BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Rabu, 10 September 2014

Mengenang masa lalu 2

Datuk apa kabar...
Aku rindu ingin berjumpa.
baru saja ku tulis surat untuk Moyang Usman, berharap rindu pada Moyang Soleh, H. Soleh, dan Moyang Boto' juga begitu. Aku memang cicit yang tak berguna mungkin tepatnya belum. Jauh sekali antara aku, kalian dan mereka. Datuk, apa kau masih mengingatku, saat kau gendong diriku diatas pundak. kita bermain ditepi sungai Batanghari. Datuk..., hanya itu yang aku ingat dari kita dan pesan terakhir yang kau sampaikan saat sebelum Izroil menjemput, "Jangan lupa ngaji dan sholat". Aku belum mengerti arti kehilangan saat itu, karena mungkin umurku belum genap 8 tahun.
Datuk.., seminggu yang lalu tepat di 2.30 pagi hari, Agus telah kembali. Anak laki-lakimu satu-satunya orang yang ketika kecil kupanggil datuk karena saking miripnya Kau dan Ia. Aku seperti melihat wajahmu kembali didirinya. Waktu itu aku tidak mengerti, aku bermanja padanya seperti aku bermanja padamu. hinga kinipun aku sering terucap namamu padanya.
Hari itu, aku menghantarkannya untuk bertemu denganmu dialam barzah. Aku bersedih, teramat. aku seperti melihat dan mengenangmu kembali. Saat badan kekarmu menggendongku di pundak. Aku kangen.
Datuk, satu yang aku tangkap dari cerita orang tentang Agus, Ia adalah imam besar di Masjid Muhajirin tak pernah satu sholatpun ia absen dari masjid saat ia sehat. Bahkan saat sakitpun ia masih ingin pergi ke Masjid tercintanya. Hingga saat Izroil menjempunya tepat pada saat mobil melewati Masjid yang selalu di kunjunginya. Aku salut dan bangga padanya. serta padamu yang mengajarkan banyak hal padanya.

Datuk... aku masih ingin bermanja denganmu saat papa atau mama memarahiku karena kemalasanku. Kalianlah tempat pelarianku. Datuk dan Nyai. Datuk, sama seperti Moyang Usman dan Moyang Soleh, ternyata dunia terlalu singkat untuk mempertemukan kita. Banyak hal yang belum kau ajarkan pada cucu dan cicit kecilmu ini. Aku kangen kalian sangat. Do'akanku semoga bisa meniru kalian. Terimakasih telah menjadi Datuk, Nyai dan Moyang yang terbaik untukku.
#Datuk Zen

Tidak ada komentar: