BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Senin, 22 Februari 2016

Rumahku yang Terjajah.



Ust. Salim A. Fillah bercerita.
Suatu saat kami duduk di masjid Jogokariyan, di hadirat
Syaikh Dr. Abu Bakr al-Awawidah , Wakil Ketua Rabithah
Ulama Palestina.
Kami katakan pada beliau, "Ya Syaikh, berbagai telaah
menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai
sampai bangsa Arab bersatu. Bagaimana pendapat anda?"
Beliau tersenyum. "Tidak begitu ya ukhayya," ujarnya lembut.
"Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya
ini sesiapa yang dipilih-Nya; Dia genapkan untuk mereka
syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama
dan kejayaan itu."
"Pada kurun awal," lanjut beliau, "Allah memilih bangsa Arab.
Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa
penguasa Daulah Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para
penguasa Daulah itu beserta para punggawanya
menyimpang, Allah pun mencabut amanah penjayaan itu dari
mereka."
"Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah
Khurasan mereka datang menyokong Daulah Abbasiyah.
Maka penyangga utama Daulah ini, dari perdana Menterinya,
keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak
Ulama dan cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan
bangsa Persia.
"Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah
cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-
orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin al-Ayyubi dan anak-
anaknya."
"Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada
bekas-bekas budak dari asia Tegah yang disultankan di Mesir;
Quthuz, Baybars, Qalawun diantaranya. Mereka, orang-orang
Mamluk."
"Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan
amanah itu pada bangsa Turki; Utsman Orthughrul dan anak
turunannya, serta khususnya Muhammad al-Fatih."
"Ketika Daulah Aliyah Ustmaniyah ini berpaling juga, Allah
cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah
belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan
Islam ini."
Belia menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan
matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan
wajahnya pada kami lalu berkata. "Sungguh diantara bangsa-
bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianah; yang
agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek,"
katanya sedikit tertawa, "Yang belum pernah ditunjuk Allah
untuk memimpin penzhahiran agamanya ini."
"Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa
kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan
bendera-bendera hitam mereka? Dulu para Ulama
mengiranya Khurasan, dan Daulah Abbasiyah sudah
menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka
menggulingkan Daulah Umayyah. Tapi kini kita tahu; dunia
Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko sampai
Merauke," ujar beliau terkekeh.
"Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah
itu adalah kalian, wahai bangsa mUslim Nusantara. Hari ini,
tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat Allah
memimpin peradaban Islam."
"Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali
kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak
berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak
memimpin. Bersabar menanti kalian datang. bersabar hingga
kita shalat bersama di Masjidil Aqsha yang merdeka Insya
Allah."

Tidak ada komentar: