BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Rabu, 23 November 2011

Seutas Cerita Pagi

Hari ini, rasanya berattt sekali.
Entah karena kecapean atau karena lesu
tapi, rasanya semua berkumpul jadi satu.
Hari senin kemarin, pagi-pagi ke kampus mendalo rencana mau daftar agenda biar gak pusing2 lagi ngurus skripsi, udah bosan rasanya. Tapi, belum dikabulin, alhasil kembali dengan bahan-bahan lengkap. tapi gak langsung pulang kerumah. Dari mendalo urus skripsi, ikut kajian dulu yang udah direncanain al-alim. biasa pengalaman pertama bikin kajian di mendalo. hmm agak kurang puas. tapi alhamdulillah ketemu pemateri yang ikhlas.
Selesai kajian, kejar kebut ke thehok beringin, mau antar teman yang mau balik ke ternate. sekaligus lihat abang oby yang rencana mau masuk pesantren di cibubur. Dia sedih, maklumlah anak terakhir yang baru lulus SD itu gak pernah pisah jauh dari ummi. Beliau sedih, aku juga sedih. Tapi terakhir aku lihat dia, dia coba tersenyum sambil masuk ke bandara. sebelum kebandara, hujan deras, kita hujan-hujanan deh. walau pake mantel, tapi tetap basah, karena yang aku tutupi tas dibelakangku yang berisi skripsi, didepan meski pake jaket tapi basah semua, bisa diperas. dingin banget, gak apalah sekali-kali, lagian kan perginya jauh dan ntah kapan lagi balik ke jambi.
nyampe dirumah jam 6 kurang, o my god... dingin banget rasanya.
Hari selasa, rasanya udah panas dingin, tapi tekat untuk daftar agenda dalam minggu ini yang akhirnya membuat kuat. Pergi pagi dan ternyata masih harus melengkapi 1 syarat tanda tangan ketua jurusan.
Akhirnya balik lagi, tapi gak mau kemana-mana udah capek, rasanya gak kuat. pulang kerumah langsung tertidur. Hari itu diajak ke rumah sakit lihat dosen sakit, tapi gak enak kalo cuma berdua, apalagi wanita, enaknya rame-rame dan ada ikhwan, jadi gak canggung.

Rabu,
pagi tadi terbangun dapat sms dosen yang kemarin sore masuk rumah sakit telah dijemput ke alam ruh. gak tau harus ngapain lagi. bingung.
sampe sekarang. rasanya gak pengen kemana-mana.
baru beberapa hari yang lalu kulihat sang dosen tersenyum sambil berjalan didepan mahasiswanya.
gak kelihatan satu penyakitpun. rasanya begitu singkat, hari selasa ku dengar beliau masuk rumah sakit dan hari ini, telah kembali sama yang punya nyawa.
Mengingat kontribusi beliau yang sangat respon dengan kegiatan dakwah.
Pada tahun 2009/2010 beliau mengisi hasta karya yang diadakan didepartemen bakmi dimana aku dan teman-teman bertanggung jawab disana. Hari itu, sang bapak membawa anaknya yang kecil, chuby dan imut. aku membawa keponakanku pipit, dia agak sedikit segan, tapi ku paksa biar dia agak sedikit terbiasa
dengan suasana jambi. karena sudah lama nyantren di kota hujan dan harus kembali karena permintaan ortu.
Mungkin karena bosan dan gak enak dikampus, akhirnya dia main sama anaknya pak Burhan. lucu memang anaknya masih kecil.
Dan beliau juga yang dulu memberi semangat kepada kakak tingkat untuk mendirikan FSI al-alim di fak yang katanya didominasi oleh satu kelompok otoriter yang tidak ingin ada organisasi lain di fak itu. hmm... kisah tragis mahasiswa oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Aku sedang tidak ingin menceritakan lembaga itu.
Meskipun kondisi fakultas yang begitu aneh, tapi pak burhan tetap bersedia ketika diminta untuk menjadi pembina di FSI al-alim. 
Dan kini, aku diamanahin untuk memegang al-alim di beberapa saat terakhir aku di kampus atau di jambi.:)

Sudah hampir jam 10 kurang satu menit. hmm.. rasanya masih males untuk ke kampus, aku ada janji dengan ketua prodi untuk minta tanda-tangan agenda. tapi belum ada tanda-tanda api semangat didalam diri. ntahlah, rasanya sungguh tak bersemangat.
apa yang harus kulakukan...
semua rasa duka itu rasanya merasuk ke hati, tapi aku tak bisa menangis. mungkin tepatnya belum.
karena masih terngiang wajah ramah yang tersenyum padaku dibeberapa hari kantor kampus itu. pada umur yang masih muda. 
Innalillahi wa innailaihirojiun...

Tidak ada komentar: