BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Kamis, 10 November 2011

Seberkah Kisah

Masih ingat dengan lagu Edcoustic-menjadi diriku?
Yuk, kita coba ulang dan resapi :
Tak seperti bintang di langit
Tak seperti indah pelangi
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya.
Wajahku kan memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya.
Menjadi diriku, dengan segala kekurangan
Menjadi diriku, atas kelebihanku...
Terimalah aku
Seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa
Tak mungkin sempurna
Tetap ku bangga atas
Apa yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati
Anugrah hidup yang kumiliki..

Lagu itu begitu indah dan tentu punya makna tersendiri bagi yang merasakan. :)

Terkadang, memang benar kata orang bahagia itu ada dihati. Saat kita bersyukur itulah kebahagiaan sebenarnya.

Seorang kakak di keluarga FLP berkata padaku, dan kata-kata itu sangat menyentuh, (saat itu kita lagi berbicara tentang keluarga yang diluar jambi) "Ifadah, sebenarnya kakak pengin Ifadah ke luar juga karena kalo dijambi tau sendiri gimana keadaannya, tapi kakak juga sedih kalo ifadah keluar kakak gak ada temannya". hehehe maklum anak FLP yang selalu bikin rame cuma aku. iyah..Lebay. Tapi intinya bukan terharu di gak ada temen. Tapi terharu di keadaan jambi sendiri. dan semua mengakui. Bukan karena Jambi jelek, itu salah besar karena banyak rahasia Jambi yang belum terbuka seperti Kerajaan Sriwijaya. malah kemarin setelah ada kabar kerajaan sriwijaya itu di jambi. aku mulai narsis-narsis jangan-jangan keturunan raja nih. hehehe. Dilarang iri. iri tanda tak mampu. :). Jadi sabar ya yang bukan orang jambi. aduh ntar deh kita bernarsis-narsis ria. sekarang mau fokus aja dulu di ... di mana tadi.
Iyah disitulah...

Tapi memang benar, ketika kita berada ditempat lain, setidaknya akan banyak pengalaman dan suasana penunjang yang dapat membentuk diri dan pribadi kita. Seru pasti dan sangat menyenangkan. Pengalaman adalah guru yang berharga. Saat kita di tempatkan di kandang macan, tentu kita akan berlari sekuat tenaga dan berpikir tepat, cepat, gesit, dan pintar agar terhidar atau membuat macam menjadi jinak. keputusan yang luar biasa sulit. Dan itulah pengalaman.
Berbicara tentang pendidikan di luar daerah atau luar negeri pun juga begitu. Sangat indah dan sungguh menantang. semua pasti suka dan ingin sangat ditawarkan sekolah ke tempat yang bagus dan banyak diminati dan baru untuk diri kita. Rasanya ketika kita bisa disana, tempurung yang selama ini membungkus perlahan membuka dan melihat hal-hal yang baru. Tentu tanpa meninggalkan cangkang yang menjadi perisai kita. Yang pasti, pola pikir, sudut pandang, bahkan pandangan orang-orang disekitar kitapun akan berubah terhadap diri kita. Lebih dihargai.
Aku sama dengan keinginan semua manusia lainnya, karena toh aku juga manusia.:). Siapa yang tidak ingin mendapatkan kesempatan emas seperti itu. Bahkan sudah didepan mata. tetapi entah kenapa semakin mendekat aku semakin bimbang.
Teman-teman dan keluargaku pun telah menempelkan jejak-jejak perjalanannya di Amerika, Australi, Inggris, Malang, Bogor, Lampung, Palembang, Canada, Philipin, Jakarta, Jogja, Padang, dll. Yah, mereka adalah orang-orang sekitarku lebih dekatnya keluargaku. Lalu aku, setidaknya masih sempat mencicipi Bogor untuk beberapa waktu. :). Terkadang terbesit keingginan untuk bisa sampai pada tingkat dimana teman-temanku bisa merasakan pengalaman-pengalaman baru mereka terutama dinegeri orang. Semangat itu muncul saat teman-temanku bisa sesungguhnya aku juga bisa. Sangat bahkan bila ada kemauan yang kuat.
kemarin saat perjalanan pulang dari palembang, aku terkejut mendengar kisah seorang ibu penjual lontong di pinggir jalan mempunyai anak yang kuliah di luar negri. Dan itu sebenarnya bukan hal yang jarang aku dengar, tetapi setiap mendengar seperti itu aku pasti takjub. Subhanallah. Jalan hidup memang sudah ditentukan, tetapi bila tidak berusaha bagaimana kita bisa tahu.
Aku salut dengan kekuatan luar biasa yang bisa diciptakan oleh sahabat-sahabat kita yang kurang baik finansial atau fisik, ternyata disaat titik-titik itulah mereka mampu membuktikan diri lebih baik dari anggapan orang. Tak perlu jauh-jauh ku mencari sosok-sosok itu tertanan didalam seorang yang membesarkanku dan orang-orang terdekatku. Namun kini aku yang malu. Lalu dimana letak keberanianku, bisakah aku berbuat seperti yang mereka perbuat minimal setara. S3. hem.. semua pasti tertawa, itu bukan minimal tapi maksimal. tapi ya itulah yang terjadi. Tubuh kecil yang menguatkan diri itu walau dengan segala kekurangan hingga harus menderita sakit dan cuti kuliah karena maag yang bertambah parah saat menahan lapar, tubuh kecil yang ketika malam belajar dengan lampu minyak yang ketika pagi membuat wajah hitam, dan saat mulai kantuk segera ia usap kantuknya dengan air agar bisa belajar lagi. yang ketika kelas 5 sudah mengikuti ujian kelulusan kelas 6. Ia, dia Ayahku. Ayah yang kuat dan teladan bagiku. Sungguh berat saat harus mengikuti jejak beliau. Tapi salut, tak pernah Ayah memaksa kami untuk sama seperti beliau. Beliau hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya dengan tetap dalam arahan dan doa darinya. Aku juga malu bila harus berkata ayah ku ini itu begini begitu, sedang aku belum bisa mencapai apa yang pernah ia raih. Ntahlah, bukan aku tak mampu dan tak ingin hanya sepertinya belum punya niat yang kuat, hanya sekedar ucapan saja.
Lucu bila ingat cerita Papa saat aku mulai sedih dan mengeluh bila ada pelajaran yang sulit salah satunya bahasa Arab, Papa mulai bercerita kisahnya ketika kuliah di philipina saat itu Papa yang punya latar belakang Ilmu Peternakan harus mengambil Jurusan Pertanian karena makanan hewan adalah rumput-rumputan termasuk mempelajari unsur hara disitu. Pokoknya intinya begitu. Jadi ketika masih awal-awal kuliah disana memang benar-benar tidak tahu dan bahasa asing pula bukan bahasa kita. bahkan kalo disana tidak 100% bahasa inggris juga jadi bingung, mana mata kuliah beda. dan akhirnya Papa pernah mendapat nilai 0. Tapi Subhanallahnya yang aku salut sama papa, beliau tidak pernah menyerah. Akhirnya, papa berusaha terus dan di ujiannya dosen disana berkat kepada mahasiswanya yang orang philipina, ia malu dan istilahnya agak kecewa karena nilai ujian tertinggi mata kuliah itu berasal dari orang luar yaitu Papa. Yeee... selamat papa..:) dan itulah cerita papa yang selalu membuat aku tersenyum saat tidak bisa atau kesulitan di salah satu pelajaran. terutama bahasa Arab. ck..ck..ck.. mana pelajaran wajib lagi... Oh My God. Gak ada yang Gak mungkin kalo kita mau berusaha. Cuma akunya aja yang malas berusaha. :)
Kembali ke topik awal tentang sekolah di luar jambi tadi. Sebenarnya aku juga ingin, bahkan Mama dan Papa pun telah merancangnya, kalau pun aku kesana setidaknya aku bisa bersama kakak yang aku sayangi. bisa ketemu abang dan Syadza imut juga. Tapi ntahla aku masih khawatir, keduanya seperti kedua kutub magnet yang saling kuat menarik. dan ketika tiba waktunya, mungkin aku aku harus mengikhlaskan salah satunya. Disatu sisi aku gak tega bila harus meninggalkan mereka berdua disini walaupun ada orang yang menemani. itu yang kau lebih khawatir, aku gak mau sayang mereka terbagi ke yang lain. Gak papa deh dimarahin, yang penting sayang Papa dan Mama tidak beralih ke yang lain. Rasanya sulit saja bila harus melihat Mama dan Papa di urus sama oranglain. Walau aku juga tidak begitu rajin, tapi setidaknya sekali-kali suara bisingku bisa mengatakan pada mereka bahwa anak mereka ada disini dan mengobati rindu mereka pada yang lain. Tapi, ke urgenanku memang berada disana, Syadza kecil butuh teman ditengah hiruk pikuk kesibukan yang hingar bingar. Hmmm ntahla.. aku hanya mengikut saja, bila suruh pergi ya mau di apakan. untuk semua yang telah kuraih, untuk sahabat dan cinta yang telah ku capai, sangat sulit rasanya untuk pergi, walau aku bukan siapa-siapa untuk mereka, tapi mereka adalah Puzzle-puzzle yang telah melukis sejuta warna pelangi di hidupku. Kalian sungguh berarti bahkan sangat. Dan kakak yang selalu mengukir senyum dan menahan badai didalam hari-hariku, sungguh aku sangat ingin bersamamu dan selalu ingin yang terbaik untukmu.:)
Yang pasti dimanapun aku berada nanti, semoga "Haza Min Fadli Rabbi" ini yang terbaik untukku dan kita semua. Allah tidak akan menganti sesuatu kecuali memberi ganti dengan yang lebih baik. Amin
Bila kita tidak berjumpa di dunia, Semoga kita bertemu di Syurga-Nya. Amin Ya Rabbal'alamin.
Salam Cinta Penuh Berkah. Seperti tetes embun di dedaunan mohon maaf lahir dan batin. ifadah

Tidak ada komentar: