuat kaki ini berlari, rasanya ingin pergi. Tapi benar kata mas sakti- how deep is ur love- cinta tidak pernah mengikatmu tapi kamu yang mengikatkan diri sehingga tak dapat pergi.
Walau hati rasanya tersayat, walau mata udah gak sanggup menangis, walau mulut tak bisa lagi berkata-kata tapi tetap, cinta tidak pernah mengikatmu melainkan kamu yang mengikatkan diri. Seribu kali kau menjerit seribu kali kau berkata benci tapi cinta tak perlu bicara untuk menjelaskan artinya. Bodohkah? Salahkah? Entahlah. Mungkin terkadang perlu keberanian untuk berkata aku tersiksa oleh cinta, aku sengsara oleh cinta, aku menderita oleh cinta tapi ketakutan akan kehilangan cinta yang akan membungkam mulutmu dan mengikhlaskan semua sesak yang bersarang berganti dengan cinta. Terlalu sulit untuk mengartikan cinta seperti engkau menjelaskan masam, asin dan manis yang bersarang di lidahmu. Apa kau akan bertahan bersama cinta? Atau kau akan lari meninggalkan cinta? Tanyakanlah pada cinta yang duduk menyendiri di sudut hatimu.

KAMU GAK SENDIRIAN


Tipe X

Bila ku tak disini
Tetaplah kau bernyanyi
Bila ku tlah pergi
Kenanglah yang terjadi

Pastikan padaku bahwa kamu
kan baik-baik saja
Karena di setiap mimpiku
Pasti selalu ada kamu

Dengarkan dan rasakan
Lagu yang kuciptakan untukmu
Walau mungkin terdengar gak merdu
Tapi hanya untukmu

Kita pernah bersama disini
Lalui hari penuh warna warni
Meski tak seindah pelangi
Tapi kita pernah bermimpi

Percayalah padaku meski digelap malam
Kamu gak sendirian
Dan semua bintang yang ku tinggalkan
Temanimu sampai akhir malam

Mungkin ini hanya sementara
Mungkin juga untuk selamanya
Tapi nanti jika ku kembali
Kau harus ada disini

semua akan baik-baik saja

Entah mengapa rasanya aku sudah mulai menyukai tempat ini. Rasanya tenang dan nyman. Ini seperti tempat refreshing bagiku bila sudah bertumpuk kata-kata di otakku. Tapi aku juga tak pengin melihat datuk berlama-lama di tempat ini.
Terkadang rasa pengen lari, berhenti dan sikap negatif lainnya bersarang meningat betapa lemah dan tak berdayanya diri ini.
Apakah terlalu berat atau aku yang tak sanggup lagi.
Sesak rasanya bila mengingat amanah-amanah yang terlalaikan didiriku. Tak apalah bila amanah itu milik aku pribadi mungkin tak cukup membuatku merasa bersalah. Tapi bila amanah itu sudah menyangkut orang lain dan kedepan sedangkan aku sendiri atau lebih tepatnya merasa sendiri...maka aku akan sangat merasa bersalah. Ingin mundur bahkan lari. Tapi bila aku mundur apa semua akan terselesaikan?? Dan bila ku bertahan, siapa yang dapat menahan saat aku telah rapuh dan jatuh?.
Al alim menantiku berkata untuk bergerak, tapi siapa yang akan mendengar saat aku berkata. Kemana mereka, dimana mereka atau aku sendiri yang sepatutnya dimana??? Ahgg.. terlalu sedih rasanya melihat kondisi hari ini. Aku mengingat betapa berharganya proposal pengesahan al-alim waktu itu. satu-satunya lembaga lain di fakultas yang bisa disetujui oleh dekan dan berdiri di kekejaman rezim biru. Tapi ternyata, belum sanggup aku berdiri, rayap telah mengerop tulang dan harapanku. Aku kecewa pada diriku dan ditinggal oleh tongkat-tongkatku. Lalu siapa yang akan menyanggaku kembali. Aku tak bisa bergerak sendiri dan aku tak bisa memikirkan ini sendiri. Rasanya terkadang pengin lari. Tapi aku terikat dan mengikatkan diri. Sudah terlanjur banyak yang percaya dengan al-alim dekan, PD 3 dan lembaga fakultas lain yang kemudian berusaha agar mereka seperti al-alim. Al- alim ibarat pelopor dan penyulut api semangat untuk fakultas lain. Memang tidak mudah mendirikan al-alim apalagi dikelilingi ranjau-ranjau yang setiap saat akan meledak. Sayang, pertahananku tidak kuat. Aku sendiri sebenarnya berada diluar area peperangan. Tapi mengapa mereka yang di bermain di area tidak sedikitpun perhatian terhadap ambulan al alim ini. Apa aku harus berteriakkk!!! Pengesahan al-alim bagiku rasanya sama dengan ujian skripsi yang dilalui teman-temanku. Betapa bahagianya mendapat tanda tangan itu. tapi kini, apa aku harus mengganti ketertinggalan skripsi dengan kekecewaan?
Aku tak mau al-alim mati lagi, sudah terlalu sakit saat pendiri pertama dan teroris merebut teman, bahkan al alim sendiri dari fakultas. Tapi jangan khawatir. Untuk kali ini, al-alim akan tetap terus bergeriliya walau harus merangkak dan mengais untuk berdiri. Bismillah...

hanya untaian

aku tak pernah lihat mentari
lalu ia muncul dan memberanikan diri menyapaku disela pagi

aku tak pernah terbang tinggi
lalu pipit kecil menghampiri dan membawaku berlari

aku tak pernah memandang perih duka luka perjuangan hari
hingga ia datang dihati dan membuatku pergi

Senin, 12 September 2011

usaha atau hasil ??

Kalo seperti ini wajar saja orang yang sakit tidak kerasan tinggal dirumah sakit. Toh ternyata petugasnya sendiri tidak mengerti etika dirumah sakit. Kukira hanya penunggu saja yang cukup menahan hati karena tingkah laku mereka. Eh, ternyata pasien juga.
Wajar aja. Gimana gak pusing, orang sakit kan butuh ketenangan. Eh malah dia sibuk sana sini becanda bersama teman petugas lainnya. Belum lagi cleaning servis yang tanpa permisi mengusir keluarga penunggu. Tanpa senyum dan basa basi lagi.

Hmm.. susahnya kalo bukan bekerja dari hati. Wajar saja mereka sewenang-wenang. Toh penghasilan mereka digaji oleh negara. Mau masuk atau tidak, mau ramah atau tidak, mau bekerja atau tidak, tak kan berpengaruh terhadap gaji mereka. Tinggal suruh-suruh anak koas, selesai. Padahal orang sakit bukan bahan percobaan praktek untuk anak koas. Ia kalo mereka sudah tahu dan pinter. Naasnya teryata mereka tak bisa apa-apa hingga sang pasien harus menderita 2 kali karena sakit yang diderita dan sakit karena melihat tingkah laku beberapa petugas kshatan yang tidak paham etika kesehatan.
Lebih kasihan lagi bila yang sakit orang miskin...hmmm...susah deh pokoknya. Dunia-dunia.
Ada bocoran nih, ktanya malahan salah satu petugas yang bekerja di tempat ini pun bila sakit tidak mau dirawat disini.(hebat ya!! Rumah sakit apa siih ini.) mereka lebih memilih tempat yang jauh dan swasta daripada milik pemerintah walaupun bekerja disitu jiga. Miris ya...

Andaikan bisa ku pecat mereka-mereka yang tak tahu etika, biar digantikan dengan orang yang lebih paham cara mengurus, merawat dan memperlakukan pasien. Amin... mudah-mudahan akan diganti dengan yang lebih baik. Pasti tempat ini nyaman dan setiap pasien tak perlu lagi mengeluh dengan hal ini. Jadi pengin punya rumah sakit sendiri, biar bisa ngalahin rumah sakit swasta nonis yang lebih banyak diminati termasuk muslim...sedihh....

Memang sepatutnya semua dinilai karena usahanya.
Hmm...
Tuhan, berikan kami kesabaran. Semoga akan diganti dengan orang-orang yang arif, bijaksana, santun, mengerti dan lebih baik lagi. Amin..

Kamis, 08 September 2011

1432 H

Rabbi,
Hari ini lebaran
Tepat di 1 syawal.
Aku ingin memakai pakaian terindah yang aku miliki
Baju termahal dan tak terbeli
Kain kesucian yang kan selalu setia menutupi diri
Benang keangungan yang terajut
bersama untaian doa dan cinta
hingga nanti, tiada lagi yang dapat
merampas apalagi merenggut secuil daging suci
karena kini ku telah berperisai Ilahi. 1 syawal 1432H
Rabbi...,
biarkan aku mengalah dan melepas jiwa-jiwa angkuh di langit luas
hingga ia tak kan pernah kembali dan tersesat di semesta langitMu.
Biarkan ku lepas duka, dosa dan partikel-partikel maksiat di kedalaman samuderaMu
hingga takkan timbul dan menghampiri ku kembali.
Biarkan kebesaran dan nama-nama indahMu bersarang di jiwa kerontang ini,
hingga dapat kurasakan tenangnya cintaMu.

Pagii!!!

Saat ini mungkin kita perlu berpikir untuk merenung. Disuatu tempat disana salah satunya libya, kini mereka sedang berjuang. Hingga membuat semua adrenalin berpikir keras dan menembus batas ketakutan dan kekuatan. Banyak wanita yang berani mengemukakan pendapatnya disana demi untuk mencapai perubahan yang lebih baik lagi.
Lalu, bagaimana kita kini?
Tak perlu nunggu terzolimi kan untuk bisa berbuat lebih
Tak perlu nunggu disakiti untuk berkata benar dan berani
Tapi terkadang memang benar. Kita butuh mancis untuk membuat suatu percikan berarti hingga nanti kita menjadi manusia yang berani, kuat di ambang batas kemampuan maksimal untuk membuat sesuatu lebih berarti. J