BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Senin, 13 Oktober 2014

Arti sebuah waktu

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum wrwb Blogger
Lama sudah tidak berjumpa.
Kata orang, bagi yang menunggu ternyata waktu itu terlalu lama
tapi bagi yang jatuh cinta ternyata waktu itu sangat cepat. Hayo ngaku siapa yang lagi jatuh cinta... hehe
Hari ini aku ingin membahas tentang arti sebuah waktu. Yang sudah tahu artinya pura-pura gak tahu aja ya. Hah, Maksa. :)

Siapa yang punya waktu? Ngacung...!
Siapa yang suka tertipu oleh waktu?
Aku. (Ngaku). :)

Dahulu, (mungkin juga sekarang tapi sekarang sudah kurang sepertinya) aku sangat membenci waktu, aku merasa selalu ditinggal sendiri olehnya tanpa ampun. Ntah mengapa saking bencinya kadang ku maki-maki dan cabik-cabik ia.(sadis-Boong ding) :)
Tapi emang benar dulu aku sangat jengkel dengannya, karena ia meninggalkanku sendiri dan terkadang membuat segalanya jadi runyam. Ckckck waktu...waktu.. andai kamu menjelma, Tak tutuk Pisan! Ayoo siapa yang mau bantuin keroyok. :)

Tapi sejatinya waktu tetaplah waktu, ia tak akan berhenti berputar sebelum diperintah, dan ia tak akan memulai sebelum diperintah pula. Tanda ketaatan yang sejati pada Ilahi.


Waktu...
Kita telah bersama lebih kurang seperempat abad. Kurasa bukan waktu yang singkatkan untuk kita saling mengenal. Engkau telah membersamaiku untuk batas yang telah ditetapkan pula. Dari mulai awal hingga akhir. Setidaknya, aku sudah mengenal dirimu tentang sifatmu dan segala tentangmu walau kurutuki dan kumarahi sekalipun. Tak akan pernah kau mau berkhianat untuk arti sebuah kata Taat. Aku kadang membencimu tapi terkadang aku mencintaimu. Bahkan bisa sangat cinta. Aku bersyukur untuk waktu yang Allah ridhoi dan terkadang khilaf untuk waktu yang aku tak sukai. Padahal semua telah tertulis di Lauhil Mahfuz. Namaku dan namamu yang bersembunyi dibalik nama waktu.

Waktu, kataku sepertinya kau yang paling setia menemaniku, mengikutiku dan bahkan meninggalkanku. Tapi kau benar-benar tidak pernah meninggalkanku. Kau hanya akan menggantikan teman-temanmu untuk menjaga dan melihatku dan lalu aku berkata, Aku tertipu.

Waktu kau sungguh unik, hingga Allah suka menyebutmu didalam beberapa surat kalam Ilahi. Demi waktu subuh, malam, dhuha dan teman-temanmu lainnya. Yang pasti namamu pun menjadi ikon surah Al-Ashr. Kunci keselamatan dan persahabatan sejatimu adalah “illallaziina aamanuu wa’amilusholihati watawa saubil haqqi watawa saubishobri. Kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati didalam kebenaran dan kesabaran.”

Menjadi orang yang beriman. Percaya pada semua ketetapan dan keputusan Allah swt, percaya pada takdir Allah, percaya pada Allah. Semua berada digenggamanNya, didalam kuasaNya, dan didalam ciptaNya. Semua ciptaan Nya dan semua hak Nya. Tak boleh ada yang sombong selain Ia. Karena kesempuraan hanyalah milikNya. Karena kesempurnaan hanyalah milikNya. Manusia hanya bisa berusaha, tapi tetap Allah yang menentukan. Bisa saja kita berusaha keras dan berpikir matang untuk suatu rencana, tetapi bila Allah tak mengizinkan takkan tercapai pula rencana itu. Dan bisa saja apa yang tidak dikira-kira terjadi malah terjadi. Itu semua berada diluar kuasa kita teman. Itu hak peto nya Allah. Sebagai manusia kita hanya bisa berikhtiar, berdo’a dan bertawakal. Maka bantulah niat baik kita dengan senjata yang kita punya “Doa” dan mintalah saudara seiman kita untuk sama-sama menyerang pintu langit agar terkabul keinginan kita. Aamiin... :)

Teman kita kembali lagi bersama waktu. Kalau dilihat-lihat, dikenang dan dipikirkan ia cepat sekali meninggalkan kita ya. Masih ingat umur kita ketika kecil. Baru bisa jalan, baru habis nangis karena tidak dibelikan mainan, baru digendong dan bermanja ria dengan kakek, baru mau masuk SMA dan mulai merasakan cinta, baru mau deg-degan ujian akhir nasional, baru mau masuk ospek dan menyiapkan segala peralatan yang nyeleneh. Atau baru mau sidang munaqosah dengan jantung tak karuan dan harap-harap cemas. :) semua ternyata sudah berlalu kawan. Begitu cepat bukan. Hingga mungkin tak terasa seperempat abad telah kita lewati.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang ibu untuk menunggu janin di rahimnya berkembang dan lahir dihadapan?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang ayah untuk melihat buah hati tumbuh besar dan membanggakan dirinya?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang anak untuk besar dan membalas jasa orang tuanya?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kita menjadi sadar mengenai keberadaan waktu itu sendiri?


Ayah, Bunda... berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat anakmu ini sukses dan bahagia serta membalas cintamu?

Umi dan juga my teacher berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menungguku menepati semua pinta dan harapmu?

Rabbi... berapa lama waktu yang telah Engkau tetapkan untuk ku di dunia ini?

Semua sudah ada waktunya kan. Dan pasti Indah pada waktunya. Semoga dimasa-masa yang tidak pernah kita kuasai dan tebak esok hari. Kita bisa benar-benar memanfaatkan kebersamaan kita diwaktu ini. Aaminn ya Rabbi...
Iiyaakana’budu waiiyaakanasta’in

Ihdinashirootol mustaqiim

Shirootollazii na an’am ta’alaihim

Ghairilmaghdhu bi’alaihim waladdhoooliin..  

Tidak ada komentar: