Disuatu tempat yang jauh dari keramaian. Tinggallah seorang
kakek tua yang bijak. Mendengar kebijaksanaan kakek tua tadi, datanglah seorang
pemuda yang tampan tapi kumel dan kusut wajahnya. Pemuda itu bercerita banyak
kepada si kakek tentang pengalamannya. Ia mengatakan bahwa dahulu ia adalah
seorang yang berkecukupan, tampan dan apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan.
Tapi karena berbagai cobaan yang akhir-akhir ini ia jalani, membuat ia menjadi
kumel, kucel dan tidak tentu arah.
Sang kakek hanya terdiam khusyu’ mendengar cerita pemuda
tadi. Setelah pemuda tadi menjelaskan panjang lebar perihal kehidupannya. Sang
kakek masuk ke dalam dan keluar membawa segelas air dan sesendok garam. Kakek
tadi meminta si pemuda memasukkan garam kedalam gelas tadi, diaduk dan diminum.
Sang kakek bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Pahit campur asin kek” Jawab sang pemuda.
Lalu setelah itu sang kakek mengajak pemuda tadi pergi ke
suatu tempat. Bercampur perasaan ragu dan bingung si pemuda kucel tadi
mengikuti kakek yang berjalan sambil memegang tongkatnya. Tidak lama berselang
sampailah mereka ditepi sebuah danau yang indah. Melihat danau ini seperti
melepaskan segala kerisauan dan permasalahan si pemuda. Danau yang indah
dipenuhi dengan tanaman hijau dan asri, sepertinya danau ini jarang dikunjungi
orang. Buktinya lumut-lumut senang tumbuh dan menghijau disana.
“Danau ini sangat indah Kek.” Ucap pemuda tadi. Sang kakek
hanya tersenyum dan memberikan sesendok garam yang diambil dari kantungnya.
“Masukkan ini ke dalam danau itu” Seru kakek tua bertongkat
tadi. Dengan wajah kebingungan si pemuda menurut dan mengikuti perintah sang
kakek. “Sekarang aduk dan minumlah.”
“Tapi kek...” sela pemuda tadi. Wajah teduh sang kakek
membuat sang pemuda tak berani melanjutkan perkataannya. Akhirnya ia mengikuti
perintah sang kakek. Dimasukkan garam, diaduk dan diminum air danau tadi
menggunakan tangannya. Sekali teguk, lalu pemuda tadi ketagihan diambilnya
dengan menggunakan kedua tangannya dan diminum air tadi berkali-kali hingga ia
merasa puas dan kenyang dengan air tadi hingga tanpa sadar baju pemuda tadi
telah basah karena tetesan air danau yang ia minum.
Setelah pemuda itu selesai, sang kakek bertanya pada pemuda
tadi, “Bagaimana rasa airnya?”
“Segar Kek, sangat segar. Saya tidak pernah minum air
sesegar ini sebelumnya.” Jawab pemuda dengan sangat antusias.
“Duhai pemuda, apa kamu tahu mengapa aku menyuruhmu meminum
air yang berisikan air garam di sebuah gelas dan didanau ini?”
Pemuda tadi menggeleng.
“Air itu diibaratkan hati, dan garam diibaratkan
permasalahan didalam kehidupan. Bila kita menempatkan hati didalam sebuah gelas
maka ketika masuk suatu permasalahan walau hanya sesendok garam maka akan
terasa pahit. Tapi bila hati kita ibarat sebuah danau maka sesendok garam tak
akan berarti apa-apa untuk diri kita.”
***
“Didalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, bila
daging ini baik maka baik pula seluruhnya. Bila daging ini buruk, maka buruk
pula seluruhnya. Segumpal daging itu bernama Hati.”
Keep your heart.
Karena hati adalah raja dan tubuh adalah prajuritnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar