BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Selasa, 28 Juni 2011

kisah zaman bahela

Tak usah bertanya judul, karena ku tak tahu judul
Rafiqotul Ifadah
Katanya tugas pertama seorang penulis adalah menulis. Tapi sayang, apa yang aku lakukan sekarang? untuk menulis saja rasanya mumet. Begitu banyak syetan-syetan dalam berbagai bentuk merayuku untuk tidak menulis. Tapi ya itu. Satu lagi kukatakan bahwa aku malas menulis ples binggung apa yang harus ditulis. Oh Tuhan... adakah sesuatu yang bisa membuatku menulis dan menulis???
Tuhan tak menjawab pertanyaanku, karena itu pertanyaan konyol yang tak perlu dijawab oleh Rabbku.
Terkadang, bila ada ide datang, maka aku kan bersemangat untuk menulis. Tapi sayang sekali lagi sayang selalu saja ada gangguan. Sepertinya aku tidak di takdirkan untuk diam sendiri dan menulis.
Ketika pagi datang terkadang matahari datang lebih dulu dari kesadaranku lalu ku harus memulai aktivitas rutin yang... yang harus kujalani pastinya. Sambut hari dengan keikhlasan
 Ayo tersenyum Fa, ini hari yang harus kau taklukkan lagi. Pasti bisa!! Penyemangatku dalam hati. Tapi sayang, kadang mantra itu tak mompan dibanding dengan ramuan malas ala syetan. Meskipun begitu waktu tetap saja tak mau berkompromi denganku. Mau aku malas, rajin dia pasti tetap bergulir. Dan aku benci hal itu. Saat tak bisa melakukan apa-apa aku merasa tertipu. Tertipu oleh waktu. Tercuri, tercuri oleh detik kecil yang tak pernah ingin berhenti menerorku.
Hah... mungkin itulah hidup. Pantas saja Rabbku bersumpah didalam firmannya yang dititipkan kepada seorang manusia sempurna yang tak pernah kutemui, bahkan didalam mimpipun ku takpernah berjumpa dengannya. Mungkin karena terlalu banyak hal yang kukerjakan tapi tidak sesuai dengan keinginan Rabbku itulah yang disebut maksiat kata dosenku. Seorang Imam pada zaman dahulu juga pernah mengadu kepada gurunya kenapa dia susah sekali menghapal. Sang gurupun menjawab “Tinggalkanlah maksiat, karena sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya itu tidak akan bisa masuk ketempat yang kotor” kurasa kurang lebih begitulah kalimat yang kuingat. Bila salah, ya cukup di maafkan saja, karena waktu tak bisa membawaku kembali pada saat aku menerima penggalan kata itu.
Oh tidak, ayolah Handphoneku, jangan membuatku kehilangan waktu. Ya sudahlah, mohon maaf saja kepada yang mengirim pesan untukku saat ini.
Handphoneku rusak, ya biasalah made in Makhluk. Kita aja bisa sakit, masa benda gak bisa sakit. Betul?betul. harus setuju. Mau tak mau.
Wah, udah jam setengah satu kurang semenit nih! Aduh, aku gak bakal tahu apa yang terjadi beberapa jam lagi dikantor bahasa. Oh no, piring-piringku didapur belum sempat ku bersihkan. Aduh... Tidak.
Apapun yang terjadi, inilah jadinya.
Kak Tari... Afwan...
Jadi penasaran, kira-kira wajah kak Tari ntar gimana ya waktu baca tulisan aneh ini???
Ada puisi lama gak ya yang bisa di bawa tuk mengganti tulisan aneh ini???
Loading...

Tidak ada komentar: