BUMI TIDAKLAH BERPUTAR, SEBELUM DIPERINTAHKAN UNTUK BERPUTAR

Kamis, 15 Desember 2011

Batu di laci meja-Tugas CCM awal 1

Setiap hari sepulang sekolah Eza selalu bercerita kepada teman-temannya bahwa suatu hari ia akan menjadi pengusaha batu permata, cerita yang selalu ia ulang ketika ia di ejek teman-temannya karena selalu menaruh batu dibawah laci mejanya. 

Saat jam istirahat ia sering memandangi batu-batu itu layaknya seorang pegawai kantor yang memandang gaji pertamanya awal bulan ini. Tak jarang Eza menjadi bahan olok-olokan oleh teman bahkan gurunya. Tapi ia tidak peduli, karena baginya batu yang ia temukan adalah batu unik dan cantik menurut penglihatannya. Dan ia akan tetap mencari dan mengumpulkan batu unik dan cantik itu dimanapun ia berada. 

Kini Eza sudah menyelesaikan sekolahnya dan batu-batu di laci itupun sudah terkumpul menjadi 1 karung goni. Ibu terkadang bingung dengan tingkah Eza yang aneh, mengumpulkan batu dan menyimpannya. Dan tetap Eza selalu beralasan bahwa ia pengin menjadi pengusaha batu permata. Kebiasaan Eza mengoleksi batu itu tetap tidak berubah bahkan tetap terbawa sampai ia akan menamatkan strata 1 di bidang ilmu kelautan. Dan koleksi batunya kali ini tentu lebih beragam tidak hanya didarat bahkan di lautpun menjadi koleksi pelengkapnya. Eza semakin senang melihat hal ini, tapi tidak dengan Ayah. Ia sudah mulai geram melihat puluhan goni mulai bersarang di gerasi belakang rumahnya. Akhirnya tanpa sepengetahuan Eza ayah membuang batu-batu itu di halaman belakang tepat di bawah kamar Eza dan sisanya ditumpuk menyudut didekat sana. 

Sepulang sekolah Eza langsung menuju kamar dan merebahkan diri sebelum akhirnya nanti ia akan memasukkan batu-batu yang ia dapat hari ini ke kantong goni koleksi bebatuan unik itu. Seperti biasa ia akan membuka jendela belakang dan membiarkan angin sejuk berebutan memenuhi kamar tidurnya. Dan alangkah kaget ketika Eza melihat batu-batu kesayangannya sebagian telah tersebar memenuhi halaman belakang. Eza sedih dan langsung berlari menuju Ibu dan bertanya siapa yang telah membuang semua batu berharganya

“Kali ini ayah benar-benar marah Za.” Kata Ibu 

“Iya tapi kan tidak boleh seenak mebuang batu-batuku tanpa izin.” Sela Eza. “ibu, ibukan tahu aku sudah lama mengoleksi batu itu dan mungkin bagi Ayah, Ibu, dan teman-temanku itu hanyalah sebuah batu biasa, tapi tidak bagiku Ibu. Itu adalah batu berharga yang telah kukumpulkan selama 13 tahun dan itu batu yang unik. Ibu tahu kan?. Ibu, kali ini aku kecewa kepada Ayah.” 

“Eza, sudahlah. Sabar ya. menurut Ibu, bila engkau masih mau batu-batu yang lain itu selamat lebih baik Engkau pindahkan batu-batu itu ketempat yang lebiih aman.” 

Kata-kata ibu tadi membuat Eza butuh tenaga ekstra untuk menyiapkan tempat yang sesuai untuk batu-batu kesayangannya. 

Toko demi toko sudah di jalani untuk menawarkan batu-batu cantiknya. Tapi ternyata usaha Eza gagal. Ternyata batu itu memang hanya batu bagi mereka. Tapi Eza tidak akan berkecil hati. Dan tiba-tiba Eza teringat dengan teman Ayah yang berjualan batu untuk menghias rumah, tiang dan dinding dengan batu-batu alami. Dan yap! Kali ini Eza berhasil. Bahkan ia takjub dengan batu-batu indah Eza. Satu kali, dua kali dan ternyata semakin lama permintaan terhadap batu-batu hiasnya semakin bertambah. Kini Eza sudah dapat penghasilan dari kumpulan batu-batu hiasnya. Dan perlahan uang itu ia tabung untuk nanti benar-benar ia berikan permata yang asli.

101011

Tidak ada komentar: