BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Sabtu, 18 Juli 2015

intropeksi hati

Aku mungkin sebutir debu, atau tidak secuil udara yang membentuk angin.


Aku hanyalah denyut kecil yang terkukung di dalam kehidupan. Desir angin yang bergulung menuju tempat dimana ia dan mereka telah ditentukan.


Adalah aku, secarik cahaya tajam tanpa tantangan.


Ketika cahaya itu berkumpul dan menjadi besar. Ia laksana sinar ditengah hitam.


Iya, itulah cahaya...
Saat cahaya itu angkuh, merasa besar dan berkuasa. Sadarilah...
Saat itulah cahaya sejati mulai memudar dan menghilang perlahan demi perlahan. Setahap demi setahap. Sesumbu demi sesumbu.


Cahaya itu masih aku..
Ketika dalam bingung dan linglung kau masih ada disampingku.
Ketika dalam lupa, kau masih mengingatku
Ketika dalam kacau kau masih didekatku.


Tuhan... Pada siapa ku kan kembali, bila tidak padamu...
jum'at 190615

Tidak ada komentar: