Badai Menerjangku
Menusukku tepat di sebelah Jalur Pompa darahku
hingga getir ku rasa sengit
menjalar kesemua bulu romaku
mengangkat semua fana seolah ada
ku capai caci
agar lepas duri-duri yang berbaris rapi pada ari-ari
ku lepas perih
dan terlontar sepi bersama
bulir-bulir sepi titisan hati
Tak usah...
tak mau...
biarlah...
Aku buta pada kaca berlapis pekat
aku mati pada padat yang tak mampu bergerak lagi
aku.. aku dan aku...
lalu kenapa harus aku
wahai pelangi,
sampaikan pada bulan dan matahari yang takkan bergandengan tangan.
Ucapkan salam cinta dan takjub hanya untuk yang mampu bertahan dan menahan.
20 jan 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar