Hari ini aku bersyukur, karena masih bisa Allah pertemukan
dengan keluargaku. Haru rasanya melihat mereka. Agak sulit bila ku ungkap
dengan kata.
Sore kemarin aku berbincang bersama bibi, tak sanggup
rasanya untuk memutar beberapa bulan lalu saat suami tercinta telah duluan
menghadap Ilahi. Hingga kinipun sebenarnya masih tak sanggup, aku takut
membuatnya terluka atau aku takut menyentuh sedih yang selalu ia tepis. Bibi sendiri
dirumah, tinggal bersama datuk dan nenek. Dita sekarang sedang berjuang menyelesaikan
tesis agar cepat bisa kembali ke Jambi dan menemani bibi. Pipit sedang
meneruskan kuliah, dengan rasa tega tak tega bercampur sedih dan khawatir ia
harus berangkat ke palembang karena sudah harus kuliah. Berikan ketenangan hati
dan cintaMu Rabb. Amin.
Pagi ini aku bermain kerumah nenek dan datuk, mereka berdua
karena bibi sedang kerja. Aku sedih tapi itu cambuk dan peringatan buatku. Datuk
selalu mengingatkanku dengan kata “Padek-padek belajar, jangan leko”, “Elok-elok,
datuk bedoa terus kamu siko berhasil”. Kata-kata yang keluar dari seorang yang
dulu ku kenal gagah, kuat, dan rajin kini telah lemah, dan sangat rentan.
Aku teringat ketika pak meninggal, saat itu aku dan abang
langsung mencari tiket pulang. Ke galauan menimpa. Dan air mata berkumpul saat
ku lihat di rumah sudah berdiri tenda, banyak kursi dan lalu lalang beberapa
pelayat. Almarhum baru saja dikuburkan, selang beberapa menit kami sampai
dirumah. Tangis kami pecah melihat datuk dan nenek. Langsung kucari papa dan
mama.
Belum berani ku lihat bibi di sebelah, karena kami masih
berlinang air mata, begitu pula abang. Dari besar hingga kini, tak pernah ku
lihat ia menangis. Kali itu langsung keluar dari mulutnya “Abang sedih, gak
pernah pulang dalam keadaan begini” sambil menangis.
***
Terulang lagi kata-kata itu, datuk merasa kenapa harus menantunya
yang duluan pergi. Datuk terkadang sering berharap . Mungkin datuk merasa
kesepian, karena tidak ada lagi teman-temannya di tempat fana ini. Yang lebih
muda kadang telah mendahului. Aku selalu bingung bila ia berkata begitu. Aku hanya
diam. Kalau aku pribadi ingin datuk dan bahkan semua hidup lama bersamaku
karena ku takut sendiri dan tak mau kehilangan. Tapi apa aku harus egois?. Aku masih
ingin berharap ia disini melihatku dan anak-anak. Tapi, sepertinya ia
benar-benar tidak tertarik pada fana ini. Ia kadang berdoa untuk bertemu
kekasihnya. Tapi aku tak mau kehilangan. Berikan yang terbaik untuk Datuk ya
Allah... karena kami milikMu. Ampuni dosa-dosa kami, mudahkan kami untuk
menghadapMu, matikan kami dalam keadaan khusnul khotimah, jauhkan kami dari
siksa kubur dan siksa neraka, masukkan kami kedalam surga FirdausMu Rabb.. Amin
ya Robbal ‘alamin
***
Pagi ini kami berbincang di meja makan, kami berbicara
tentang keberangkatan lisa dan aku. Lisa berangkat besok pagi. dan diriku
mungkin bulan depan jawabku pada nenek. Nenek berkata, “Bentar lagi selesai la
dak yuk”.
“Iyo nek, insyaAllah bentar lagi selesai”
“Yo, udah tu balek la dak”
“Iyo Nek, udah tu balekla. Dak enak jugo disano.” Karena aku
gak bisa ngapa-ngapain disana. Kalau disini mah insyaAllah fasilitas lengkap,
kalau mau pergi tinggal ngidupin motor. Go. Coba kalo disana, lihat uang
didompet dulu, jalan kedepan, naik angkot berkali-kali, belum lagi macet. Ya
Allah, ampun dah. Habis diongkos, waktu. Kuat-kuat iman aja dah disana. J lagian kalo disini kan
dekat dengan ortu dan keluarga. Yeee.... ups, balik lagi ke cerita diatas. Ternyata
belum selesai sampai disitu. Nenek masih melanjutkan obrolan tadi.
“Iyolah, biak pun jelek
gini, kampung awak jugo dak. Balekla.” Gubrak,.. nyelekit, sesek rasanya. Langsung
ingat disana, semua kegiatan dan aktivitas disana. Akankah bisa secepat itu ku
lupakan dan hapus dari diri?. Biarlah Allah yang menentukan nanti. Karena mungkin
aku sudah cinta dengan MD, para Ustadz, suasana, kesibukan dan teman-teman
disana. Itu yang sangat memberatkan. Biarlah Allah yang menetapkan. Tapi ku
ingin semua tahu, ummi, kami bahagia dan senang berada di MD. Terimakasih untuk
kesempatan dan kepercayaanya kepada kami. We love you Ummi, We love MD. Kalian selalu
di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar